merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. Selanjutnya, tahap pembuatan produk proses, meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. Terakhir, tahap penilaian produk appraisal meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. g.
Penilaian Sikap Sikap merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki seseorang. Pada tingkat SMP dipilih 20 karakter utama yang didasari dari butir-butir SKL SMP Permen Diknas nomor 23 tahun 2006 dan SKKD Permen
Diknas nomor 22 tahun 2006 yang di antaranya adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Religius, nilai karakter dalam hubungannya dengan
diri sendiri, karakter dalam hubungannya dengan sesama, karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, dan nilai kebangsaan.
5. Penilaian Otentik Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Penilaian capaian kompetensi pembelajaran bahasa dan sastra harus difokuskan pada penilaian kinerja dan bermakna. Untuk mengetahui kemampuan
menulis seorang siswa, diperlukanpenilaian dengan menggunakan alat ukur tes menulis Wahyuni dan Ibrahim, 2012: 36. Landasan penilaian pembelajaran
Bahasa Indonesia sesuai dengan KTSP Depdiknas, 2004 adalah pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan, akurat, dan konsisten Abidin, 2012: 39-40.
Pembelajaran keterampilan menulis merupakan pembelajaran yang menuntut siswa memahami dan memroduksi berbagai teks, serta dapat
mempresentasikannya. Nurgiyantoro 2011: 87 mengemukakan bahwa penilaian otentik kompetensi berbahasa aktif produktif merupakan penilaian yang menuntut
peserta didik untuk berunjuk kerja bahasa. Secara umum terdapat dua macam tugas menulis yang dapat digunakan oleh guru, yaitu menulis sebagai tanggapan
terhadap teks-teks kesastraan, dan menulis kreatif Abidin 2012: 41. Proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis siswa selanjutnya dinilai dan dievaluasi
oleh guru. Alat penilaian bahasa yang otentik yang disarankan oleh Depdiknas 2004 antara lain, hasil karya berupa produk, penugasan proyek, kinerja, tes
tertulis, dan kumpulan kerja siswa. Penilaian pembelajaran keterampilan menulis diawali dari proses
pramenulis sampai dengan pascamenulis. Terdapat lima tahapan menulis yakni tahap pramenulis, pembuatan draf, tahap editing, tahap revising, dan tahap akhir
proses menulis adalah publikasi Tomskins dan Hosskinson dalam Abidin, 2012: 185-186. Abidin 2012:184 menjelaskan terdapat tiga tahap penulisan. Pertama,
tahap pemerolehan ide yaitu penulis mendayagunakan kepekaannya untuk mereaksi berbagai fenomena hidup dan kemampuan seseorang melatih daya
tanggapnya terhadap sumber ide. Kedua, proses menulis yaitu penulis mendayagunakan
beberapa kemampuan
meliputi kemampuan
berpikir, kemampuan berasa, dan kemapuan berimajinasi. Ketiga, tahap pemroduksian ide
yaitu penulis menggunakan piranti ide berupa pengetahuan bahasa dan pengetahuan konvensi karya. Pengetahuan konvensi karya digunakan untuk
mengemas gagasan agar sesuai dengan genre tulisan yang akan dihasilkan. Keseluruhan proses menulis tersebut tidak boleh luput dari penilaian.
D. Penelitian Relevan
Penelitian tentang pelaksanaan penilaian otentik keterampilan menulis dalam pembelajran Bahasa Indonesia SMP di Kecamatan Kalasan ini mengacu
pada sejumlah penelitian yang relevan, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Burhan Nurgiyantoro dan Pujiati Suyata pada tahun 2009 yang
berjudul Pengembangan Model Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Bahasa, yang dimuat dalam jurnal Cakrawala Pendidikan Th.XXVII, No.3 tahun 2009.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengembangkan produk buku panduan penilaian otentik. Dalam penelitian dilakukan survei terhadap 30 guru
Bahasa Indonesia se-DIY untuk mengetahui data akurat mengenai pemahaman guru terhadap penilaian otentik dan pelaksanaan penilaian otentik. Hasil dari
penelitian ini di antaranya guru belum memahami dan belum melaksanakan asesmen otentik, strategi pemberdayaan guru ditempuh lewat penataran, pelatihan,
serta pendampingan pelaksanaan asesmen otentik. Penelitian disertasi PPs Universitas Sebelas Maret oleh Nuning Hidayah
Sunani pada tahun 2010 yang berjudul Sistem Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Studi Kebijakan di SMP Negeri Kabupaten
Karanganyar. Penelitian ini mendeskripsikan tentang penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia yang meliputi sistem penilaian formatif, implementasi sistem
Penilaian Berbasis Kelas PBK, persepsi guru dan siswa terhadap sistem PBK, keunggulan dan kelemahan sistem PBK, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh
Dinas P dan K, Kepala Sekolah, dan guru. Hasil penelitian ini di antaranya, PBK diperlukan karena banyak manfaat dalam rangka meningkatkan kualitas dan hasil
pembelajaran Bahasa Indonesia guna menghindari kerumitan dan kesulitan bagi guru dalam memahami PBK, maka redaksinya perlu disederhanakan tanpa
mengubah subtansinya. Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian skripsi Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta oleh Widya Ajeng Pemila pada tahun 2014 yang berjudul Pelaksanaan Penilaian Otentik Pembelajaran Bahasa
Indonesia SMA Beracuan Kurikulum 2013 di Kabupaten Gunungkidul.Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan penilaian otentik pembelajaran bahasa Indonesia
SMA beracuan Kurikulum 2013 di Kabupaten Gunungkidul. Pelaksaan penilian otentik yang dilaksanakan oleh para guru sudah sesuai dengan ketentuan
Kurikulum 2013. Hasil dari penelitian ini di antaranya, tingkat ketercapaian pelaksanaan penilaian otentik berada dalam kategori sedang, guru mengalami
kendala dalam menerapkan tugas otentik yang kompleks, dan guru melakukan upaya untuk mengatasi kendala penilaian otentik yaitu dengan melakukan diskusi
dengan rekan sejawat. Terakhir adalah penelitian skripsi Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Yogyakarta oleh Wardani Ayu Saputri pada tahun 2015 yang berjudul Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Negeri 2 Ngemplak. Penelitian tersebut mendeskripsikan tentang pelaksanaan penilaian otentik dalam pembelajaran Bahasa Indonesiadi SMP Negeri 2
Ngemplak. Pelaksanaan dilakukan pada empat guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kurikulum KTSP. Hasil dari penelitian ini di antaranya adalah
pelaksanaan penilaian otentik di SMP Negeri 2 Ngemplak oleh guru mata