5.5.4. Berperan sebagai Perawat Penderita Stroke
Dari tabel 4.27. dapat kita lihat bahwa sebagian besar yaitu 67,3 berperan sebagai perawat bagi penderita, dan 32,7 tidak.
Menurut Bailon dan Maglaya 1978, keluarga yang berfungsi sehat juga harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu memberikan perawatan pada
anggota keluarga yang sakit. Hal ini juga didukung oleh Friendman 1992 yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara keluarga dengan sattus
kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam pelayanan keperawatan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan seseorang sangat tergantung dengan keluarganya. Anggota keluarga berperan sebagai perawat
khususnya dirumah, karena berbagai pelayanan kesehatan bukan tempat penderita seumur hidup tetapi hanya fasilitas yang membantu keluarga dan penderita untuk
mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah kesehatan. Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa sebanyak 67,3 responden sudah melakukan
tindakan benar terhadap penderita pasca stroke yaitu responden bertindakan sebagai perawat bagi penderita pasca stroke di rumah.
Terdapat 32,7 responden yang tidak melakukan perawatan terhadap penderita pasca stroke. Penulis berasumsi bahwa hal ini terjadi karena responden tidak memiliki
kemapuan tersebut dan menyerahkan tugas tersebut kepada orang yang lebih ahli perawat khusus stroke dan juga keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki oleh
responden.
Universitas Sumatera Utara
5.5.5. Berperan Sebagai Penghubung antara Penderita Dengan Petugas Rehabilitasi
Dari tabel 4.28. dapat kita lihat bahwa sebagian besar yaitu 55,8 berperan sebagai penghubung antara penderita dan petugas, dan 44,2 tidak.
Menurut Shimberg 1998 hubungan yang saling percaya antara pasien, keluarga dengan petugas kesehatan merupakan dasar utama untuk membantu
mengungkapkan dan mengenal perasaannya, mengidentifikasi kebutuhan dan masalahnya, mencari alternatif pemecahan masalah serta mengevaluasi hasilnya.
Proses ini harus dilalui oleh pasien dan keluarga sehingga keluarga dapat membantu pasien dengan cara yang sama pada saat dirumah.
Dari pernyataan diatas penulis berasumsi bahwa petugas tidak akan berhasil dalam memberikan tindakan medis kepada penderita tanpa bantuan keluarga penderita.
Informasi tentang penderita sangat dibutuhkan untuk menganalisis status kesehatan penderita dan untuk menyusun program rehabilitasi untuk penderita pasca stroke.
Keluarga sebagai orang yang terdekat dengan penderita diharapkan mampu menjelaskan kondisi penderita kepada petugas kesehatan yang akan memberikan
tindakan medis bagi penderita. Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa sebanyak 55,8 responden
sudah melakukan tindakan benar terhadap penderita pasca stroke dalam upaya rehabilitasi stroke yaitu keluarga berperan sebagai penghubung antara penderita dan
petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 44,2 responden masih belum mampu melakukan tindakan tersebut karena responden tidak memiliki kemampuan dalam memahami apa yang terjadi
terhadap penderita. Tetapi dalam hal ini responden hanya mengandalkan petugas kesehatan atau tim medis untuk sepenuhnya melakukan tindakan dalam melakukan
upaya rehabilitasi terhadap penderita.
5.5.6. Berperan Sebagai Pengubah Tata Ruang Rumah Sesuai Dengan Kondisi Penderita