4.1.3 Pengembangan dan Pengelolaan Rumah Sakit
Sejak berdirinya rumah sakit sampai diambil alih oleh tentara Jepang dan
Dienst Van Volks Gezendheid
DVG, tidak dikenal struktur kepemimpinan. Semua persoalan baik di rumah sakit maupun konggrasi
Biraa
ditangani oleh satu orang yang disebut
Moeder Oversete
. Baru setelah tahun 1950 dikenal adanya direktur, yang bersifat teknis medis, kemudian tahun 1966 terbentuk struktur kepemimpinan.
Pada tanggal 23 Desember 1966 untuk pertama kali di bentuk struktur kepemimpinan dan adanya pemisahan antara kepemimpinan konggrasi
Biraa
. Kemudian diangkat badan pengurus yayasan dengan nama
“Yayasan Konggregasi Eksploitasi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan” untuk mengelola rumah sakit
dan sebagai pengelola harian diangkat badan direksi. Pada tanggal 25 November 1977, Anggaran Dasar Yayasan diperbaharui, dan pada tahun 1979 nama yayasan diubah
menjadi
“Yayasan Santa Elisabeth” sampai sekarang.
4.1.4 Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit St. Elisabeth Medan
Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth mampu berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan persaudaraan sejati pada era globalisasi. Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah meningkatkan derajat
kesehatan, melalui sumber daya yang profesional , sarana dan prasarana yang memadai, dengan memperhatikan masyarakat yang lemah.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dibagi atas dua, yaitu : 1.
Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan semangat cinta kasih
dengan kebijakan pemerintah menuju masyarakat sehat 2010. 2.
Tujuan Khusus Memberi pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat
serta terbuka pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah orang 1
Laki-laki 20
38,5 2
Perempuan 32
61,5 Total
52 100
Dari tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jenis kelamin responden yang terbesar adalah perempuan yaitu 32 orang 61,5 sedangkan laki-laki sebanyak 20 orang
38,5.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Umur Responden Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Umur Tahun
Jumlah orang 1
25-29 10
19,2 2
30-34 12
23,1 3
35-39 10
19,2 4
40-44 9
17,3 5
45-49 5
9,6 6
50-54 3
5,8 7
55-59 2
3,8 Total
52 100
Dari tabel 4.2. diatas diketahui bahwa sebagian besar umur responden adalah berusia 30-34 tahun yaitu sebanyak 12 orang 23,1, sedangkan jumlah yang paling
sedikit adalah 2 orang 3,8 yaitu berusia 55-59 tahun.
4.2.3 Suku Responden Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku
No Suku
Jumlah orang 1
Batak 43
82,7 2
Jawa 4
7,7 3
Thionghoa 2
3,8 4
Aceh 3
5,8 Total
52 100
Dari tabel 4.3. diatas diketahui bahwa suku responden yang terbanyak adalah suku batak yaitu 43 orang 82,7, sedangkan yang paling sedikit adalah suku
thionghoa yaitu 2 orang 3,8.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Pendidikan Responden Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan