Family Service Amerika 1998, mendefenisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensip, yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan
kebersamaan dan keintiman Friendman, Marlin, M., 1998. Pengertian yang dikemukakan oleh Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya
1989, keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan Friendman, Marlin, M., 1998.
Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah : 1.
Unit terkecil masyarakat 2.
Terdiri dari dua orang atau lebih 3.
Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah 4.
Hidup dalam satu rumah tangga 5.
Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga 6.
Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga 7.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing 8.
Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2.1.2. Ciri-ciri Struktur Keluarga
Adapun ciri-ciri struktur keluarga adalah : 1.
Terorganisasi, saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
Universitas Sumatera Utara
2. Ada keterbatasan, setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing. 3.
Adanya perbedaan dan kekhususan, setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing Effendy, N, 1998.
2.1.3. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut : 1.
Fungsi biologis Untuk meneruskan keturunan.
Memeliharan dan membesarkan anak. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Memelihara dan merawat keluarga. 2.
Fungsi psikologis Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Memberikan identitas keluarga. 3.
Fungsi sosialisasi Membina sosialisasi pada anak.
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Universitas Sumatera Utara
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 4.
Fungsi ekonomi Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pengatur pengguna penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya. 5.
Fungsi pendidikan Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Bailon dan Maglaya 1978, keluarga yang berfungsi sehat juga harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu antara lain :
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan suasana lingkungan rumah yang sehat.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Peranan Keluarga Terhadap Penderita Pasca stroke
Health care activities, health beliefs
, dan
health values
merupakan bagian yang dipelajari dari keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian dari kehidupan dan dapat
dipelajari individu dari keluarga. Friendman 1992 mengidentifikasi dengan jelas kepentingan pelayanan keperawatan yang terpusat pada keluarga
family centered nursing care
, yaitu : 1.
Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya interdependent dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka
anggota keluarga lain juga merupakan bagian yang sakit. 2.
Adanya hubungan yang kuat antara keluarga dengan status kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan
keperawatan. 3.
Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikan dengan aktivitas di dalam promosi kesehatannya.
4. Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi masalah
yang sama pada anggota yang lain. Awie, 2008 Pentingnya peran keluarga dalam perawatan penderita pasca stroke dapat
dipandang dari berbagai segi yaitu : Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungannya. Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem, maka gangguan yang terjadi
pada salah satu anggota dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya
Universitas Sumatera Utara
disfungsi keluarga dapat pula merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan pada anggota.
Berbagai pelayanan kesehatan bukan tempat penderita seumur hidup tetapi hanya fasilitas yang membantu pasien dan keluarga mengembangkan
kemampuan dalam mencegah terjadinya masalah, menanggulangi berbagai masalah dan mempertahankan keadaan adaptif.
Salah satu faktor penyebab terjadinya stroke berulang adalah keluarga tidak tahu cara menangani perilaku penderita di rumah Irdawati, 2009.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga berperan penting dalam proses pemulihan dan penyesuaian kembali setiap penderita stroke. Oleh karena
itu, peran serta keluarga dalam proses pemeliharaan dan pencegahan terjadinya serangan ulang sangat diperlukan.
Sangat diharapkan bahwa keluarga dapat membantu pemulihan penderita stroke. Untuk itu terlebih dahulu diperlukan sikap saling pengertian antara dokter,
perawat, fisioterapist, tim rehabilitasi lainnya dengan keluarga perihal keadaan penderita. Tidak jarang terjadi keadaan buntu yang mengakibatkan pulang paksa,
keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Yang sering terjadi adalah dana yang kurang untuk membiayai pengobatan. Biasanya hal ini berakhir pada hak sepenuhnya
pada penderita atau keluarga Harsono, 2000. Kadang-kadang ada usulan dari pihak keluarga untuk menambah pengobatan
dari luar medis, hal ini harus di bicarakan dahulu dengan dokter yang merawat. Terkadang timbul pertentangan antara keluarga dan dokter karena bisa mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
komplikasi pada penderita sehingga mengakibatkan pulang paksa, pindah rumah sakit atau minta ganti dokter Harsono, 2000.
Kerusakan otak pasca stroke bagi penderita meminta perhatian besar baik bagi penderita, keluarga dan masyarakat kerena menghambat kemampuan fungsional mulai
dari aktivitas bergerak, mengurus diri : kegiatan sehari-hari dan berkomunikasi. Bagi penderita, mengalami stroke merupakan pukulan bagi dirinya yang menimbulkan
krisis sosial dan emosional. Ia ingin mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai masalah kesehatannya, implikasinya serta petunjuk penyesuaian terhadap masalah
tersebu Lumban Tobing, SM., 1998. Penderita yang tadinya aktif, dapat bekerja, dapat berjalan, berbicara, memberi
nasehat, memberi biaya tiba-tiba tidak berdaya, pingsan, lemah, tergeletak di tempat tidur, harus menginap di rumah sakit. Penyakit ini memaksa penderita menjadi
tergantung kepada orang lain, dalam kebutuhan dasar tertentu juga menimbulkan depresi dan berkurangnya harga diri. Mungkin penderita tidak mampu lagi membiaya
dirinya sendiri dan tanggungan bagi kepala keluarga jika anak-anaknya masih belum dewasa dan mandiri Lumban Tobing, SM., 1998.
Keluarga merupakan sistem pendukung utama memberi pelayanan langsung pada setiap keadaan sehat-sakit anggota keluarga. Oleh karena itu, asupan
pelayananperawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan pasien, tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut Effendy, 1998
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian diatas maka peranan keluarga terhadap penderita stroke adalah :
2.2.1. Berperan Sebagai Perawat
Ketika anggota keluarga mengalami sakit yang menimbulkan kecacatan, maka ada peran yang menjadi primer yaitu perawat. Memberikan perawatan kepada
penderita karena tidak dapat mengurus dirinya sendiri dalam membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya seperti makan, minum, berpakaian, berpindah, berjalan.
2.2.2. Berperan sebagai Pendukung
Keluarga memberi dorongandukungan agar penderita mempunyai motivasi yang kuat untuk dapat segera memperoleh pemulihan kesehatan dengan sebaik-
baiknya. Memberi dorongan pada saat mulai latihan fisik yang merupakan hal yang cukup menyiksa penderita, namun demikian penderita harus selalu didorong untuk
berani berlatih. Kemudian memberi dorongan untuk tetap aktif dalam kegiatan sehari- hari ditengah-tengah keluarga dan masyarakat.
2.2.3. Berperan Sebagai PenghubungKomunikasi
Keluarga mengadakan komunikasi efektif dengan penderita, petugas kesehatan, sehingga terjalin hubungan kerja sama yang baik sehingga tercipta suasana saling
percaya dan keterbukaan antara pasien dengan keluarga dan petugas kesehatan dokter, perawat, fisioterapist, terapi wicara, dll.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan yang saling percaya antara pasien, keluarga dengan petugas kesehatan merupakan dasar utama untuk membantu mengungkapkan dan mengenal
perasaannya, mengidentifikasi kebutuhan dan masalahnya, mencari alternatif pemecahan masalah serta mengevaluasi hasilnya. Proses ini harus dilalui oleh pasien
dan keluarga sehingga keluarga dapat membantu pasien dengan cara yang sama pada saat dirumah.
2.2.4. Berperan Sebagai Pendidik