Mekanisme dan Prosedur Penilaian Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian

Research Evalution mengatakan “Assessment is authentic when it measures products or performances that “have meaning or value beyond success in school”. Penilaian hendaknya dilakukan secara menyeluruh baik proses maupun hasil akhir Newman dkk dalam Frey, 2012: 2. Penilaian pembelajaran bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, harus memperhatikan hakikat bahasa dan fungsi bahasa. Pada hakikatnya, bahasa merupakan hasil budaya manusia yang selanjutnya juga berfungsi sebagai sarana komunikasi. Penilaian yang baik tidak hanya dilihat hari hasil akhir, tetapi juga harus mengacu pada proses kinerja siswa. Sementara itu Dorn, dkk 2004: 98 dalam bukunya yang berjudul Assesing Expressive Learning mengungkapkan “It also is focused on student performance, which is observable evidence of what students know and can do”. Penilaian tersebut difokuskan pada kinerja siswa. Penerapan penilaian otentik dianggap penting oleh berbagai pihak karena penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang dikuasai tersebut Nurgiyantoro, 2013: 306. Siswa dianggap menguasai pembelajaran jika ia mampu menunjukkan kinerjanya secara sungguh-sungguh. Untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran, guru harus menerapkan penilaian otentik yang mampu mengukur tingkat pemahaman siswa secara tepat dan nyata, sekaligus mampu dijadikan dasar pengembangan proses pembelajaran Abidin, 2012: 225. Selain itu, Wahyuni 2012: 67 mengemukakan terdapat beberapa karakteristik penilaian otentik, di antaranya, 1 memuat tugas yang menyelaraskan antara isi dan tujuan pembelajaran, 2 bisa diterapkan pada kehidupan yang sesungguhnya, 3 berisi demonstrasi, 4 menekankan pada proses dan produk, 5mempunyai format yang beragam, kaya, dan multidimensional, 6 memberi peluang pada pembelajar untuk melakukan evaluasi diri, 7 menuntut kemampuan kognitif yang kompleks, 8 berdasarkan standar yang jelas, ringkas, dan dapat dikomunikasikan secara terbuka, dan 9 berkeadilan dalam prosedurpenyekoran dan penerapannya.

2. Langkah-langkah dalam Penilaian Otentik

Mueller dalam Nurgiyantoro, 2013: 31 mengemukakan terdapat sejumlah langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan penilaian otentik, yaitu a penentuan standar, b penentuan tugas otentik, c pembuatan kriteria, dan d pembuatan rubrik. a. Penentuan Standar Standar dimaksudkan sebagai sebuah pernyataan tentang apa yang harus diketahui dan dilakukan pembelajar. Dalam penentuan standar, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan kompetensiyang akan dicapai. Karena standar kompetensi dan kompetensi dasar lazimnya masih abstrak, kompetensi dasar kemudian dijabarkan menjadi beberapa indikator yang lebih operasional. b. Penentuan Tugas Otentik Tugas otentik merupakan tugas nyata yang dibebankan oleh pembelajar untuk mengukur pencapaian kompetensi. Pemilihan tugas harus merujuk pada kompetensi mana yang akan diukur pencapaiannya. Selanjutnya, pemilihan tugas harus mencerminkan keadaan atau kebutuhan yang sesungguhnya. c. Pembuatan Kriteria Kriteria merupakan pernyataan yang menggambarkan tingkat capaian dan bukti-bukti nyata capaian belajar subjek belajar dengan kualitas tertentu yang diinginkan. Kriteria lazimnya dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, kriteria lebih dikenal dengan sebutan indikator. d. Pembuatan Rubrik Untuk menentukan tinggi rendahnya skor kinerja, haruslah dipergunakan alat skala untuk memberikan skor-skor tiap kriteria yang telah ditentukan. Alat yang digunakan adalah rubrik. Dalam rubrik terdapat dua hal pokok yang harus dibuat yaitu kriteria dan capaian kinerja tiap kriteria. Kriteria berisi hal-hal esensial yang ingin diukur tingkat capaian kinerjanya yang secara esensial dan konkret mewakili kompetensi yang diukur capaiannya. Dalam rubrik, kriteria mungkin saja dilabeli dengan kata-kata tertentu yang lebih mencerminkan isi unsur yang dinilai. Rubrik lazimnya ditampilkan dalam tabel, kriteria ditampilkan di sebelah kiri, dan tingkat capaian di sebelah kanan tiap kriteria.

3. Manfaat Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa

Penilaian otentik merupakan alat pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan Kemdikbud, 2013a: 231. Implementasi penilaian otentik dalam pembelajaran mempunyai manfaat, antara lain penilaian dapat dinilai apa adanya serta mampu memaparkan kondisi pembelajaran siswa secara objektif baik dalam