Penilaian sikap Penilaian pengetahuan

pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes danatau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut. d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan feedback berupa komentar yang mendidik penguatan yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran. e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk nilai danatau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu, dan deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolahmadrasah dan pihak lain yang terkait misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tuawali pada periode yang ditentukan. g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelasguru kelas.

C. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Penilaian tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Penilaian dapat diartikan sebagai proses membandingkan hasil pengukuran dengan patokan tertentu Wahyuni dan Ibrahim 2012: 146. Jika dahulu hasil belajar hanya dinilai dalam bentuk tes objektif, kini dunia pendidikan lebih menghargai kinerja siswa yaitu dengan mengimplementasikan penilaian otentik.

1. Hakikat Penilaian Otentik

Callision mengemukakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian proses yang melibatkan berbagai kinerja yang mencerminkan bagaimana peserta didik belajar, capaian belajar, motivasi, dan sikap yang terkait dengan aktivitas pembelajaran Nurgiyantoro, 2010: 305. Menilai tidak melulu hanya berfokus pada hasil, tetapi juga dilihat dari proses awal hingga akhir. Menilai merupakan proses pengambilan hasil baikburuk suatu kegiatan dengan menggunakan pedoman pengukuran. Dalam menilai hendaknya seorang guru memiliki teknik dan pedoman agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Suryaman 2012: 159 mengatakan bahwa penilaian otentik merupakan teknik penilain alternatif yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi keterampilannya dengan mensimulasikan situasi dalam dunia nyata di luar sekolah. Pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Untuk mendukung proses pembelajaran, tidak jarang siswa diharuskan keluar dari lingkungan sekolah dan menganalisis secara langsung objek-objek terkait. Dalam jurnal yang berjudul Practical Assesment