2. Alat Ukur Kepemimpinan Transformasional
Untuk mengukur kepemimpinan transformasional pada penelitian ini menggunakan The Leadership Practices Inventory yang dikembangkan oleh
Kouzes dan Posner 1995. Skala ini berisi 30 item yang bertujuan untuk mengukur lima dimensi kepemimpinan transformasional yang dikemukakan oleh
Kouzes dan Posner 1995, yaitu model the way, inspire a shared vision, challenge the process, enable others to act, dan encourage the heart.
Peneliti mengambil skala ini dari disertasi milik Sessoms 2003.
Tabel 3.2 Skala Kepemimpinan Transformasional
Variabel Indikator
Item Jumlah
Contoh Item Challenge the
Process Pemimpin
menunjukkan keinginan untuk
menantang sistem agar mengubah ide
menjadi tindakan 1, 6, 11, 16, 21,
26 6
Atasan saya menantang orang-orang untuk mencoba
pendekatan yang baru dan inovatif untuk pekerjaan
mereka
Inspire a Shared Vision
Pemimpin membayangkan
dan menciptakan gambaran masa
depan organisasi yang ideal
2, 7, 12, 17, 22, 27
6 Atasan saya
mendeskripsikan suatu gambaran yang menarik
tentang bagaimana masa depan kita kelak
Enable Others to Act
Pemimpin menciptakan
atmosfer kepercayaan dan
martabat manusia untuk membantu
setiap orang untuk merasa mampu dan
kuat 3, 8, 13, 18, 23,
28 6
Atasan saya aktif mendengarkan berbagai
macam sudut pandag yang berbeda
Model the Way Pemimpin
menetapkan contoh dan membangun
komitmen melalui tindakan sehari-
hari 4, 9, 14, 19, 24,
29 6
Atasan saya memegang teguh janji dan komitmen
yang ia buat
Encourage the Heart
Pemimpin mendorong
karyawan mereka melalui rekognisi
dan perayaan pencapaian
5, 10, 15, 20, 25, 30
6 Atasan saya memuji orang-
orang yang menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
Jumlah 30
3.4 Uji Validitas Konstruk
Pengujian dilakukan terhadap validitas konstruk kedua instrumen yang dipakai, yaitu kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan dan kepemimpinan
transformasional.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor masing- masing variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada
taraf siginifikan 0,05.
Peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan bantuan software LISREL 8.70 untuk menguji validitas instrumen penelitian ini.
Logika dari CFA menurut Umar 2011 adalah sebagai berikut: 1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan
secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini diseut faktor, sedangkan pengukuran terhadap
faktor ini digunakan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya. 2. Diteorikan setiap item hanya mengukur salah satu faktor saja, begitupun juga
tiap subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes bersifat unidimensional.
3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks korelasional antar item yang seharusnya diperoleh jika memang
unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma ∑, kemudian
dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika