kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi informal yang dapat mengarahkan pada pengkonstruksian berbagai prosedur untuk
memecahkan masalah. Strategi informal siswa yang berupa prosedur pemecahan masalah kontestual tersebut dijadikan sebagai sumber
inpirasi dalam pengkonstruksian pengetahuan matematika formal. 4
Interaktif Dalam PMRI, interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran
baik antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru merupakan bagian yang sangat penting. Bentuk interaksi yang akan
terjadi dalam proses pembelajaran dapat berupa negosiasi, penjelasan, setuju dan tidak setuju, pertanyaan, dan sebagainya. Bentuk intersksi ini
dapat digunakan siswa dalam memperbaiki atau memperbaharui model- model yang telah mereka konstruksikan. Sedangkan bagi guru dapat
digunakan untuk menuntun siswa pada konsep matematika formal yang akan diperkenalkan.
5 Interwinment
Interwinment adalah keterkaitan antara konsep-konsep matematika, hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya, atau keterakitan
antara matematika dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya keterkaitan antara konsep penjumlahan dengan pengurangan, penjumlahan dengan
perkalian, atau perkalian dengan pembagian.
c. Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI
Dalam pelaksanaan PMRI terdapat prinsip-prinsip yang harus diketahui. Gravemeijer 1994 mengungkapkan tiga prinsip RME yaitu,
yaitu Guided re-invention, Didactical Phenomenology dan Self-delevoped Model.
20
20
Supinah, dkk. Modul Matematika SD Program BERMUTU, Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, Sleman: P4TK Matematika, 2009, h. 72.
1 Guided Re-invention atau Menemukan Kembali Secara Terbimbing
PMRI memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan matematisasi dengan masalah kontekstual dengan bantuan dari guru.
Siswa ditantang untuk bekerja secara aktif dalam memgkonstruksi sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Pembelajaran matemtika
tidak dimulai dari pemberian sifat-sifat atau definisi atau teorema dan selanjutnya diikuti dengan contoh-contoh, tetapi dimulai dengan
pemberian masalah yang bersifat kontekstual dengan kehidupan siswa, kemudian melalui aktivitas siswa diharapkan dapat ditemukan sifat atau
definisi atau teorema oleh siswa sendiri. Prinsip reinvention menuntut siswa untuk belajar dengan doing mathematics sehingga siswa dapat
mempelajari matematika secara aktif dan bermakna.
2 Didactical Phenomenology atau Fenomena Didaktik
Pembelajaran matematika cenderung berorientasi pada pemberian informasi dan penggunaan matematika yang sudah siap pakai untuk
memecahkan masalah. PMRI mencoba untuk merubah paradigma tersebut dengan menjadikan masalah sebagai sarana utama untuk
mengawali pembelajaran sehingga memungkinkan siswa memecahkan masalah dengan caranya sendiri. Dalam proses memecahkan masalah
tersebut, siswa diharapkan dapat melangkah ke arah matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Proses matematisasi horizontal-
vertikal ini diharapkan dapat memberi kemungkinan siswa lebih mudah memahami matematika dengan objek abstrak. Dalam proses
memecahkan masalah siswa dibiasakan untuk berpikir bebas dan berani berpendapat, karena setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam
memecahkan masalah yang diberikan atau bahkan berbeda dengan pemikiran guru tetapi cara itu benar dan hasilnya benar. Hal tersebut
merupakan suatu fenomena didaktik. Dengan memperhatikan fenomena didaktik yang terjadi di dalam kelas, maka akan terbentuk kegiatan
pembelajaran yang tidak berpusat pada guru teacher centered melainkan pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered.
3 Self-developed Models atau Model yang Dibangun Sendiri oleh Siswa
Pada saat siswa menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan guru, maka siswa akan mengembangkan suatu model matematika dari
permasalahan tersebut. Model ini diharapkan dibangun sendiri oleh siswa, baik dalam proses matematisai horizontal maupun matematisasi
vertikal. Kebebasan diberikan siswa untuk memecahkan masalah secara mandiri atau kelompok, dan dengan sendirinya akan memungkinkan
munculnya berbagai model pemecahan masalah buatan siswa.
Soedjadi mengungkapkan, dalam pembelajaran matematika realistik diharapkan terjadi urutan “situasi nyata” → “model dari situasi itu” → “
model ke arah formal” → “pengetahuan formal”. Menurutnya, inilah yang disebut “button up” dan merupakan prinsip PMRI yang disebut “Self-
developed Models”.
21
d. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI di SD