Jenis dan Metode Penelitian Sumber Data

akhirat sebagai tujuan dan dunia sebagai sarana mencapai tujuan. Ketiga, ayat di atas menggunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara tentang kebahagiaan akhirat, sedangkan perintah menyangkut kebahagiaan duniawi berbentuk pasif yakni, jangan lupakan. Hal ini menunjukkan perbedaan penekanan di antara keduanya. Ayat 78                                Ia berkata: Sesungguhnya aku hanya diberinya karena ilmu yang ada padaku dan apakah ia tidak mengetahui, bahwa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, dan lebih banyak himpunan nya? dan tidaklah ditanya tentang dosa-dosa mereka para pendurhaka itu. Selanjutnya pada ayat 78, setelah mendengar nasihat yang disampaikan di atas, Qarun semakin lupa diri dan angkuh. Ia berkata: “Sesungguhnya aku memperoleh harta itu, karena ilmu dan kepandaian yang mantap yang ada padaku,” yakni tidak ada jasa siapa pun atas perolehanku itu. Pandangan ini disanggah oleh lanjutan ayat yang bagaikan menyatakan Apakah ia begitu bodoh dan lengah sehingga tidak mengetahui, bahwa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat yang hidup tidak jauh dari masa sebelum Qarun dan mereka itu lebih kuat badan dan kemampuan serta lebih banyak himpunan harta serta pengikut yang bersimpati padanya dibandingkan dengan si Qarun itu? Sungguh kedurhakaan Qarun telah demikian jelas. 3 3 M. Quraish Shihab, Al-Lubab Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah Al- Qur’an, Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2007, Cet I, h. 80. Ayat 79-80                                        Maka keluarlah ia kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkata mereka yang menghendaki kehidupan dunia: Moga-moga kiranya kita memiliki seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai bagian yang besar. Dan berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: Kebinasaan bagi kamu. Pahala Allah adalah jauh lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Dan tidak diperolehnya kecuali oleh orang- orang yang sabar. Nasihat yang disampaikan kepada Qarun tidak digubrisnya. Bahkan tidak lama setelah dinasihati keangkuhannya lebih menjadi-jadi. Maka keluarlah ia kepada kaumnya, yakni khalayak ramai dalam kemegahannya. Diceritakan bahwa ia keluar pada kaumnya dengan mengenakan perhiasannya dan membanggakan diri terhadap masyarakat. Pamer kekayaan ini telah membuat orang yang menghendaki kehidupan dunia memiliki seperti apa yang diberikan kepada Qarun. Mereka menganggap Qarun mempunyai bagian yang besar dari keberuntungan dan kenikmatan duniawi. Sedangkan orang yang berilmu menganggap aneh apa yang diharapkan oleh mereka yang ingin seperti Qarun. Hal ini dikarenakan mereka yakin pahala yang disediakan Allah itu jauh lebih baik dari yang dimiliki Qarun. 4 4 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1993, h. 174-175.