Penilaian keterampilan Teknik Penilaian Otentik Keterampilan Menulis yang Digunakan
beracuan Kurikulum 2013 di Kecamatan Kalasan beragam. Secara umum kendala tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu peserta didik, guru, dan keterbatasan
waktu. Kendala pertama yaitu peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dan
pengamatan, semua guru mengalami kendala ini. Kendala yang sering dialami yaitu peserta didik kurang aktif, lupa mengerjakan tugas, ramai saat pembelajaran
berlangsung, dan tidak mengumpulkan tugas dengan alasan tertinggal di rumah. Selaian itu, terdapat peserta didik yang kurang paham terkait apa saja yang harus
dinilai saat mengoreksi hasil pekerjaan teman sejawatnya. Hal ini ditunjukkan pada Lampiran 2 dan 4.
Kendala kedua yaitu guru. Berdasarkan wawancara, terdapat tiga guru A1, A2, dan A4 yang mengalami kendala pelaksanaan penilaian otentik
keterampilan menulis. Kendala tersebut di antaranya, guru A1 kesulitan dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja, proyek, dan portofolio. Guru A2 kesulitan
menentukan kriteria penilaian, koreksi hasil tugas siswa, dan dokumentasi. Selanjutnya, guru A3 belum pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013
ditunjukkan pada Lampiran 3a, 3b, dan 3d. Kendala ketiga yaitu keterbatasan waktu. Keterbatasan waktu menjadi
kendala yang sering dialami para guru. Terlebih dalam pembelajaran Bahasa Indonesia beracuan Kurikulum 2013 di mana seluruh kompetensi difokuskan pada
teks sehingga membutuhkan waktu pertemuan yang tidak sedikit. Berdasarkan wawancara, terdapat dua guru yaitu A2 dan A3 yang mengalami kendala
keterbatasan waktu ditunjukkan pada Lampiran 3b dan 3c. Akan tetapi, dalam
hasil pengamatan diketahui bahwa semua guru mengalami kendala keterbatasan waktu. Hal ini dikarenakan pekerjaan siswa belum selesai saat pembelajaran
berlangsung ditunjukkan pada Lampiran 4. Hasil penelitian Pemila 2014: 41-42 memaparkan bahwa guru
mengalami sejumlah kendala yang disebabkan pada tahun pelajaran 20132014para guru masih berada dalam proses penyesuaian. Kendala-kendala
yang muncul di antaranya adalah kendala dalam penentuan tugas otentik, kendala dalam menerapkan teknik penilaian yang lebih kompleks, serta kendala dalam
penilaian proses yang menuntut guru melakukan penilaian penyekoran langsung dalam kegiatan belajar siswa. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang
dilakukan pada guru Bahasa Indonesia SMP beracuan Kurikulum 2013 di Kecamatan Kalasan yang mengalami tiga kendala, yaitu peserta didik, guru, dan
keterbatasan waktu.