Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Rafferty et al 2013 mengungkapkan bahwa individu yang siap dalam menghadapi perubahan organisasi menghasilkan perilaku yang suportif terhadap
perubahan, sikap kerja yang positif, dan komitmen pada organisasinya. Kesiapan yang rendah dikaitkan dengan keyakinan bahwa organisasi tidak
mampu melakukan perubahan dengan sukses Armenakis et al., dalam Rafferty Simons, 2006. Banyak pihak di dalam organisasi mungkin melihat perubahan
organisasi yang terencana itu sebagai hal yang positif dan mungkin merasa siap terhadap perubahan tersebut, namun banyak juga yang tidak berpikir demikian
Hanpachern, et al., 1998. Menurut Backer dalam Madsen, et al., 2006, jika karyawan tidak merasa siap, maka perubahan yang berhasil jangka panjang tidak
dapat terjadi. Kesiapan dalam menghadapi perubahan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dalam penelitian sebelumnya, beberapa variabel ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan kesiapan dalam menghadapi perubahan, seperti job
knowledge and skills; management-leadership relationship; work positions; active-passive jobs; organizational commitment; social relationship in the
workplace; supervisor and peer relations; present employment status; number of dependents; psychological capital; leadership transformational; dan rational
thinking Hanpachern, et al., 1998; Cunningham, et al., 2002; Madsen, et al., 2005, 2006; Shah Shah, 2010; Saragih, et al., 2013
Salah satu faktor adalah dari penelitian oleh Saragih et al 2013 dalam artikel yang berjudul “Individual attributes of change readiness in Indonesian
television companies experiencing corporate transformational change – a
quantitative approach using structural equation modeling” diungkapkan bahwa perilaku kepemimpinan transformasional secara signifikan mempunyai hubungan
langsung yang positif dengan kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi. Secara teoritis, dalam perubahan radikal dan setingkat korporasi,
manager sebaiknya mengaplikasikan gaya kepemimpinan transformasional Burnes, dalam Saragih et al, 2013.
Kepemimpinan transformasional bukan hanya merupakan posisi jabatan, namun suatu kumpulan praktek dan perilaku yang mana berfungsi sebagai
pedoman bagi para pemimpin untuk mencapai prestasi mereka atau untuk melakukan hal-hal yang luar biasa Kouzes Posner, dalam Abu-Tineh, et al.,
2008. Pemimpin yang transformasional dapat membimbing dan mengarahkan para bawahannya agar mencapai tujuan mereka.
Faktor lainnya diungkapkan juga dalam penelitian Hanpachern, et al. 1998 yang berjudul “An extension of the theory of margin: A framework for
assessing readiness for change”, faktor demografik yaitu jenis posisi jabatan kerja terbukti mempengaruhi kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan
organisasi. Karyawan yang bekerja di posisi managerial lebih siap menghadapi perubahan dibandingkan karyawan di posisi operasional Hanpachern et al, 1998.
Selain itu, dari penelitian Shah Shah 2010 yang berjudul “Relationships between employee readiness for organizational change, supervisor
and peer relations and demography” diungkapkan bahwa faktor demografi yaitu jumlah tanggungan yang dimiliki seorang karyawan mempengaruhi kesiapannya
dalam menghadapi perubahan organisasi. Karyawan yang memiliki lebih banyak
tanggungan merasa lebih terbuka dan siap dalam menghadapi perubahan organisasi Shah Shah, 2010.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya Hanpachern et al, 1998; Shah Shah, 2010 juga diujikan usia dan jenis kelamin sebagai faktor demografik yang
mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi perubahan. Walaupun hasil dalam penelitian tersebut tidak signifikan, di dalam penelitian kali ini akan digunakan
usia dan jenis kelamin sebagai bagian faktor demografik agar lebih banyak informasi dari hasil yang akan didapatkan.
Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian-penelitian terdahulu tersebut, penelitian mengenai pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan faktor
demografik terhadap kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan pada Institut Agama Islam Negeri IAIN Sultan Thaha Saifuddin STS Jambi penting
untuk dilakukan. IAIN STS Jambi merupakan salah satu Institut Islam Negeri yang secara aktif sedang mempersiapkan diri secara substansial dan kelembagaan
untuk meningkatkan mutu profesionalitas, penguatan nilai dan moral, pengembangan kajian dan penelitian, pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Institusi ini berganti pemimpin pada tahun 2011. Pada penelitian di institusi ini, peneliti berfokus pada perubahan ketentuan dalam surat edaran No. In.08RKp.
01.210542014 yang berpedoman pada PP No 53 tahun 2010 berdasarkan hasil rapat pimpinan tahun 2014 mengenai pelaksanaan absen handkey, jam kerja, apel
kedisiplinan, pakaian dinas dan mekanisme pembayaran uang makan di lingkungan IAIN STS Jambi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penelitian
akan mengambil judul “Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Transformasional dan Faktor Demografik terhadap Kesiapan dalam Menghadapi Perubahan
Mekanisme Kerja Organisasi
”.