Untuk memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk mengikuti
program memepersiapkan
calon pemimpin,
yang diselenggarakan dalam jangka Untuk mempersiapkan calon pemimpin
yang berkualitas dalam suatu organisasi, perlu dilakukan kegiatan kaderisasi
Berdasarkan apa yang saya temukan dalam pengurus besar sendiri selalu dilibatkan dalam pelatihan kepemimpinan seperti Leadership
Basic Training, Leadership Intermediate Training, dan Leadership Advance Training . sedangkan program-program kementrian organisasi PII
khususnya PB selalu mendapatkan undangan dari kementrian. 3
Memberikan tugas belajar Berdasrkan apa yang saya temukan organisasi PII khususnya PB
PII selalu memberikan informasi untuk tugas belajar terhadap para kadernya yang berkualitas. Serta para kadernya yang mengikuti program
beasiswa itu. Di jadikan sebagai investasi organisasi. Diharapkan agar para kadernya yang mengikuti beasiswa itu bisa menggantikan kepengurusan
PII di masa yang akan datang. Berdasarkan yang saya temukan dan analis Ada beberapa metode
yang digunakan dalam kaderisasi.
B. Metode dan Materi Yang diberikan dalam kaderisasi
Metode di sisi lain berarti jalan atau cara penyajian, metode dakwah menyangkut masalah bagaimana caranya dakwah itu harus dilaksanakan.
Tindakan atau kegiatan dakwah yang telah dirumuskan akan efektif jika dilaksanakan dengan cara yang tepat. Kalau ditinjau secara umum, metode
dakwah terbagi menjadi tiga bagian yaitu : bil lisan, bil hall, dan bil kitabah
Berdasarkan apa yang saya temukan di tubuh organisasi PII dari segi metode yang PII gunakan adalah metode partisipatif. Jika dikaitkan
dengan metode dari segi pendekatan dakwah dalam kaderisasi, dengan pendekatan unit pengembangan materi di PII ini sangat berkaitan. Karena
setiap kaderisasi di PII itu tidak terlepas dari kegiatan dakwah. Begitu juga dengan materi yang diberikan terhadap para kader yaitu berkaitan dengan
materi keislaman karena organisasi PII sebagai organisasi dakwah. Aternatif metode yang yang dapat digunakan di PII adalah :
a. Informasi: yaitu memberikan informasi terhadap para kader agar para
kader memahami apa yang di informasikan demi berjalannya proses kaderisasi.biasanya ketika setiap diadakannya kegiatan salah satunya
training. b.
Tanya jawab: adalah sesuatu yang dipertanyakan kemudian harus di jawab. Biasanya dilakukan setiap ada kegiatan training ataupun kegiatan lainnya .
Ini dilakukan oleh para pengajar atau instruktur terhadap peserta atau para kader PII dengan tujuan ketika dalam menyajikan meteri terkesan
tidak monoton, dan kesannya hidup. c.
Tugas: adalah perintah dari seorang instruktur terhadap para peserta training. Biasanya dilakukan oleh para Instruktur dengan memberikan
tugas kepada para peserta training . baik itu berupa tugas menyelesaikan suatu study kasus dan lainnya.
d. Diskusi yaitu pembahasan terhadap suatu masalah, biasanya atas perintah
seorang Instruktur disetiap kegiatan pentrainingan. Agar para peserta mampu berdiskusi dan mengeluarkan argumentasinya melalui partisipasi
dari para peserta terhadap suatu materi. e.
Praktik: yaitu sesuatu yang sifatnya turun langsung ditengah lapangan. Biasanya disetiap kegiatan yang ada di PII selalu praktek atas perintah
instruktur dengan memberikan sebuah tugas disana agar dituntut para kader PII mengetahui kondisi lapangan kemudian bisa beradaptasi dengan
lingkungan itu. F.
Game adalah sebuah permainan, biasanya game ini trermasuk kategori Ice breaker di tengah materi, tetapi masih ada korelasi antara materi dan
gamenya dan disana instruktur harus mempunyai tingkat kreatifitas dalam memberikan game terhadap para peserta. Dengan tujuan agar menarik
antusias para peserta. Berdasarkan apa yang saya temukan dan amati di PII menggunakan
sistem partipatorik. Dimana peserta atau para kader dianggap sudah memiliki pengetahuan, tinggal bagaimana mengarahkan segala potensi
para kadernya. Materi adalah bahan yang disampaikan oleh seorang da’I dalam
berdakwah. Pada dasarnya materi dakwah islamiyah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Secara global, materi dakwah dapat
diklasifikasikan menjadi tiga hal yaitu masalah akidah, syariah, dan masalah akhlak.
10
10
Barmawi Umary, Azas-Azas Dakwah, Solo : Ramadhan, 1995, Cet. Ke.3, h.77
Di setiap materi dalam kaderisasi yaitu tidak terlepas dari materi- materi keislaman dengan bertujuan agar para kader bisa menjadi kader yang
islami dan bisa menjalankan setiap materi yang disampaikan Disini organisasi PII sebagai organisasi dakwah dan ini terlihat pada metode yang PII terapkan
ketika proses kaderisasi berlangsung. Adapun pendekatan terhadap para kadernya yaitu menggunakan metode partisipasif dimana agar para kader
lebih berperan aktif dalam berdakwah. sesuai dengan syari’at.
Berdasarkan apa yang saya dapat dari buku Ta’dib Kaderisasi
bahwa Materi yang diberikan dalam kaderisasi yaitu berorientasi pada : a.
Iman dan Takwa. Hal ini didasarkan kepada problem krisis spiritual, dekadensi
moral, dan penyimpangan akidah. Dengan demikian perlu adanya pembenahan hal itu dengan menekankan pentingnya pembinaan iman dan takwa, yang
berfungsi sebagai penjaga bagi keutuhan integritas dalam prilaku dan komitmen kepribadian, yang mampu mengendalikan diri.
b. Jati Diri
Didasarkan pada problem krisis identitas, individualism, egoisme. Biasanya krisis identitas ini menjadikan seseorang tidak memiliki konsep dan
citra diri, kondisi ini menyebabkan seseorang tidak bisa beraktualisasi. Disamping itu juga ada yang namanya problem krisis identitas, individualisme,
dan egoisme. Ini bersifat antisocial merusak. Sikap ini menjadikan seseorang tidak bisa berbaur dengan masyarakat dan lebih mementingkan kepentingan
diri sendiri.
Kedirian yang baik diharapkan menjadikan seorang kader dapat menempatkan diri, berfungsi secara tepat dan membangun lapis peran yang
berarti, sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya, peran tersebut secara langsung ataupun tidak dilakukan untuk mengatasi problema dan
tantangan masyakat. Pembentukan jati diri seseorang harus di mulai dari awal. Hal ini
merupakan langkah pertama untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap kepribadian. Selanjutny kedirian harus dijaga dan dikembangkan secara teratur
dan dengan berbagai rangsangan dan psikologis, baik secara program dalam proses pendidikan maupun secara ilmiah dalam kehidupan masyarakat.
c. Ilmu Pengetahuan Dan Tekhnologi
Hal ini didasari karena tantangan dalam orientasi ini meliputi wawasan iptek, kebodohan, cara berfikir dogmatis, ekslusif maka akan
menyebabkan seseorang berfikir jumud, picik dan kaku tidak dapat melihat alternatif pengembangan untuk menyikapi terhadap realitas yang ada.
Maka disini dianjurkan untuk menguasai dan memimpin peradaban dunia, dengan demikian pemahaman dan pengalaman keagamaan
kader diharapkan selaras dengan penguasaan dan tekhnologi secara terpadu dan berimbang.
d. Kepemimpinan
Berangkat dari sebuah permasalahan yaitu meliputi paternalism, krisis etika, dan rendahnya kapasitas. Dengan adanya paternalisme potensi
kreatifitas dan kemandirian seseorang akan terkungkung sehingga potensi kepemimpinannya tidak teraktualisasikan secra optimal. Krisis etika yang
melanda suatu organisasi akan berimbas tidak akan terjalinnya komunikasi yang selaras dan menyebabkan sering terjadinya salah persepsi.
Kepemimpinan seseorang atas sutu organisasi atau lembaga akan berjalan kurang maksimal seandainya ia tidak memiliki kompetensi
kepemimpinan juga kurang terkelolanya sumberdaya secara baik. e.
Kelembagaan Pada dasarnya Problem kelembagaan yang dihadapi oleh pelajar
Islam Indonesia dewasa ini adalah pengelolaan organisasi dan sumber daya yang kurang profesioanal, produktifitas, dan mutu aktifitas yang masih rendah
serta etika dan rasa kepemimpinan terhadap organisasi. Adapun yang menjadi kendala utama tersendatnya pelaksanaan
program dan kegiatan adalah pengelolaan organisasi dan sdm yang propesional, produktifitas dan mutu aktifitas oragnisasi yang masih rendah
telah menjadi problematika tersendiri ditambah lagi etika dan rasa kepemilikan terhadap organisasi yang kurang tertanam pada hal itu menjadi prasarat untuk
menjaga harmoni dalam kegiatan organisasi, dan menghindarkan prilaku anarkis dan distruktif.
Jaringan komunikasi yang lemah menyebabkan pengelolaan organisasi tidak efisien dan efektif serta rapuhnya kerjasama antar lembaga.
f. Kebudayaan Dan Peradaban
Problem PII meliputi pergeseran nilai-nilai dan pranata sosial, disorganisasi sosial globalisasi sikap konsuntif hedonisme dan kriss paradigm
kebudayaan Islam
Pergeseran nilai dan pranata sosial merupakan konsekuensi logis dari adanya perubahan sosial dimasyarakat.
Disorganisasi sosial terjadi karena perangkt organisasi tidak mampu atau terlambat menyesuaikan diri dengan arus dan perubahan sosial
Globalisasi sebagai kecenderungan transfaransi tata pergaulan dan kerjasama dunia tidak mungkin dihindari hal ini berimbas akan tingginya
tingkat keterpengaruhan dan interaksi budaya dan peradaban dunia. Konsetivisme dan hedonisme akhir-akhirini semakin menguat dan
memiliki kecenderungan untuk semakin meluas pada masa yang akan datang. Krisis paradigm kebudayaan Islam merupakan kondisi yang paling
menyedihkan yang harus dihadapi oleh umat sekarang ini. g.
Keumatan Sosial Politik Berawal dari masalah keumatan dan sosial, politik meliputi
eksekslusifisme, sektarisme, lemahnya struktur politik dan akses terhadap kekuasaan, lemahnya perlindungan HAM, menguatnya hegemoni, tata dunia
baru, struktur sosial politik yang feudal, perimbangan kekuasaan dan krisis idiologi.
Ekslisifisme dan sektarianisme adalah dua gejala yang kurang menghubungkan umat islam khususnya untuk mewujudkan islam sebagai
rahmat lil alamin. Kekuasaan politik adalah salah satu alat dakwah khususnya untuk
penegakan amar ma’ruf nahi munkar secara lebih efektif dan efisien. Tingkat persaingan yang makin keras dan berat untuk bisa mempertahankan eksistensi
hidupnya seseorang kadang-kadang meninggalkan pertimbangan pengaruh
perbuatannya bagi orang lain atau mengabaikan hak-hak orang lain bagi orang lain atau mengabaikan hak-hak orang lain. Menguatnya hegemoni tata dunia
baru seiring dengan arus globalisasi akan berakibat sangat besar terhadap kondisi sosial politik umat Islam.
Penguatan Idiologi umat Islam merupakan kunci utama agar bisa optimal dalam kehidupan sosial politik. Upaya ini sangat penting dalam rangka
mempersiapkan diri berbagai tantangan untuk masa depan. h.
