FasilitasPKBMIngin Wasis DeskripsiPKBM Ingin Wasis
78 melakukan sosialisasi dan melakukan identifikasi kebutuhan.
WMR6062012.
PH juga mengungkapkan terkait sosialisasi yang dilakukan dalam program keaksaraan usaha mandiri di PKBM Ingin Wasis, bahwa :
“ kebetulan saya di sini kan kepala desa mbak, jadi sering berinteraksi dengan masyarakat dan mengkordinir kegiatan di
masyarakat. Jadi , saya tau siapa saja warga saya yang masih buta huruf. Kemudian saya melakukan proses sosialisasi
melalui kegiatan PKK, atau arisan ibu-ibu. Bagi masyarakat yang mau ikut kemudian saya data dan melakukan proses
identifikasi serta kesepakatan tentang pembelajaran mbak. Begitu mbak.“WPH19062012.
Terkait dengan sosialisasi program keaksaraan usaha mandiri di
PKBM Ingin Wasis, juga dinyatakan oleh BG selaku tutor program keaksaraan usaha mandiri bahwa :
“ proses rekruitmen warga belajar saya lakukan melalui sosialisasi di majelis ta’lim atau acara-acara pengajian di
masjid. Kebetulan saya menjadi ta’mir masjid dan sering mengisi di acara-acara pengajian desa. Setelah pengajian
selesai saya sisipkan sosialisasi mengenai program keaksaraan usaha mandiri, dan bagi warga masyarakat yang
mau ikut kemudian saya data dan kami berkumpul untuk melakukan kesepakatan kapan pembelajaran bisa
dimulai.WBG18062012. Biasanya proses sosialisasi juga dilakukan tutor dengan mendatangi
rumah warga belajar satu persatu dengan melakukan identifikasi, seperti yang diungkapkan bapak SG selaku tutor program keaksaraan usaha
mandiri : “ biasanya ada sosialisasi dulu dari PKBM mba bahwa mau
ada program keaksaraan usaha mandiri Setelah itu saya yang kebetulan sebagai ketua RT Rukun Tetangga mencari data
wilayah daerah saya yang masih buta huruf. Setelah data saya dapatkan kemudian saya mendatangi rumah calon warga
belajar satu per satu.Saya tanyai mereka satu persatu mba.
79 Kalau mereka bersedia, saya kemudian mendata dan
mengumpulkan mereka lalu melakukan proses identifikasi. Sehingga program yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai
tujuan mbak.”WSG14062012.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa rekruitmen warga belajar program keaksaraan usaha
mandiri yaitu melalui pencarian data maupun melalui sosialisasi. Sosialisasi dilakukan melalui perkumpulan ibu-ibu PKK, melalui majelis
ta’lim dan melalui komunikasi sosial masyarakat. Hasil dari kegiatan sosialisasi tersebut diketahui karakteristik warga belajar program
keaksaraan usaha mandiri KUMmerupakan orang dewasa yang usianya dari 15 sampai 44 tahun yang sebagian besar warga belajar berasal dari
masyarakat Desa Kalidengen, Desa Kaligintung, Desa Temon Wetan, Desa Temon Kulon dan sebagian wilayah kecamatan Kokap yaitu Desa
Hargorejo. Jumlah warga belajar yang mengikuti program keaksaraan usaha
mandiri KUM yang dibina PKBM Ingin Wasis berjumlah 120 orang yang terdiri dari 12 kelompok dengan masing-masing kelompok
beranggotakan 10 orang, yang sebagian besarnya adalah perempuan. Karakteristik pekerjaan warga belajar yang dimiliki warga belajar juga
berbeda-beda. Untuk wilayah Kecamatan Temon mata pencaharian rata- rata adalah petani dan pedagang di pasar sedangkan rata-rata mata
pencaharian warga belajar di wilayah Desa Hargorejo adalah membuat genteng, batu bata dan bertani. Potensi wilayah yang ada di Kecamatan
Temon adalah banyak tersedianya pohon pisang, dan pohon kelapa yang
80 belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat ditunjang dengan lokasi
wilayah yang strategis dengan jalur propinsi Yogyakarta menuju ke Purworejo dan sekitarnya, sedangkan potensi wilayah yang ada di
Kecamatan Kokap yang berupa dataran tinggi yaitu banyak tersedianya pohon kelapa, tersedianya lahan untuk berkebun dan tersedianya tanah liat
yang dapat digunakan untuk membuat genteng. Tahap selanjutnya setelah mengetahui karakteristik warga belajar
dan potensi wilayah yaitu pembentukan anggota kelompok dan pendampingan tutor berdasarkan lokasi wilayahnya. Setelah kelompok
terbentuk, maka diadakan pertemuan kelompok tersebut. Pertemuan kelompok antara warga belajar dan tutor membahas mengenai kontrak
belajar, materi apa yang ingin dipelajari, dimana dan kapan proses pembelajaran dilakukan, serta kesepakatan-kesepakatan lain yang
diinginkan oleh warga belajar. Setelah kesepakatan di bentuk maka, pembelajaran pun siap dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Program keaksaraan usaha mandiridilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2012. Pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri
melalui keterampilan memasak dan membuat genteng dilaksanakan 2 kali pertemuan dalam setiap minggu dimana setiap kali pertemuan selama 2
jam, yang dilaksanakan siang maupun malam hari sesuai kesepakatan dengan warga belajar jadwal, tempat dan waktu pembelajaran. Hal
tersebut dikarenakan warga belajar terkadang mempunyai kesibukan