Berperan Sebagai Pendidik Berperan Sebagai Pengubah LingkunganTerapi Lingkungan Berperan Sebagai Pengambil Keputusan Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Hubungan yang saling percaya antara pasien, keluarga dengan petugas kesehatan merupakan dasar utama untuk membantu mengungkapkan dan mengenal perasaannya, mengidentifikasi kebutuhan dan masalahnya, mencari alternatif pemecahan masalah serta mengevaluasi hasilnya. Proses ini harus dilalui oleh pasien dan keluarga sehingga keluarga dapat membantu pasien dengan cara yang sama pada saat dirumah.

2.2.4. Berperan Sebagai Pendidik

Dalam upaya belajar untuk hidup dengan kecacatan permanen, pasien diajarkan program Aktivitas Kehidupan Sehari-hari AKS agar penderita dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri atau tanpa bantuan orang lain, misalnya : tata cara makan, berpakaian, mandi, tidur, juga melatih penderita dalam mobilisasi, berkomunikasi, melakukan latihan anggota gerak atas dan bawah secara pasif sampai penderita mempu menggerakkan sendiri.

2.2.5. Berperan Sebagai Pengubah LingkunganTerapi Lingkungan

Menipulasi lingkungan, terdiri dari merubah lingkungan, pengaturan tata ruangan agar penderita mudah melakukan aktivitas secara efisien. Ciptakan ruangan yang memberi ketenangan dan menyenangkan, suara tidak ributberisik, cahaya yang terang benderang, banyak orang, kegiatan dan kesibukan yang berlebihan dan menjauhkan fasilitas yang menimbulkan bahaya. Usahakan mengurangi stimulus Universitas Sumatera Utara lingkungan yang mengakibatkan gangguan. Usahakan agar ciptakan waktu untuk istirahat sehingga pasien rileks dan tenang.

2.2.6. Berperan Sebagai Pengambil Keputusan

Dalam peran ini keluarga menentukan pencarian sumber-sumber yang penting. Keluarga mempunyai kontrol substansial terhadap keputusan apakah keluarga yang sakit akan mendapatkan layanan kuratif atau preventif. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai pasien, keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya.

2.2.7. Berperan Sebagai Pencari Sumber Dana

Keluarga berperan mencari sumber dana untuk biaya pengobatan penderita dan untuk menghindari ketiadaan dana untuk biaya pengobatan. 2.3. Stroke 2.3.1. Defenisi Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler pembuluh darah otak yang ditandai dengan kematian jaringan otak infark serebral yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Universitas Sumatera Utara WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemoragik. Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80 stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan. 2. Stroke Embolik : Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah. 3. Hipoperfusion Sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70 kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu: 1. Hemoragik Intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak. 2. Hemoragik Subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak.

2.3.2. Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot hemiplegia, kaku, menurunnya fungsi sensorik Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah. 2. Cerebral cortex: aphasia kehilangan kaemampuan memakai atau memahami kata-kata,apraxia tidak mampu melaksanakan instruksi-instruksi, verbal apraxia lupa membentuk mulut , bibir dan lidah agar dapat mengeluarkan kata secara baik dan benar, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan. Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack TIA, dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.

2.3.3. Letak Kelumpuhan Akibat Serangan Stroke 1. Kelumpuhan sebelah kiri Hemiparesis sinistra