Instrumen Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

3.4 Uji Validitas Konstruk

Pengujian dilakukan terhadap validitas konstruk kedua instrumen yang dipakai, yaitu kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan dan kepemimpinan transformasional. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor masing- masing variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan bantuan software LISREL 8.70 untuk menguji validitas instrumen penelitian ini. Logika dari CFA menurut Umar 2011 adalah sebagai berikut: 1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini diseut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini digunakan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya. 2. Diteorikan setiap item hanya mengukur salah satu faktor saja, begitupun juga tiap subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes bersifat unidimensional. 3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks korelasional antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma ∑, kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar unidimensional maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ - matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑-S = 0. 4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan p-value 0,05, maka hipotesis nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima bahwa item ataupun sub tes instrument hanya mengukur satu faktor saja. 5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifkan atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian didrop dan sebaliknya. 6. Selanjutnya, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya negatif, maka item tersebut harus didrop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif favourable. 7. Seluruh item dihitung skor faktornya. Skor faktor dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan skor faktor ini tidak menjumlahkan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun rumus T-Score yaitu: T skor = 10 x faktor skor + 50 Keterangan: 10 adalah nilai standar deviasi dan 50 adalah nilai mean. Langkah terakhir setelah didapatkan faktor skor yang telah diubah menjadi T skor, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis regresi berganda.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kesiapan dalam Menghadapi Perubahan

Pada uji validitas skala ini peneliti menguji apakah 14 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur kesiapan dalam menghadapi perubahan saja. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 299.85, df = 77, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.155. Oleh sebab itu, peneliti melakukan 21 kali modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 72.02, df = 56, P-value = 0.07337, RMSEA = 0.049. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value 0.05 yang artinya model dengan satu faktor unidimensional diterima bahwa seluruh item terbukti mengukur satu faktor saja yaitu kesiapan dalam menghadapi perubahan. Gambar 3.1 Path Diagram Kesiapan dalam Menghadapi Perubahan Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di- drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t-value bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut. Tabel 3.3 Muatan Faktor Item Kesiapan dalam Menghadapi Perubahan ITEM LAMBDA STANDARD ERROR T-VALUE SIG Item01 0.48 -0.09 5.46  Item02 0.43 -0.09 4.78  Item03 0.46 -0.09 5.17  Item04 0.76 -0.08 9.65  Item05 -0.31 -0.09 -3.32  Item06 0.81 -0.08 10.52  Item07 0.74 -0.08 9.14  Item08 0.61 -0.09 7.00  Item09 0.76 -0.08 9.47  Item10 0.73 -0.08 9.19  Item11 -0.55 -0.09 -6.22  Item12 0.75 -0.08 9.33  Item13 -0.25 -0.09 -2.60  Item14 0.84 -0.07 11.23  Keterangan : Tanda  = Signifikan t1.96;  = Non-Signifikan Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 item yang tidak signifikan karena memiliki nilai koefisien t 1.96 dan muatan faktornya negative yaitu item 5, 11, dan 13. Dengan demikian, bobot nilai pada item 5, 11, dan 13 tidak ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor. Yang menjadi catatan adalah ada beberapa item yang berkorelasi dengan item lain lebih dari empat kali, diantaranya ialah item 6, 7, 9, 10, 13.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kepemimpinan Transformasional

Dokumen yang terkait

Gambaran Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional pada Pimpinan Organisasi Pujakesuma Langkat

1 28 135

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang 2 (Dser2) Sei Karang

8 73 85

Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja

6 68 155

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA Hubungan Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kepuasan Kerja.

0 3 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT

0 2 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (K

0 0 16

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Inovasi Organisasi.

3 10 16

Hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan sikap resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi.

0 1 141

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN UMUM DAMRI.

0 0 122

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 0 10