Perilaku kesehatan Perilaku sakit Perilaku peran orang sakit

1. Perilaku kesehatan

healthy behavior Kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, antara lain : a Makan dengan menu seimbang b Kegiatan fisik secara teratur dan cukup c Tidak merokok dan minum minuman keras serta menggunakan narkoba d Istirahat yang cukup e Pegendalian atau manajemen stress f Perilaku atau gaya hidup yang positif terhadap kesehatan

2. Perilaku sakit

illness behavior Berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit danatau yang terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, yang mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya. Ada beberapa perilaku yang muncul, antara lain : a Didiamkan saja no action b Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri self treatment atau self medication c Mencari penyembuhan keluar yakni fasilitas pelayanan kesehatan tradisional dan modern

3. Perilaku peran orang sakit

the sick role behavior Universitas Sumatera Utara Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai peran roles , yang mencakup hak-haknya rights , dan kewajiban sebagai orang sakit obligation . Perilaku peran orang sakit antara lain : a Tindakan untuk memperoleh kesembuhan b Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan. c Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain mematuhi nasehat- nasehat dokter atau perawat untuk mempercepat kesembuhannya. d Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhan. e Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya, dan sebagainya. Menurut L.W. Green, faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : 1. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors , adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan juga variasi demografi seperti status ekonomi, umur, jenis kelamin, dan susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut. 2. Faktor-faktor pemungkin enabling factors , adalah faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, yang termasuk didalamnya adalah berbagai macam sarana dan prasarana, misal : dana, transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 3. Faktor-faktor pendorong reinforcing factors , adalah faktor-faktor yang meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu kedalam 3 domain ranahkawasan, meskipun kawasan-kawassan itu tidak mempunyai batasan, yaitu : a. kognitif cognitive , b. Affektif affective , c. Psykomotor psychomotor . Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu : 1. Pengetahuan Knowledge . 2. Sikap Attitude 3. Praktek atau Tindakan Practice

2.5.1. Pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Sedangkan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Tahu Know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bagian yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, mendefenisikan, mengatakan. 2. Memahami Comperehension diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah memahami objek atau materi dan harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyampaikan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi Aplication diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi yang nyata. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lainnya. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan penelitian dan lain- lain. 4. Analisis Analysis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek tehadap komponen – komponen tetapi masih dalam suatu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dalam penggunaan kata-kata kerja, seperti menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, membedakan dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 5. Sintetis Syntetis menunjuk kepada suatu kemampuan yang meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang baru. Misalnya, dapat menyusun, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi Evaluation hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas. Notoatmodjo, 2007. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :

1. Pendidikan