Hilangnya Unsur Waktu dan Tempat dalam Cerita Qarun

yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Allah terlebih dahulu memberi peringatan kepada Qarun, Firaun, dan Haman lewat Nabi Musa. Namun mereka tetap berlaku sombong dan yang terjadi setelahnya ialah Allah mengazab mereka dengan cara yang bermacam-macam. Di akhir ayat pesan tersebut disampaikan bahwa Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri lewat sikap sombong tersebut. Dengan adanya penyampaian pesan seperti ini membuat orang yang membaca cerita Qarun bisa mendapatkan pesan yang ingin disampaikan dari cerita tersebut berupa hikmah dan pelajaran mengenai akhlak. Tidak hanya sekadar cerita yang dijelaskan panjang lebar, tetapi tidak tahu isi pesan yang terkandung di dalamnya.

F. Pengulangan Cerita

Salah satu akibat dari pengaruh tunduknya cerita Al-Qur’an terhadap maksud tujuan agama ialah pengulangan cerita. Kalau ada cerita yang diulang pasti ada tujuan kenapa Al-Qur’an mengulang cerita tersebut dan tidak berbentuk pengulangan mutlak tanpa maksud dan tujuan. Pengulangan tersebut disesuaikan dengan konteks kapan diturunkan dan keadaan pada saat nabi Muhammad menerimanya. Sebaliknya jika ada cerita yang tidak diulang, pasti ada tujuan pula mengapa Al-Qur’an tidak mengulang cerita tersebut. Kembali lagi hal ini karena diulang atau tidak sebuah cerita itu merupakan bagian dari tujuan cerita Al-Qur’an itu sendiri, yakni menyampaikan pesan-pesan agama. 31 Cerita dalam Al-Qur’an yang paling banyak mengalami pengulangan adalah cerita Musa dan Firaun, dan sejarah Bani Israil. Yang perlu digarisbawahi dalam pengulangan cerita Nabi Musa adalah adanya perbedaan antara spirit universal dalam cerita Musa pada surat-surat Makkiyah, dan spiritnya dalam 31 Quthb, op. cit., h.171. surat-surat madaniyah. Cerita tentang Qarun yang merupakan umat Nabi Musa Bani Israil terdapat dalam surat Al-Qashash yang merupakan surat Makkiyah. Cerita tentang Musa dalam surat-surat Makkiyah lebih menekankan hubungan umum antara Musa di satu sisi, dan Firaun dengan para koleganya Qarun di sisi lain, tanpa menyinggung keadaan Bani Israil di hadapan Musa. Sedangkan dalam surat-surat Madaniyah, di mana dibicarakan hubungan antara Musa dengan Bani Israil, juga hubungan dan kaitannya dengan problematika sosial dan politik. 32 Orang yang mencermati dengan seksama cerita-cerita Al-Qur’an, akan menemukan bahwa cerita-cerita yang diulang selalu membawa pesan tauhid, atau untuk menunjukkan pertolongan Allah yang pasti diberikan kepada utusannya dalam menghadapi musuh, atau untuk memantapkan pelajaran yang dapat dipetik oleh kaum muslimin serta membungkam keangkuhan orang-orang kafir. 33 Cerita Qarun di dalam Al-Qur’an merupakan jenis cerita yang habis diceritakan dalam satu tempat. Artinya tidak didapati lagi selain di Surat Al- Qashas ayat 76-81 cerita tentang Qarun. Kecuali hanya pengulangan penyebutan nama Qarun yang terdapat dalam surat Al-Ankabut ayat 39-40:                                               Dan juga Qarun, Firaun dan Haman. dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan membawa bukti-bukti keterangan-keterangan yang nyata. akan tetapi mereka berlaku sombong di muka bumi, dan tiadalah mereka orang- orang yang luput dari kehancuran itu. Maka masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali 32 Ma’rifat, op. cit., h.54. 33 Hijazi, op. cit., h.384. tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Juga yang terdapat dalam suratAl-Mu’min ayat 24:         Kepada Firaun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: Musa adalah seorang ahli sihir yang pendusta. Kedua pengulangan nama Qarun itu tidaklah mengulang cerita Qarun secara khusus, karena penyebutan nama Qarun juga disandingkan dengan Firaun dan Haman, yang mana mereka adalah umat Nabi Musa yang sama-sama mengingkari ajaran Nabi Musa, yang pada akhirnya Allah mengazab mereka akibat perbuatan mereka sendiri. Ini berarti cerita tentang Qarun memang hanya ada dan habis di satu tempat saja, Surat Al-Qashas ayat 76-81. Karena cerita tentang kaum yang binasa akibat ingkar dengan ajaran Nabinya sudah banyak di ulang dalam cerita Al-Qur’an. Sehingga cerita Qarun ini hanyalah “pengulangan” dari sekian cerita yang sama sebetulnya, hanya pelakunya saja yang berbeda.

G. Episode Kemunculan Tokoh

Dalam Al-Qur’an, tokoh Qarun diceritakan ‘tiba-tiba” sebagai seorang laki-laki dewasa yang kaya raya. Tidak disebutkan bagaimana kelahirannya, masa kecilnya, bahkan bagaimana usahanya sehingga menjadi kaya raya. Hal semacam ini banyak dijumpai di dalam cerita Al-Qur’an di mana tokoh-tokoh yang disebutkan dalam cerita Al-Qur’an tiba-tiba muncul dalam keadaan sudah dewasa. Masa kelahiran, kanak-kanak, dan remajanya tidak diceritakan. Seperti Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shaleh, Nabi Luth, Nabi Syua’ib dari kalangan para nabi, atau Firaun dari kalangan orang-orang durhaka. Tentunya hal ini mempunyai tujuan tersendiri. Mungkin saja kalau tokoh Qarun diceritakan dari masa kelahiran, kanak- kanak, remaja hingga dewasa dan bagaimana ia mengumpulkan kekayaannya, hal ini akan mengurangi nilai keindahan bercerita Al-Qur’an. Lagi pula kalau tidak ada yang istimewa dan bisa diambil sebagai pelajaran pada masa-masa tersebut