55
b. Proses Komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses pencapaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk
menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus
memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif
perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Komunikan media surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda dengan
komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi
penyampaian suatu pesan tertentu pula. Effendy, 2006: 16.
1.4 Tujuan Komunikasi
a. Perubahan sikap attitude change
b. Perubahan pendapat pinion change
c. Perubahan perilaku behavior change
d. Perubahan sosial social change Effendy, 2006: 17
1.5 Fungsi Komunikasi
a. Menyampaikan informasi to inform
b. Mendidik to educate
c. Menghibur to entertain
d. Memengaruhi to influence Effendy, 2006: 17
Universitas Sumatera Utara
56
II.2. Penyuluhan 2.1. Pengertian Penyuluhan
Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti obor atau pun alat untuk menerangi keadaan yang gelap. Dari asal perkataan tersebut, dapat
diartikan bahwa penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan penerangan atau pun penjelasan kepada mereka yang disuluh, agar tidak lagi berada dalam
kegelapan mengenai sesuatu masalah tertentu. Nasution, 1990: 7 Claar et al. membuat rumusan bahwa penyuluhan merupakan jenis khusus
pendidikan pemecahan masalah problem solving yang berorientasi pada tindakan; yang mengajarkan sesuatu; mendemonstrasikan, dan memotivasi, tapi
tidak melakukan pengaturan regulating dan juga tidak melaksanakan program yang non-edukatif. Nasution, 1990: 8.
Samsudin menyebut penyuluhan sebagai suatu usaha pendidikan non-formal yang dimaksudkan untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide-ide
baru. Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidikkan sesuatu kepada masyarakat, memberi mereka pengetahuan, informasi-informasi,
dan kemampuan-kemampuan baru agar mereka dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Nasution, 1999: 10
Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan pendidikan non- formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik
seperti yang dicita-citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut, terdapat unsur-unsur seperti : gagasanidekonsep yang dididikkan, lembagabadanpihak
Universitas Sumatera Utara
57
yang memprakarsai perubahan masyarakat secara keseluruhan, tenaga penyebar idekonsep yang dimaksud, dan anggota masyarakat baik secara individu maupun
secara keseluruhan yang menjadi sasaran dari kegiatan penuluhan tersebut. Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian hal-hal yang disuluhkan
adalah amat penting. Penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok berikut
ini: 1
Masalah yang dihadapi 2
Siapa yang akan disuluh 3
Apa tujuan objectivites yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan.
4 Pengembangan pesan
5 Metoda atau saluran yang digunakan
6 Sistem evaluasi “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana
keseluruhan kegiatan dimaksud. Nasution, 1990: 11.
2.2. Falsafah Penyuluhan