5.3.11. Pengetahuan Responden Tentang Batas Waktu Upaya Rehabilitasi Stroke
Dari tabel 4.19. dapat kita lihat bahwa sebagian besar responden yaitu 67,3
mengetahui bahwa batas waktu upaya rehabilitasi stroke adalah selama sisa hidup penderita pasca stroke, dan 32,7 mengetahui bahwa batas waktu upaya rehabilitasi
stroke adalah sampai penderita mampu melakukan kegiatan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 67,3 responden mengetahui tentang
batas waktu upaya rehabilitasi pasca stroke. Responden menyatakan bahwa batas waktu upaya rehabilitasi pasca stroke adalah selama sisa hidup penderita. Hal ini
sesuai dengan pendapat Thomas 1995 yang menyatakan bahwa kepulihan lebih lanjut masih dapat terjadi sampai dua tahun sesudah serangan stroke. Perbaikan ini
bukan karena perbaikan fungsi otak ataupun sistem saraf tetapi karena hasil dari usaha penderita untuk memepelajari dan melatih gerakan tipuan untuk mensiasati kecacatan
yang dimiliki. Sebanyak 32,7 responden menyatakan bahwa batas waktu upaya rehabilitasi
pasca stroke adalah sampai penderita mampu melakukan kegiatan sendiri. Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa responden hanya mengetahui jika batas waktu rehabilitasi
tersebut dilakukan sampai penderita mampu melakukan kegiatan sendiri dan setelah penderita mampu melakukan kegiatan sendiri maka upaya rehabilitasi dihentikan. Bila
hal ini terjadi maka kemampuan penderita tidak akan bertambah dan bahkan kemungkinan bias mengurangi kemampuan yang sudah dicapai karena tidak pernah
dilatih lagi.
Universitas Sumatera Utara
5.3.12. Pengetahuan Responden Tentang Pola Hidup Sehat Penderita Stroke Yang Mengikuti Rehabilitasi Stroke
Dari table 4.20. dapat kita lihat bahwa semua responden yaitu 100 bisa
menjawab benar 4 jawaban tentang pola sehat hidup sehat yang baik bagi penderita pasca stroke. Dalam penelitian ini, seluruh responden mampu menyebutkan pola hidup
sehat bagi penderita pasca stroke yaitu menghindari tinggi lemak dan tinggi kadar garam, mengkonsumsi buah dan sayur, menghindari rokok dan alkohol, selalu
mengusahakan penderita melakukan aktivitsa fisik olah raga dan menejemen stress. Mengurangi konsumsi lemak akan mengakibatkan berat badan penderita akan
turun. Penderita stroke pada umumnya memiliki keterbatasan dalam bergerak, sehingga berdampak pada kenaikan berat badan penderita. Semakin meningkatnya
berat badan penderita mengakibatkan penderita semain susah untuk bergerak. Penderita pasca stroke juga harus mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. Hal ini
bertujuan menghindari keadaan sembelit yang sering terjadi bagi orang-orang yang tidak dapat bergerak.
Merokok dan alkohol merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit yang beresiko stroke, seperti PJK Penyakit Jantuing Koroner, diabetes mellitus. Hal
ini harus dihindari untuk mengurangi tingkat keparahan. Membiasakan diri untuk berolah raga sangat penting bagi penderita pasca stroke. Hal ini bertujuan mengurangi
ketegangan, kelelahan dan depresi, membantu mengendalikan berat badan dan juga untuk menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu melalui
Universitas Sumatera Utara
olah raga maka akibat-akibat yang ditimbulkan oleh serangan stroke pada penderita dapat dikendalikan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas 1995 yang mengatakan bahwa penderita pasca stroke memiliki keterbatasan gerak sehingga sering menjadi lingkaran
setan bagi kesehatan penderita karena bisa menaikkan berat badan yang mengakibatkan penderita semakin susah bergerak. Bagi penderita pasca stroke sangat
disarankan untuk melakukan diet dan olah raga yang teratur untuk memperbanyak pergerakan.
5.3.13. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Upaya Rehabilitasi Pasca Stroke