Langkah- Langkah Pengembangan Kajian tentang Pengembangan

28 yaitu :1 mengantisipasi peluang dan menyusun kegiatan, 2 membentuk organisasi industri kecil, 3 deskripsi tugas, 4 perencanaan lokasi,5 perencanaan bahan baku, 6 perencanaan kemasan atau produk, 7 perencanaan mitra, 8 perencanaan keuangan dan 9 penyusunan laporan. Langkah-langkah pendirian usaha di atas juga didukung oleh peranan tutor dalam membantu warga belajar dalam menumbuhkan kemandirian usaha atau sikap wirausaha dalam program keaksaraan usaha mandiri. Wasti Soemanto 2002:53, langkah tutor dalam menumbuhkan sikap wirausaha dimasyarakat dapat dilakukan dengan: 1 Identifikasi kebutuhan masyarakat. 2 Motivasi kehidupan masyarakat. 3 Pengembangan kehidupan masyarakat. Identifikasi kebutuhan masyarakat adalah tahap yang pertama kali dilakukan. Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan oleh lembaga sosial atau secara perorangan atau kelompok untuk mengetahui masalah yang dihadapi warga belajar serta potensi yang ada dalam lingkungan warga belajar. Motivasi dapat dapat ditimbulkan melalui hubungan langsung atau face to face dengan masyarakat,melalui keteladanan yaitu, dengan jalan pemagangan, serta melalui hubungan tidak langsung yaitu melalui media pendidikan seperti: radio, tv dan surat kabar. Pengembangan juga dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil dalam suatu komunitas masyarakat. 29 Langkah tutor dalam menumbuhkan usaha warga belajar dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah menumbuhkan dan mendirikan usaha kecil dimulai dengan identifikasi kebutuhan masyarakat. Identifikasi kebutuhan masyarakat berguna untuk bahan perencanaan jenis usaha yang akan didirikan, agar sesuai dengan kemampuan warga belajar dalam mengelolannya. Tahap kedua yaitu pemberian motivasi. Motivasi diberikan agar warga belajar semangat dan terdorong agar mau belajar berwirausaha. Untuk mengantisipasi peluang, maka penyusunan perencanaan usaha sangat diperlukan, dari perencanaan program yang dilakukan maka akan muncul seperti: bagaimana merencanakan lokasi,bahan baku, bagaimana cara pengemasannya produk, siapa yang akan dijadikan mitra, perencanaan keuangan atau sumber dana , penyusunan laporan dan pengembangan usaha melalui pembentukan kelompok-kelompok kecil dalam suatu masyarakat, sehingga tutor dalam memonitoring dan menjalankan peranannya dalam pengembangan kemandirian usaha warga belajar lebih mudah. 3. Kajian tentang Program Keaksaraan Usaha Mandiri a. Pengertian Program KeaksaraanUsaha Mandiri Praktisi pendidikan non formal menjadikan keaksaraan usaha mandiri sebagai salah satu inovasi dalam pemberantasan buta aksara dan sarana peningkatan ekonomi warga belajar. Praktisi pendidikan non formal memformulasikan antara standar kompetensi membaca, 30 menulis, berhitung, dan berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan menambahkan materi kewirausahaan dalam kurikulum pembelajaran keaksaraan usaha mandiri. Melalui program keaksaraan usaha mandiri warga belajar diberikan ilmu dan ketrampilan melalui pembelajaran produktif dan partisipatif. Dikmas 2011: 7, keaksaraan usaha mandiri adalah kemampuan atau keterampilan dasar usaha yang dilatihkan melalui pembelajaran produktif dan keterampilan bermata pencaharian yang dapat meningkatkan keaksaraan dan penghasilan warga belajar, baik secara perorangan maupun kelompok sebagai salah satu upaya penguatan keaksaran sekaligus pengentasan kemiskinan. Melalui keaksaraan usaha mandiri diharapkan warga belajar memperoleh manfaat seperti mampu membaca, menulis dan berhitung serta memiliki kemampuan untuk membuka usaha secara mandiri maupun berkelompok agar warga belajar lebih mandiri dan berdaya serta mempunyai rasa kepercayaan diri yang tinggi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. b. Sasaran Program Keaksaraan Usaha Mandiri 1 Pengertianwarga belajar keaksaraan usaha mandiri Sasaran dari program keaksaraan usaha mandiri adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sudah melek aksara atau memiliki SUKMA Dikmas, 2011: 7. Usia 15tahun ke atas merupakan usia yang menginjak pada tahap masa dewasa.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM MISBAHUL HUDA KECAMATAN POGALAN

0 5 5

PENGARUH KOMPETENSI TUTOR TERHADAP MINAT BELAJAR WARGA BELAJAR PADA KELOMPOK BELAJAR KEAKSARAAN USAHA MANDIRI DI PKBM ASUHAN AYAH BUNDA KOTA BINJA.

0 2 24

PENYELENGGARAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR: Studi Deskriptif Pada Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Di PKBM Tunas Harapan Subang.

0 6 32

HUBUNGAN PEMBELAJARAN, MODAL USAHA, DAN PENDAMPINGAN PERINTISAN USAHA DENGAN KEMANDIRIAN USAHA WARGA BELAJAR KUM DI PKBM KINANTI KECAMATAN LEMBANG.

0 4 50

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM BANGUNMULYO DESA BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 234

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (STUDI KAJIAN DI PKBM HANDAYANI, KABUPATEN BANJARNEGARA).

0 1 210

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI WARGA BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM TANJUNGSARI, TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULON PROGO.

0 0 141

UPAYA TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM MANDIRI KRETEK BANTUL.

4 38 162

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (DI PKBM HANDAYANI, DESA RAKITECAMATAN RAKITABUPATEN BANJARNEGARA)

0 0 76

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9