lain, Cente Manis, Kramat Karem, Sirih Kuning, Glatik, Nguknguk, Surilang, Lenggang Kangkung, Kudebel, Stambul Jampang, Jali-jali dan
Kembang Siantan. Gambang Kromong sangat terbuka akan menerima pengembangan.
Itulah sebabnya sekarang ini banyak orang mengenal Gambang Kromong dengan sebutan Gambang Kromong kombinasi atau modern. Dikatakan
kombinasi karena susunan alat musik asli ditambah dengan alat musik Barat, seperti gitar, gitar melodi, bass, organ, saksofon, drum, dan
sebagainya. Gambang Kromong kombinasi inilah yang dapat memenuhi semua keinginan penonton karena dapat dibawakan jenis lagu dangdut,
kroncong, pop, bahkan gambus. Seniman musik pop pun bisa mempopulerkan lagu-lagu Gambang
Kromong, seperti Benyamin S., Ida Royani, Lilis Suryani, Herlina Effendi dan lain-lain. Sementara itu tokoh gambang kromong yang masih terkenal
hingga saat ini adalah Liem Lian Pho Pemimp in Rombongan “Selendang
D elima”, Suryahanda Pemimpin Rombongan “Naga Mustika”, Samen,
Acep, Marta Pemimpin Rombong an “Putra Cijantung”, yang mana
sebelumnya itu dipimpin oleh Nya’at, Amsar Pemimpin Rombongan
“Setia Hati” dari Bendungan Jago, Samad Modo Pemimpin Rombongan “Garuda Putih”, L. Yu Hap, Tan Kui Hap, dan Jali Jalut.
24
Kesenian tradisional Betawi tidak selamanya berada pada posisi yang aman dan tentram. Ada saatnya kesenian tradisional ini mengalami kejayaan
dan ada saatnya mengalami kemunduran. Berbagai faktor yang mendorong
24
Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004, h. 6-7.
orang semakin melupakan akan kesenian tradisionalnya diantaranya, faktor kemajuan teknologi dan kemajuan zaman. Selain itu juga dikarenakan
banyaknya kebudayaan yang masuk dari penjuru dunia yang menguasai sikap dan tingkah laku masyarakat setempat yang menyebabkan kehidupan
kesenian tradisional yang dulu menjadi tuan rumah di Negeri sendiri sekarang semakin tersisih.
25
Kesenian tradisional yang hanya memiliki sedikit ruang tidak begitu saja mengalah dengan perkembangan yang datang silih berganti. Dengan
sedikitnya ruang untuk kesenian tradisional inilah mau tidak mau kita harus menerima sentuhan estetika dan artistik modern yang datang. Akan tetapi
dengan menerima sentuhan artistik dan estetika modern sudah pasti jangan sampai menghilangkan keaslian budayanya melainkan bertujuan hanya
untuk memperkokoh dan memperkaya kesenian dan kebudayaan tradisional Betawi.
26
25
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004, h. 32-34.
26
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, h . 19.
43
BAB III GAMBARAN UMUM MUSIK GAMBANG KROMONG
DAN KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG
A. Musik Gambang Kromong
Gambang Kromong adalah salah satu musik tradisional yang cukup populer ditengah maraknya blantika musik Indonesia. Jenis musik ini
merupakan perbauran antara unsur Pribumi dengan unsur Cina. Perbauran itu tampak pada alat musiknya.
Pertunjukan seni Gambang Kromong sering kita lihat dan dengar di radio, di layar kaca, bahkan di hotel berbintang. Grup seni musik
Gambang Kromong juga tampil dalam acara-acara budaya yang bernuansa Betawi dan Festival-festival lainnya. Seperti yang dituturkan
oleh salah satu informan: kite mah tampil dimane aje, di ulang tahun Jakarta, acara hajatan,
dan salah satunye kite tampil secara rutin di Setu Babakan, disitukan tempat pelestarian kesenian Betawi, sekaligus buat
menghibur pengunjung yang dateng ke Setu Babakan dan sekaligus juga buat melestarikan seni budaya Betawi.
