b. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI memiliki karakteristik sebagai berikut.
1 Menggunakan Masalah Kontekstual
Kegiatan pembelajaran matematika diawali dengan masalah kontekstual, sehingga memungkinkan siswa menggunakan pengalaman
dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya secara langsung. Masalah kontekstual dalam PMRI memiliki beberapa fungsi, antara
lain: a
membantu siswa dalam menggunakan konsep matematika, b
membentuk model dasar matematika dalam mendukung pola pikir siswa bermatematika,
c memanfaatkan realitas sebagai sumber aplikasi matematika,
d melatih kemampuan siswa dalam menerapkan matematika pada
situasi nyata. 2
Menggunakan Model-model Istilah model berkaitan dengan model matematika yang dibangun
sendiri oleh siswa. Ketika siswa menghadapi permasalahan kontekstual, siswa
akan menggunakan
strategi-strategi pemecahan
untuk mereperesentasikan permasalahn kontekstual menjadi permasalahn
matematik, repersentasi inilah yang disebut model matematika. bentuk model matematika dapat berupa lambang-lambang matematika, simbol,
grafik, skema, diagaram, dan manipulasi alajabar. Model matematika digunakan siswa sebagai jembatan untuk mengantarkan mereka dari
matematika informal informal matematisasi horizontal ke matematika formal matematisasi vertikal.
3 Menggunakan Produksi dan Konstruksi Model
Proses produksi dan konstruksi model dilakukan sendiri oleh siswa secara bebas dengan bimbingan guru. Siswa diberikan
kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi informal yang dapat mengarahkan pada pengkonstruksian berbagai prosedur untuk
memecahkan masalah. Strategi informal siswa yang berupa prosedur pemecahan masalah kontestual tersebut dijadikan sebagai sumber
inpirasi dalam pengkonstruksian pengetahuan matematika formal. 4
Interaktif Dalam PMRI, interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran
baik antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru merupakan bagian yang sangat penting. Bentuk interaksi yang akan
terjadi dalam proses pembelajaran dapat berupa negosiasi, penjelasan, setuju dan tidak setuju, pertanyaan, dan sebagainya. Bentuk intersksi ini
dapat digunakan siswa dalam memperbaiki atau memperbaharui model- model yang telah mereka konstruksikan. Sedangkan bagi guru dapat
digunakan untuk menuntun siswa pada konsep matematika formal yang akan diperkenalkan.
5 Interwinment
Interwinment adalah keterkaitan antara konsep-konsep matematika, hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya, atau keterakitan
antara matematika dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya keterkaitan antara konsep penjumlahan dengan pengurangan, penjumlahan dengan
perkalian, atau perkalian dengan pembagian.
c. Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI