informasi-informasi datang sebelum persepsi tersebut memiliki efek pada orang- orang. Karena persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor, orang yang berbeda
mungkin memberikan persepsi yang berbeda pula pada suatu situasi yang sama. Sejak orang-orang berperilaku berdasarkan persepsi mereka, konsekuensi dari
perbedaan ini dapat berpengaruh besar pada apa yang terjadi nantinya. Berdasarkan dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah proses dimana individu mengamati suatu perilaku, peristiwa, atau kondisi untuk memberikan impresi mengenai diri sendiri, orang lain, dan
pengalaman hidup sehari-hari. Dalam penelitian ini, yang dipersepsikan adalah kepemimpinan transformasional pimpinan di IAIN Sultan Thaha Saifudin Jambi.
B. Definisi Kepemimpinan
Robbins dan Judge 2012 mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian dari visi atau seperangkat
tujuan. Organisasi membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang kuat untuk efektifitas yang optimal. Saat ini dibutuhkan pemimpin untuk menantang keadaan
yang tetap, menciptakan visi masa depan, dan menginspirasi anggota organisasi untuk ingin mencapai visi tersebut. Juga dibutuhkan manajer untuk membuat
rencana yang detail, menciptakan struktur organisasi yang efisien, dan mengawasi operasional dari hari ke hari.
Bavelas dalam Sadler, 2003 menggambarkan perbedaan antara kepemimpinan sebagai proses dan kepemimpinan sebagai kualitas pribadi. Namun,
ada arti lainnya; kepemimpinan juga sebagai suatu peran dalam kelompok dan organisasi dan dapat juga mengacu pada orang-orang yang bertanggung jawab
atas nasib dari suatu negara atau suatu institusi. Jika dilihat lebih dalam terhadap kepemimpinan sebagai proses, dapat dibagi menjadi beberapa bagian.
1. Prosesnya melibatkan hal-hal, seperti pengaruh, perilaku teladan dan persuasi. 2. Melibatkan interaksi antara para pelaku tindakan yang keduanya adalah
pemimpin dan pengikut. 3. Sifat dari interaksi tersebut terpengaruh oleh situasi disekitarnya.
4. Prosesnya memiliki berbagai hasil, yang mayoritas adalah pencapaian tujuan, namun juga hasil menengah seperti komitmen individu terhadap tujuan
tertentu, peningkatan kohesi kelompok, penguatan atau perubahan dari budaya organisasi.
Kepemimpinan juga didefinisikan sebagai proses oleh beberapa ahli lainnya. Menurut Drath dan Palus dalam Yukl, 2008, kepemimpinan adalah
proses menalar apa yang dilakukan orang bersama-sama sehingga orang akan memahami dan berkomitmen. Smircich dan Morgan dalam Yukl, 2008 ikut
mengungkapkan bahwa kepemimpinan disadari dalam proses dimana satu atau lebih individu sukses dalam upaya untuk membingkai dan menetapkan realitas
orang lain. Sedangkan menurut Rauch dan Behling dalam Yukl, 2008, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas dari suatu
kelompok yang terorganisir menuju pencapaian tujuan. Kepemimpinan yang didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
diutarakan oleh Schein dalam Yukl, 2008 bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk melangkah keluar budaya dan untuk memulai proses
perubahan evolusioner yang lebih adaptif. House, et al. dalam Yukl, 2008 juga