Hakikat Penilaian Otentik Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

c. Pembuatan Kriteria Kriteria merupakan pernyataan yang menggambarkan tingkat capaian dan bukti-bukti nyata capaian belajar subjek belajar dengan kualitas tertentu yang diinginkan. Kriteria lazimnya dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, kriteria lebih dikenal dengan sebutan indikator. d. Pembuatan Rubrik Untuk menentukan tinggi rendahnya skor kinerja, haruslah dipergunakan alat skala untuk memberikan skor-skor tiap kriteria yang telah ditentukan. Alat yang digunakan adalah rubrik. Dalam rubrik terdapat dua hal pokok yang harus dibuat yaitu kriteria dan capaian kinerja tiap kriteria. Kriteria berisi hal-hal esensial yang ingin diukur tingkat capaian kinerjanya yang secara esensial dan konkret mewakili kompetensi yang diukur capaiannya. Dalam rubrik, kriteria mungkin saja dilabeli dengan kata-kata tertentu yang lebih mencerminkan isi unsur yang dinilai. Rubrik lazimnya ditampilkan dalam tabel, kriteria ditampilkan di sebelah kiri, dan tingkat capaian di sebelah kanan tiap kriteria.

3. Manfaat Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa

Penilaian otentik merupakan alat pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan Kemdikbud, 2013a: 231. Implementasi penilaian otentik dalam pembelajaran mempunyai manfaat, antara lain penilaian dapat dinilai apa adanya serta mampu memaparkan kondisi pembelajaran siswa secara objektif baik dalam proses maupun hasil. Mueller dalam Nurgiyanto, 2013: 309 mengemukakan beberapa manfaat penggunaan penilain otentik sebagai berikut. a Penggunaan penilaian otentik memungkinkan dilakukannya pengukuran secara langsung terhadap kinerja pembelajaran sebagai indikator capaian kompetensi yang diajarkan. Penilaian otentik menuntut pembelajar untuk berunjuk kerja dalam situasi yang konkret dan sekaligus bermakna yang secara otomatis juga mencerminkan penguasaan dan keterampilan keilmuannya. b Penilaian otentik memberi kesempatan pembelajar untuk mengonstruksikan hasil belajarnya. Pembelajar diminta untuk mengonstruksikan apa yang telah diperoleh ketika mereka dihadapkan pada situasi konkret. Dengan cara inilah pembelajar akan menyeleksi dan menyusun jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan analisis situasi yang dilakukan agar jawabannya relevan dan bermakna. c Penilaian otentik memungkinkan terintegrasikannya kegiatan pengajaran, belajar, dan penilaian menjadi satu paket kegiatan yang terpadu. Aktifitas guru membelajarkan, siswa belajar, dan guru menilai capaian hasil belajar pembelajaran, merupakan satu rangkaian yang memang sengaja didesain demikian. Ketika guru membelajarkan suatu topik dan pembelajaran aktif mempelajar, penilaiannya bukan semata berupa tagihan terhadap penguasaan topik itu, melainkan pembelajar juga diminta untuk berunjuk kerja d Penilaian otentik memberikan kesempatan pembelajar untuk menampilkan hasil belajarnya, unjuk kerjanya, dengan cara yang dianggap paling baik. Model ini memungkinkan pembelajar memilih sendiri cara, bentuk, atau tampilan yang menurutnya paling efektif.

4. Teknik Penilaian Otentik

Dalam pelaksanaan penilaian, guru hendaknya memahami teknik penilaian otentik. Nurgiyantoro 2011: 34-38 menyebutkan ada enam teknik penilaian otentik, di antaranya penilaian kinerja, wawancara lisan, pertanyaan terbuka, penceritaan kembali teks atau cerita, penilaian portofolio, dan penilaian proyek. Tidak jauh berbeda dengan Nurgiyantoro, Wahyuni dan Ibrahim 2012: 68-83 menyebutkan ada tujuh teknik penilaian otentik, yaitu penilaian kinerja, portofolio, proyek, diri, sejawat, produk, dan sikap. a. Penilaian kinerja Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan kriteria yang diinginkan. Penilaian ini berhubungan dengan praktik. Langkah-langkah untuk melakukan penilaian ini adalah: 1 identifikasi semua langkah penting, 2 tuliskan kemampuan-kemampuan khusus, 3 tuliskan kemampuan yang akan dinilai yang dapat teramati dalam suatu format penilaian, 4 urutkan kemampuan yang akan dinilai, 5 sediakan instrumen dan rubrik penilaian. Untuk mengatasi asesmen kinerja dapat menggunakan alat atau instrumen daftar cek misal ya-tidak, 4-1sangat kompeten, cukup, kompeten, kurang kompeten, tidak kompeten, dan bisa juga menggunakan catatan lapangan.