Kajian Sosiologi Tentang Teori Adaptasi

tertentu untuk dimanfaatkan sebagai alat dalam rangka mencapai tujuan yakni penyesuaian dengan perkembangan zaman. Dalam tataran praktis, adaptasi ini dapat dioperasionalkan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh suatu kelompok, semisal kelompok musik, dalam menyediakan sarana demi menunjang terealisasinya tujuan. Dalam konteks adaptasi musik tersebut, para actor mencoba mendesain ulang penampilannya dengan keadangan lingkungan. Kedua, Goal Attainment merupakan suatu pencapaian tujuan. Agenda keteraturan sistem sosial kedua Parson ini ditujukan pada keharusan bagi sistem untuk memiliki kemampuan bertindak, guna mencapai tujuan, terutama pada tujuan bersama pada anggota suatu sistem. 31 Titik tekan pada tahapan ini, meliputi pengambilan keputusan dari tujuan utama yang mendasari motivasi untuk melakukan desain ulang terhadap alat-alat, lagu-lagu, kostum, dan regenerasi pemain. Pada tatanan praktis dilapangan, tahap ini diarahkan pada proses perumusan kebijakan oleh pimpinan kelompok musik. Ketiga, Integration sebagai mekanisme yang mengatur sesuatu agar tidak terjadi pertentangan diantara individu-individu, kelompok, atau subsistem yang ada sehingga terjadi keseimbangan dalam sistem secara keseluruhan. 32 Dalam kelompok masyarakat terdapat mekanisme-mekanisme pembagian kerjanya, sehingga tidak terjadi 31 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193. 32 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar Yogyakarta: PT. Tiara Wacanayogy, 1990, h. 192. suatu pertentangan dari berbagai hal. Parsons menyatakan bahwa integrasi ini merupakan persyaratan yang berhubungan dengan internalisasi antara pemimpin dan anggota kelompok, sehingga sistem sosial itu berfungsi efektif sebagai satu kesatuan yang termanifestasi kedalam solidaritas kelompok. Artinya, solidaritas internal dalam kelompok dapat dibangun melalui ikatan emosional untuk menghasilkan kerja sama. Keempat, Latent Pattern Maintenance and Tension Management merupakan suatu sistem nilai dan kepercayaan yang beroperasi sebagai rancangan yang melegitimasi dan berkelanjutan bagi institusi utama dan sebagai pola motivasional yang terstruktur bagi anggota- anggotanya. 33 Dalam lembaga ekonomi menjalankan fungsi adaptasi lingkungan, pemerintah bertugas untuk pencapaian tujuan umum, lembaga hukum dan agama menjalankan fungsi integrasi, dan yang terakhir, keluarga, dan lembaga pendidikan berfungsi untuk usaha pemeliharaan. 34 Analogi dengan tubuh manusia mengakibatkan Parsons merumuskan konsep “keseimbangan dinamis-stasioner” homeostatic equilibrium. Apabila satu bagian tubuh manusia berubah, maka bagian yang lain akan mengikutinya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan intern dan mencapai keseimbangan. 33 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar Yogyakarta: PT. Tiara Wacanayogya, h. 194. 34 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, h. 11. Demikian juga dengan suatu masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan, akan tetapi teratur. Perubahan sosial yang terjadi pada satu lembaga akan berakibat pada perubahan di lembaga lain untuk mencapai keseimbangan baru. Dengan demikian, masyarakat bukan sesuatu yang statis, tetapi dinamis, sekalipun perubahan itu amat teratur dan selalu menuju pada keseimbangan baru. 35

3. kajian Sosiologi tentang Teori Perubahan Sosial

Setiap saat masyarakat selalu mengalami perubahan. Jika dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa tahun yang lalu. Maka akan banyak ditemukan perubahan baik yang direncanakan atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat. Perubahan- perubahan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sosial yang ada. Dimana manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Oleh karena itu manusia selalu mencari sesuatu agar hidupnya lebih baik. Ada beberapa ahli sosiologi yang memberikan definisi tentang perubahan sosial, antara lain: 36 Kingsley, seorang sosiolog dari Barat, sebagaimana yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, mengartikan perubahab sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Dan menurut Mac Lver, sebagaimana yang dikutip oleh Soerjono Soekanto menyatakan bahwa perubahan sosial adalah 35 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, Jakarta: LP3ES, 1994, h. 11. 36 Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press, 1994, perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. 37 Auguste Comte berpendapat bahwa perkembangan yang positivisme akan mengakibatkan kemajuan secara terus-menerus, itu adalah pasti. Teorinya mengandung implikasi bahwa sejarah bergerak ke tujuan akhir, dan bahwa tahap-tahap sejarah sebelumnya penting, terutama karena sumbangannya terhadap tujuan akhir ini. Tahap ini merupakan satu masyarakat dimana bimbingan intelektual dan moral yang diberikan oleh para sosiolog akan memungkinkan pemimpin- pemimpin politik untuk mementukan suatu kebijaksanaan yang akan menjamin seseorang untuk hidup bersama secara harmonis. Comte sendiri memakai model kemajuan linier garis bujur inilah yang menuju ke satu tujuan. 38 Ahli ilmu sosial tidak sependapat dengan Comte tentang masa yang akan datang menjamin kemajuan yang terus-menerus, dan mereka tidak melihat sejarah manusia memperlihatkan suatu pola gerak linier yang luas menuju suatu tahap akhir. Bidang-bidang tertentu dari kemajuan linier dapat dilihat dari kemajuan yang terjadi dalam teknologi. 39 Model yang dipakai oleh Comte mengenai kemajuan linier, dapat dipertahankan dengan menggunakan model perubahan sosio- 37 Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press, 1994, h. 187. 38 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jakarta: PT. Gramedia, 1986, h. 94-95. 39 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jakarta: PT. Gramedia, 1986, h. 95. budaya yang digunakan oleh Sorokin. Pandangan Sorokin mengenai hakekat sosial memiliki hubungan yang sangat erat dengan Comte. Dikarenakan keduanya lebih memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa budaya, dan menekankan pentingnya gaya intelektual, dan cara memandang dunia atas bentuk-bentuk pengenalan pola-pola organisasi sosial serta perilaku manusia. 40 Perubahan sosial budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat direncanakan atau diarahkan. Teori Linier dibedakan menjadi dua yaitu: Pertama, Teori Evolusi yaitu, Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan sosial budaya dari masyarakat primitif, tradisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap. Comte mengemukakan perkembangan masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir masyarakat tersebut yaitu tahap teologi khayalan, tahap metafisis abstraksi dan tahap ilmiah positif. Dan kedua, Teori Revolusi yaitu, Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastis atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat termasuk lembaga kemasyarakatan. 41 Comte juga menjelaskan kemajuan evolusioner umat manusia dari masa primitif sampai ke peradaban Prancis abad kesembilan belas yang sangat maju. Hukum ini menyatakan bahwa masyarakat- 40 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jakarta: PT. Gramedia, 1986, h. 95. 41 Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press, 1994, h. 398.