1
1. Susunan Musik Gambang Kromong
Dalam musik Gambang Kromong secara orkestra Barat tidak ada aturan yang baku, karena alat yang dimainkanpun tidak selengkap pada
orkestra Barat. Pada musik Gambang Kromong alat musik pokok yang dimainkan ada Sembilan yakni: Gambang, Kromong, Tehyan, Kongahyan,
Shukong, Kemong,
Kendang, Kecrek, dan Ningnong.
1
Wawancara Pribadi dengan Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011.
Musik Gambang Kromong untuk mengiringi arak-arakan, pada umumnya yang memainkan melodi berada di depan barisan, karena
pemain melodi yang mengatur harmonisasi dari irama musik serta agar terliat elegan, sedangkan musik Gambang Kromong yang dimainkan
dalam setiap hajatan tidak ada aturan dalam penempatan masing-masing alat musik, akan tetapi penempatannya terserah pada pemain saja dimana
pun mereka mau selama masih dalam satu area, bahkan duduk dilantai pun tak mengapa. Sedangkan untuk urutan lagu yang dimainkan juga tidak ada
ketentuan yang baku, bahkan terkadang lagu yang dibawakan itu di
tentukan atas permintaan penanggap, dan penonton. seperti yang
dituturkan oleh salah satu pemain: Pada awalnye, musik yang mau dimaenin itu sejalan ama ape yang
udah disiapin sebelum tampil, tapi kadang-kadang pas kite tampil penonton atau penanggap minta kite maenin musik atau lagu yang
mereka mau, nah otomatis kite sebagai pemain harus ikutin, soalnya kite kaga mau bikin penonton atau penanggap kaga
senang atau kecewa.
2
2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong
Dalam musik Betawi terjadi pembauran atau pencampuran antara unsur Cina, Arab dan Barat dengan pribumi. Pembauran itu tampak pada
alat musik Gambang Kromong yaitu kemor, gendang, kecrek, kempul dan gong, rebab, gitar, misalnya perbaduan alat musik betawi dengan unsur
dari alat musik Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu sukong, tehyan, dan kongahyan
, sedangkan perpaduan antara alat musik Betawi dengan
Arab dan Barat dapat terlihat dari rebab dan gitar. Seperti yang di ungkapkan oleh pemain Gambang Kromong bapak Liman Sagita:
2
Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.
Dulu mah alat musik Gambang Kromong cuma sedikit, sekarang mah banyak banget. Ya gara-gara perubahan zaman juga,
sekarang mah alat musik Gambang Kromong ditambah ama gitar, gendang, kecrek, kemor, sama gong.
3
Instumen alat musik Gambang Kromong secara keseluruhan ini terdiri dari
4
: a
Gambang, instrument pukul yang mempunyai sumber suara sebanyak 18 buah bilah dengan skala tangga nada khas Cina
terbuat dari kayu, berasal dari Jawa dan Sunda. b
Kromong, instrumen pukul dari logam, bentuknya mirip dengan boning Jawa yang terdiri dari 10 buah sumber suara yang
berbentuk seperti mangkok. c
Tehyan, semacam biola berukuran kecil berasal dari Cina, cara memainkannya dengan cara menggesek pada posisi tegak dan
pemain duduk bersila. d
Kongahyan, semacam rebab berukuran sedang dan berasal dari Cina, yang memiliki suara tinggi seperti suara biola, yang
berfungsi sebagai berlagu senada dengan penyanyi. e
Shukong, semacam biola berukuran besar dan berasal dari Cina, cara memainkannya digesek dan berfungsi sebagai pemanis
dikarenakan digesek sewaktu-waktu saja. f
Kemong, semacam gong kecil berasal dari gamelan Jawa dan Sunda.
3
Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.
4
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004,
h. 42.