Penilaian pengetahuan Teknik Penilaian Otentik Keterampilan Menulis yang Digunakan

Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi rubrik. 1 Tes Praktik Tes Praktik merupakan penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuaidengan tuntutan kompetensi. Berdasarkan wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen, semua guru sudah melaksanakan penilaian tes praktik. Pada pembelajaran teks eksplanasi misalnya, guru A2 memberikan tugas kepada siswa untuk mengurutkan teks acak sesuai dengan struktur teks eksplanasi, menempelkannya di kertas asturo, kemudian meminta siswa untuk mempresentasikannya di depan kelas. Hal ini ditunjukkan dalam Lampiran 4c pertemuan ke-3. 2 Tugas Proyek Tugas proyek adalah tugas-tugas belajar learning tasks yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Tugas proyek idealnya diberikan di akhir bab pembelajaran. Berdasarkan wawancara dan analisis dokumen, diketahui bahwa sebagian guru melaksanakan penilaian tugas proyek. Namun berbeda dengan hasil pengamatan. Tidak ada guru yang melaksanakan penilaian tugas proyek ditunjukkan pada Lampiran 8. Hal ini belum tampak dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Merujuk pada penelitian Saputri 2015: 38, berdasarkan wawancara sebagian guru di SMP Negeri 2 Ngemplak mengatakan sudah melaksanakan penilaian tugas proyek. Akan tetapi, dari hasil penelitian, tidak satu pun guru yang melaksanakan penilain tersebut. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan pada guru Bahasa Indonesia SMP beracuan Kurikulum 2013 di Kecamatan Kalasan. 3 Portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, danatau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan wawancara, diketahui sebagian guru melaksanakan penilaian portofolio di akhir bab. Hal ini disampaikan oleh guru A4 dengan memperlihatkan kumpulan tugas siswa yang telah didokumentasikan. Dalam RPP, semua guru mencantumkan portofolio dalam penilaian keterampilan menulis ditunjukkan dalam Lampiran 5a-5d. Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada guru yang melaksanakan penilaian tersebut. Nurgiyantoro 2009: 13 menyatakan bahwa dari hasil penelitian para guru belum dapat memahami dan menerapkannya penilaian portofolio. Hal tersebut dikarenakan para guru belum mendapatkan panduan buku penilaian otentik. Sementara dalam penelitian ini, semua guru mengatakan melakukan penilaian portofolio. Namun dikarenakan keterbatasan waktu penelitian, tidak ada guru yang melaksanakan penilaian portofolio pada waktu pengamatan.

3. Kendala Pelaksanaan Penilaian Otentik Keterampilan Menulis

Pelaksanaan penilaian otentik keterampilan menulis tidak selalu berjalan lancar. Terdapat beberapa kendala yang dialami oleh guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kendala yang dialami guru Bahasa Indonesia SMP beracuan Kurikulum 2013 di Kecamatan Kalasan beragam. Secara umum kendala tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu peserta didik, guru, dan keterbatasan waktu. Kendala pertama yaitu peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, semua guru mengalami kendala ini. Kendala yang sering dialami yaitu peserta didik kurang aktif, lupa mengerjakan tugas, ramai saat pembelajaran berlangsung, dan tidak mengumpulkan tugas dengan alasan tertinggal di rumah. Selaian itu, terdapat peserta didik yang kurang paham terkait apa saja yang harus dinilai saat mengoreksi hasil pekerjaan teman sejawatnya. Hal ini ditunjukkan pada Lampiran 2 dan 4. Kendala kedua yaitu guru. Berdasarkan wawancara, terdapat tiga guru A1, A2, dan A4 yang mengalami kendala pelaksanaan penilaian otentik keterampilan menulis. Kendala tersebut di antaranya, guru A1 kesulitan dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja, proyek, dan portofolio. Guru A2 kesulitan menentukan kriteria penilaian, koreksi hasil tugas siswa, dan dokumentasi. Selanjutnya, guru A3 belum pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 ditunjukkan pada Lampiran 3a, 3b, dan 3d. Kendala ketiga yaitu keterbatasan waktu. Keterbatasan waktu menjadi kendala yang sering dialami para guru. Terlebih dalam pembelajaran Bahasa Indonesia beracuan Kurikulum 2013 di mana seluruh kompetensi difokuskan pada teks sehingga membutuhkan waktu pertemuan yang tidak sedikit. Berdasarkan wawancara, terdapat dua guru yaitu A2 dan A3 yang mengalami kendala keterbatasan waktu ditunjukkan pada Lampiran 3b dan 3c. Akan tetapi, dalam