1. Faktor Pendukung
Salah satu pendukung dari pihak kaderisasi yaitu harus adanya struktur kepengurusan dan koordinasi dengan semua pihak. Dan tentunya harus
ada polo uf dari defisi kaderisasi terhadap para kader.
2. Faktor Penghambat
Dalam setiap kegiatan Organisasi yang memperoleh keberhasilan pasti, menempuh berbagai hambatan-hambatan yang harus diatasi, agar
kegiatan berjalan dengan tujuan organisasi tersebut. Hambatan dalam Organisasi dalam Kaderisasi di PB PII.
Adapun faktor penghambat biasanya mengalami hambatan dalam materi keuangan tapi pada akhirnya PII masih bisa menyelenggarakan
kegiatan yang berkaitan dengan training. Ada dari beberapa PB PII hambatannnya secara personal karena masing-masing sibuk dengan kuliah,
urusan pribadi, tetapi ketika dia berikrar untuk menjadi instruktur di setiap pelatihan-pelatihan.
3. Solusi
Yaitu cara pandang bahwa identitas PII adalah organisasi kaderisasi, kalau itu terus menguat menjadi mainstream diseluruh kader apapun
hambatannya kaderisasi akan tetap berjalan. Karena kaderisasi amat penting bagi penyiapan kader selanjutnya memperkuat kita untuk melanjutkan misi PII
kalau cara pandang tidak benar sudah tidak akan berjalan. Sesuai dengan perkataan dari defisi kaderisasi Sepanjang ini PII menjadi cara pandang
seluruh kader adalah hal yang terbaik dan skala prioritas. Kalaupun banyak orang lain PII main ke dunia eksternal main didunia massa ketika kita prioritas
disana maka kaderisasi di PII akan runtuh maka pada akhirnya seluruh institusi di bawah PB konsentrasi diwilayah kaderisasi. Ketika kaderisasi ini kuat maka
kaderisasi ini bisa mendistribusikan orang-orang terbaik kedunia eksternal. jadi pada akhirnya kaderisasi itu selain mempersiapkan kader generasi
selanjutnya, juga menyiapkan kader-kader strategis. Peran serta masyarakat dalam membangun masyarakat. Intinya yang dapat saya petik dari apa yang
dikatakan defisi kaderisasi adalah skala prioritas, artinya memperkuat kondisi internal di tubuh PII dengan cara memupuk dan mempersiapkan para kader
agar mampu bersaing dan mendistribusikan orang-orang terbaik kedunia eksternal.
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Organisasi di PII khususnya Pengurus Besar menggunakan bentuk
komunikasi Organisasi dalam kaderisasi lebih menggunakan komunikasi secara Interpersonal, komunikasi kelompok kecil, komunikasi horizontal,
Diagonal, Vertikal terdiri dari upward communication komunikasi keatas dan downward communication komunikasi dari atas kebawah
dalam kaderisasinya, biasanya Pengurus Besar bekerja sama dengan pengurus wilayah dalam menjalankan program bersama seperti kaderisasi
dengan acuan pengurus wilayah ingin mengadakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan kaderisasi seperti advan training pelatihan Instruktur dan
sebagainya dengan meminta bantuan pengurus Besar biasanya dianggap sebagai program bersama. Atau pengurus besar turun langsung kebawah
seperti dengan mengadakan basic Training, Intermedit Training, Advan Training, Pelatihan Instruktur tingkat nasional, dengan bekerja sama
dengan keluarga Besar, Biasanya Pengurus Besar langsung terjun di daerah tertentu di karenakan regenerasinya terancam maka dikenalah
istilah perintisasan. 2.
Materi dan metode yang diberikan kepada para kader seputar Iman Dan Takwa, Jati Diri, Ilmu Pengetahuan Dan Tekhnologi, Kepemimpinan,
Kelembagaan, Kebudayaan dan Peradaban, Keumatan, Ekonomi, Lingkungan Dan Kesehatan, Ke- PIIan Sedangkan metodenya adalah