Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan yang Dilakukan Dalam Upaya Rehabilitasi Stroke

Menggerakkan seseorang secara dini pada fungsi aktivitas meliputi gerakan ditempat tidur, duduk, berdiri, dan berjalan. Mencegah masalah komplikasi. Meningkatkan kesadaran diri dari bagian hemiplegik. Meningkatkan control dan keseimbangan duduk dan berdiri. Memaksimalkan aktivitas perawatan diri. Purwanti, 2008 Penulis berasumsi bahwa responden mengetahui fungsi mobilisasi dini ketika petugas kesehatan menjelaskan fungsi kegiatan yang dilakukan pada penderita ketika dalam perawatan di rumah sakit. Berbekal pengetahuan yang demikian, akan mendorong responden untuk memberikan palayanan kesehatan yaitu upaya rehabilitasi kepada penderita pasca stroke.

5.3.3. Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan yang Dilakukan Dalam Upaya Rehabilitasi Stroke

Dari tabel 4.11. dapat dilihat bahwa semua responden bisa menjawab benar 3 jawaban tentang kegiatan yang dilakukan dalam upaya rehabilitsi pasca stroke. Menurut Pinzon 2009 setelah penderita terkena stroke penderita akan mengalami penurunan parsial total gerakan lengan dan tungkai, 90 bermasalah dalam berpikir dan mengingat, 70 menderita depresi, 30 mengalami kesulitan bicara, menelan sehingga perlu dilakukan terapi fisik, terapi bicara dan mengikuti psikotarapi. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini semua responden yaitu 100 mampu memberikan jawaban tentang kegiatan yang dilakukan dalam upaya rehabilitasi pasca stroke yaitu terapi fisik, terapi bicara dan psikoterapi. Dari hasil penelitian ini penulis berasumsi bahwa seluruh responden mampu mengingat kegiatan yang dilakukan dalam upaya rehabilitasi pasca stroke ketika mendampingi penderita dalam melakukan upaya rehabilitasi. Pengetahuan responden tentang kegiatan yang sedang dilakukan oleh penderita akan mendukung responden untuk tetap memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia bagi penderita pasca stroke. 5.3.4. Pengetahuan Responden Tentang Akibat Bagi Penderita Jika Tidak Melakukan Upaya Rehabilitasi Dari tabel 4.12. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang akibat bagi penderita jika tidak melakukan upaya rehabilitasi yaitu tingkat keparahan meningkat dan menyebabkan kelumpuhan total bahkan serangan kedua yang menyebabkan kematian sebanyak 94,2, sedangkan sebagian kecil 5,8 mengetahui tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam penelitian ini, sebanyak 94,2 responden memiliki pengetahuan tentang akibat bagi penderita pasca stroke jika tidak melakukan tindakan rehabilitasi pasca stroke yaitu tingkat keparahan meningkat, menyebabkan kelumpuhan total dan meningkatkan resiko serangan kedua yang menyebabkan kematian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono 1996 bahwa tujuan dari upaya rehabilitasi adalah untuk mengurangi tingkat keparahan, mencegah kelumpuhan total dan mencegah serangan Universitas Sumatera Utara kedua. Penulis berasumsi bahwa responden sudah mengetahui akibat jika tidak melakukan rehabilitasi bagi penderita pasca stroke. Sebanyak 5,8 responden mengatakan bahwa akibat bagi penderita jika tidak melakukan tindakan rehabilitasi adalah penderita tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa responden belum memahami secara benar akibat bagi penderita pasca stroke jika tidak melakukan upaya rehabilitasi. Tujuan dari upaya rehabilitasi bukan hanya untuk memampukan penderita dalam melakukan kegiatan sehari-hari saja, tetapi juga mencegah terjadinya serangan berulang yang akan berakibat fatal karena penderita pasca stroke rentan dengan serangan berulang.

5.3.5. Pengetahuan Responden Tentang Fungsi Terapi Bicara Pada Penderita Pasca Stroke