Ekonomi Problem yang dihadapi umat Islam saat ini adalah rendahnya etos
kerja, lemahnya jiwa dan kemampuan wira usaha kesenjangan dan ketidak adilan ekonomi, serta terbatasnya penguasaan sumberdaya ekonomi.
Keadaan, problema dan tantangan dalam bidang ekonomi di atas untuk waktu yang akan datang semakin keras dan berat untuk diatasi, jika umat
Islam tidak melakukan upaya pembenahan secara mendasar dan berkesinambungan, Atas dasar pemikiran tersebut Pelajar Islam Indonesia
menjadikan problema ekonomi sebagai salah satu aspek prioritas yang akan di garap secara serius dan sungguh-sungguh dengan dijadikan sebagai salah satu
orientasi dalam kegiatan pendidikannya. i.
Lingkungan Dan Kesehatan Problem dan tantangan dalam bidang Lingkungan kesehatan
meliputi persoalan krisis lingkungan, buruknya budaya hidup sehat, upaya prefentif, dan kuratif kebugaran dan kesehatan, dikarenakan melihat
pentingnya penjagaan kelestarian lingkunga hidup dan penjagaan kesehatan diri dan masyarakat, PII akan senantiasa mendorong setiap kadernya untuk
secara nyata dan partisifasif terlibat dalam kegiatan tersebut. Karena disadari bahwa aktifitas organisasi harus didukung oleh sdm yang berkualitas yang
salah satunya adalah kesehatan fisiknya. j.
Ke-PII-An Tantangan dan Problem yang terdapat secara khusus dalam
kelembagaan dan kekorganisasian atau ke-PII-an meliputi tidak meratanya pemahaman dan beragamnya aplikasi konstitusi PII, belum optimalnya
aktualisasi peran PII dalam masyarakat dan bangsa, serta problem kaderisasi. Lemahnya pemahaman konstitusi dapat terlihat dari aktifitas
keorganisasian yang menyimpang atau tidak sebangun dengan aturan main organisasi pada hal sebenarnya konstitusi dapat terlihat dari aktifitas
keorganisasian yang menyimpang atau tidak sebangun dengan aturan main organisasi . pada hal sebenarnya konstitusi membangun organisasi menjadi
lebih kokoh dan sistemik sehingga melahirkan aktualisasi organisasi yang sistematis dan berdaya guna.
Aktualisasi peran PII di masyarakat, bangsa dan Negara masih dirasakan minim, meskipun PII memberikan kontribusi sejarah yang cukup
signifikan bagi masyarakat, bangsa dan Negara, namun berbagai problem kelembagaan muttakhir, membuat aktualisasi peran menjadi terlambat dan
tidak optimal, sebagai bagian dari masyarakat dan bangsanya PII seharusnya PII mersa terpanggil oleh kesadaran sejarahnya bagi aktualisasi missinya
ditengah masyarakat. Kaderisasi sebagai tulang punggung pembentukan kader menjadi
kegiatan prioritas dalam organisasi. Kesinambungan misi dan terjaga
eksistensinya sangat dipengaruhi oleh kegiatan kaderisasi. Apabila kegiatan kaderisasi optimal dan berjalan dengan baik maka eksistensi organisasi akan
terjaga dan pencarian tujuan dan misi organisasi semakin menemukan jalan lapang. Namun sebaliknya apabila kaderisasi tidak lancar bahkan terhambat
dan terhenti maka seluruh kegiatan organisasi secra pelan dan pasti akan terhenti pula. Dari sudut pandang yang lain bisa di lihat bahwa kualitas
kaderisasi secara signifikan akan sangat mempengaruhi kualitas pencapaian kegiatan dan pencapaian target serta tujuan organisasi. Karena itu
mengukuhkan kembali pemahaman yang utuh terhadap aturan main organisasi serta optimalisasi pembinaan sumberdaya anggota sehingga meliharkan kader-
kader berkualitas menjadi keniscayaan bagi PII sehingga aktualisasi peran PII di tengah masyarakat, bangsa dan Negara dapat dilakukan secara optimal
11
C. Faktor Pendukung, Penghambat dan solusinya dalam kaderisasi.