responden tidak sanggup melihat anggota keluarga yang mereka sayangi menderita dan merasa kasihan ketika terhaap penderita. Contoh ketika penderita makan dengan
tidak benar dan merasa kesusahan dalam mengenakan pakaian dan melakukan aktivitas lain, sehingga mendorong penderita untuk selalu memberi bantuan. Penulis
berasumsi bahwa tindakan ini kurang tepat untuk kepulihan penderita.
5.5.11. Membiasakan Penderita Berjalan Pagi untuk Mengaktifkan Anggota Gerak Bawah
Dari tabel 4.34 dapat kita lihat bahwa sebagian besar responden yaitu 76,9 membiasakan olahraga pagi untuk mengaktifkan anggota gerak bawah, dan 23,1
tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat Shimberg 1998 olahraga sangat diperlukan
bagi penderita pasca stroke. Olah raga bermanfaat untuk mengurangi ketegangan, kelelahan, depresi, membantu mengendalikan berat badan, menurunkan tekanan darah
dan kolestrol dalam darah dan olah raga juga mampu mengatasi akibat-akibat stroke yang dialami penderita.
Penulis berasumsi bahwa penderita yang mempunyai ruang gerak yang terbatas akan menimbulkan masalah berat badan bagi penderita yang berakibat fatal
bagi penderita. Hal ini dapat dibantu dengan diet khusus buat penderita, tetapi bagi penderita yang lansia, diet mungkin tidak terlalu banyak bermanfaat. Tindakan
responden yang membiasakan penderita melakukan olah raga membantu penderita
Universitas Sumatera Utara
dalam mengaktifkan anggota gerak tubuhnya. Dan sebanyak 76,9 responden sudah melakukan tindakan benar terhadap penderita pasca stroke dalam upaya rehabilitasi.
Sebanyak 23,1 tidak melakukan hal tersebut karena kemampuan penderita yang masih belum mampu untuk berjalan. Keluarga dapat melakukan pergerakan pasif
terhadap penderita untuk mengurangi kekakuan tubuh penderita.
5.5.12. Memperhatikan Perkembangan Kesehatan Penderita
Dari table 4.35 dapat kita lihat bahwa semua responden memperhatikan perkembangan kesehatan penderita.
Penulis berasumsi bahwa tindakan ini termasuk juga tindakan pencegahan serangan stroke berulang karena dengan melihat perkembangan kesehatan penderita
dapat diketahui status kondisi penderita sehingga pencegahan dapat dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Shimberg 1998 penyakit stroke yang diakibatkan oleh
beberapa faktor yang bisa dikendalikan tetap harus di perhatikan ketika penderita sudeh terkena stroke, karena penderita akan semakin rentan dengan serangan kedua
yang akan meningkatkan tingkat kecacatan penderita. Dalam hal ini responden sudah melakukan tindakan benar yang mendukung penderita dalam mencapai tingkat
kesehatan yang lebih optimal
Universitas Sumatera Utara
5.5.13. Memberi Penghargaan bagi Penderita Ketika Kemampuannya Meningkat