Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

23 Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya nalar siswaI, serta teknik komunikasi yang dapat menarik perhatian siawai tersebut agar penyuluhan yang dilakukan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi siswaI yang telah disuluh tersebut sadar akan bahayanya penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana pengaruh komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara PIMANSU dengan peningkatan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba pada Siswai MAN 3 MEDAN”.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka dirumuskan permasalahan adalah sebagai berikut : “Sejauhmana pengaruh penyuluhan yang dilakukan oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara PIMANSU dengan peningkatan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba pada Siswai MAN 3 MEDAN”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian, maka ditetapkan batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian terbatas pada kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara PIMANSU. Universitas Sumatera Utara 24 2. Kegiatan dimaksud dalam penelitian ini adalah “komunikasi penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba di MAN 3 Medan”. 3. Obyek Penelitian adalah siswai kelas 2 MAN 3 Medan yang ikut dalam acara penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba pada tanggal 04 Oktober 2010 4. Penelitian dilaksanakan selama bulan Desember – Januari 2010. I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Komunikasi Penyuluhan tentang Penyalahguaan Narkoba yang dilakukan oleh PIMANSU di MAN 3 Medan. b. Untuk mengetahui tingkatan kesadaran siswai kelas 2 MAN 3 Medan tentang Penyalahguaan Narkoba yang dilakukan oleh PIMANSU . c. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi penyuluhan oleh PIMANSU tentang penyalahgunaan narkoba terhadap tingkat kesadaran siswai kelas 2 MAN 3 Medan.

I.4.2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis : Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan FISIP USU, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi. Universitas Sumatera Utara 25 b. Secara praktis : Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi siswai kelas 2 MAN 3 Medan mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. c. Secara Teoritis : Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan memperkaya khasanah pengetahuan tentang bahaya narkoba dan cara pencegahannya.

I.5. Kerangka Teori

Dari defenisi teori, teori mempunyai peranan yang besar dalam riset, karena teori mengandung tiga hal : pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep - konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistimatis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antarkonsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimna bentuk hubungannya Singarimbun, 1995:37. Dalam setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah, untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok fikir yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Hadari Nawawi,1998:39-40.

I.5.1. Komunikasi.

Istilah Komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata bahasa Latin Communico yang artinya membagi Changgara dalam Cherry dalam Stuart, 1998 Universitas Sumatera Utara 26 Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Lain halnya dengan dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi aksi reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seseorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi. Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri menurut Book dalam Changgara, 1998:19 pada studi komunikasi antarmanusia human communication bahwa : “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan 1 membangun hubungan antarsesama manusia 2 melalui pertukaran informasi 3 untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain 4 serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”. ISIAN Everett M. Rogers mendefisinisikan komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut L. Tubbs dan Moss Rakhmat,2005:13 komunikasi efektif menimbulkan : a. Pengertian b. Kesenangan c. Mempengaruhi sikap Universitas Sumatera Utara 27 d. Hubungan sosial yang baik, dan e. Tindakan Dengan demikian dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan atau tanpa perantara dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikan.

I.5.2 Penyuluhan

Menurut Buford menyatakan bahwa : Penyuluhan berasal dari kata dasar “suluh” atau obor, sekaligus sebagai terjemah dari kata “voorlichting” dapat diartikan sebagai kegiatan peneraganatau memberikan terang bagi yang dalam kegelapan. Sehingga, penyuluhan juga sering diartikan sebagai kegiatan penerangan”. Sebagai proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada member penerangan, tetapi juga menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok – sasaran yang menerima manfaat penuluhan beneficiaries, sehingga mereka benar – benar memahaminya seperti yang dimaksud oleh penyuluh atau juru penerangannya Sukardi, 2004:15. Menurut Margono slamet, penyuluhan dapat diartikan sebagai suatu pendidikan yang bersifat non formal yang bertujuan untuk membantu masyrakat petanimerubah prilakunya dalam hal penegtahuan, keterampilan dan sikap agar mereka dapat memecahkan masalahnya yang dihadapinya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian Penyuluhan dapat diartikan sebagai suatu sitem pendidikan yang bersifat non formal di luar sekolah yang biasa untuk anggota masyarakat agar meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Universitas Sumatera Utara 28 mentalnya menjadi lebih produktif sehingga mampu meningkatkan kesejateraan hidupnya slamet, 2000:211 - 221. Mardikanto Yustina, 2003: 191 mencatat bahwa penyuluhan dapat diartikan dengan berbagai pemahaman, seperti : 1 penyebarluasan informasi, 2 penerangan.penjelasan, 3 pendidikan non – formal luar sekolah, 4 perubahan perilaku, 5 rekayasa sosial, 6 pemasaran inovasi teknik dan sosial, 7 perubahan sosial perilaku individu, nilai – nilai, hubungan antara individu, kelambagaan dan lain - lain, dan 8 pemberdayaan masyarakat community empowerment, penguatan komunitas community strengthening. Karena itu penyuluhan diartikan sebagai proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memperdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan prilaku pada diri semua stekeholder individu, kelompok, kelembagaan yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan. Pada hakikatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi,, proses yang dialami mereka yang siusul sejak mengetahui, memahami, meminati dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan nyata, adalah suatu proses komunikasi. Dengan demikian kelihatanlah bagaimana pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik. Dalam melakukan penyuluhan, factor penyampaian baca : pengkomunikasian hal – hal yang disuluhkan adalah amat penting. Karena itu itu penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebig dahulu suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal – hal pokok berikutnya : Universitas Sumatera Utara 29 a Masalah yang dihadapin b Siapa yang akan disuluh c Apa tujuan objektives yang hendak dicapai dari kegiatan penyuluhan d Pendekatan yang dipakai e Pengembangan pesan f Metodesaluran yang digunakan g Sistem evaluasi yang “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana keseluruhan kegiatan dimaksud Nasution, 1990: 11 Melihat bentuk dan tujuannya, maka penyuluhan merupakan wujud kongkrit dari apa yang sekarang dikenal dengan sebutan komunikasi serbaguna. Suatu bidang yang berkembang pesat sejak penhujun decade 60-an. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbale balik antar semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap hasil pencapaian penyuluhan yang berasal dari pihak yang memperkarasai dan tunjukandapat memahami, menerima, dan berpratisipasi dalam melaksanakan gagasan – gagasan yang disampaikam tersebut. Nasution, 1990 : 10. Barikut adalah faktor pendukung efektivitas penyuluhan sentiana, 2005 : 48 - 56 : a. Metode Penyuluhan, berdasarkan pendekatan sasaran : 1 Pendekatan perorangan Personal approuch. Dalam metode ini penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini dinilai sangat efektif karena dapat secara langsung memecahkan masalah atas bimbingan penyuluhan, tetapi dari segi jumlah sasaran yang dicapai metode ini kurang efektif. Metode ini biasanya dilakukan dengan dialog langsung, surat – menyurat, hubungan telepon. Dalam pendekatan Universitas Sumatera Utara 30 perorangan ini Nasution, 1990 : 22 – 24 juga menyatakan seorang penyuluh dituntut untuk memiliki : kemampuan empati, menciptakan situasi homophily penyuluhan dirasakan sama atau setara dengan khalayak yang dihadapi dengan khalayak dan menegkkan keserasian program. 2 Pendekatan kelompok group approuch. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Metode pendekatan kelompok lebih menguntungkan karena adanya umpan balik, yang termasuk dalam metode pendekatan kelompok ini di antaranya diskusi kelompok, demonstrasi cara dan hasil, karyawisata, kursus dan lain – lain.

b. Media Penyuluhan

Media Penyuluhan adalah alat bantu penyuluhan yang berfungsi sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran sehingga pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Dalam penyuluhan dikenal beragam media atau alat bantu penyuluhan, seperti bneda sampel, model tiruan, barang cetakan brosur, poster,photo, leaflet, sheet, gambar diproyeksikan slide, film, film – strip, video, movie - film dan lambing grafika grafik batang dan garis, diagram, skema, peta. c. Materi Penyuluhan Materi Penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan berupa informasi – informasi atau pesan. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal danatau nonverbal yang mewakili perasaan , nilai, gagasan atau maksud. Selanjutnya lasswell Mulyana, 2005 : 63 mengatakan Universitas Sumatera Utara 31 pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna gagasan, ide dan nilai, symbol yang digunakan bahasa ataukata - kata dan bentuk pesan verbaldan nonverbal. Materi dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan sasaran dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan. d. Waktu dan Tempat Penyuluhan Dalam penyuluhan pengaturan waktu dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi masyarakat sasaran penting dan saling berkaitan dalam mencapai tujuan penyuluhan. Kapan dan dimana dilaksanakan penyuluhan harus terkesan tidak menggaggu dan merugikan sasaran.

I.5.3. Penyuluh sebagai Agen Perubahan

Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Orang-orang itu, dalam pustakaan ilmu-ilmu sosial dikenal dengan sebutan Agent Of Change Agen Perubahan. Pada penelitian ini yang menjadi agen perubahan adalah PIMANSU. Menurut Havelock, agen perubahan adalah orang yang membantu pelaksanaan perubahan sosial. Selanjutnya menurut Rogers dan Shoemaker agen perubahan merupakan tugas profesional yang memengaruhi suatu putusaan pada inovasi menurut arah yang diinginkannya. Para agen perubahan ini dipandang sebagai mata rantai komunikasi antara dua atau lebih sistem sosial. Dilla, 2007:144 Universitas Sumatera Utara 32 Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator selain mengenal dirinya sendiri, ia juga harus memiliki kepercayaan credibility, daya tarik attractive, dan kekuatan power. Cangara, 2000: 95-100 a. Kepercayaan Credibility Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak penerima. James McCroskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi competence, sikap character, tujuan intention, kepribadian personality, dan dinamika dynamism. Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan itu punya maksud yang baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicaraan memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat, sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disaampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan. Pengembangan kepercayaan credibility dapat dikembangkan melalui teori Aristoteles. Menurut Hafied Changara 2007:91 teori tersebut adalah, “Ethos, pathos dan logos. Ethos ialah karakter pribadinya. Pathos ialah pengendalian emosi. Logos ialah kemampuan argumentasi”. Artinya, untuk mengembangkan kepercayaan atau kredibilitas, seseorang harus mampu memperkuat karakter pribadinya, mengendalikan emosinya dan memiliki kemampuan berargumentasi yang baik dan berdasar. Universitas Sumatera Utara 33 b. Daya Tarik Attractive Daya tarik adalah saalah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik attractiveness banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan similarity, dikenal baik familiarity, disukai liking, dan fisiknya physic. Kesamaan di sini dimaksudkan bahwa orang bisa tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku, daerah asal dan sebagainya. Dikenal maksudnya seorang komunikator adalah seorang yang sudah lama dikenal oleh para khalayak. Disukai artinya komunikator adalah orang yang disenangi dan disukai oleh khalayak. Fisik artinya seorang komunikator akan dapat diterima dengan baik apabila memiliki tampilan fisik yang baik dan menarik c. Kekuatan Power Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin memengaruhi orang lain. Hafied Changara 2007:95 mengemukakan bahwa, “Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin mempengaruhi orang lain”. Agen – agen perubahan itu, menurut Rogers dan Shoemaker, berfungsi sebagai merantai komunikasi antar dua atau lebig system sosial. Yaitu menghubungkan antara suatu system sosial yang melopori perubahan tadi dengan system sosial yang menjadi klien dalam usaha perubahan tersebut. Hal itu tercemin dalam peran utama seorang agen perubahan Havelok : hal 7 Universitas Sumatera Utara 34 1. Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahan 2. Sebagai pemberi pemecahan persoalan 3. Sebagai pembantu proses perubahan: membantu dalam proses pemecahan masalah dan penyebaran inovasi, serta member petunujuk bagaimana : a. Mengenali dan merumuskan kebutuhan b. Mendiagnosa permasalahn dan menentukan tujuan c. Mendapatkan sumber – sumber yang relevan d. Memilih atau menciptakan pemecahan masalah e. Menyesuaikan dan merencanakan pertahapan pemecahan masalah 4. Sebagai penghubung linker dengan sumber – sumber yang di perlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

I.5.4. AIDDA

Efektivitas penyampaikan pesan komunikasi bisnis, ditentukan oleh banyak hal. Satu di antaranya, adalah efektivitas penyampaian pesan dengan cara menarik perhatian komunikan. Untuk kepentingan ini, konsep AIDDA bisa kita terapkan. Seperti yang disampaikan Wilbur Schram, the condition of success in communication, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan memperhatikan : Universitas Sumatera Utara 35 A : Attention, pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik. I : Interest, pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antar komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti. D : Desire, pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan. D :Decisision, pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan. A : Action, tindakan dari komunikan. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan, adalah bagaimana caranya kita bisa harus bisa menarik perhatian komunikan. Buat supaya komunikan tertarik untuk lebih ingin tahu mengenai isi pesannya. Atau manakala kita menyampaikan pesan melalui televisi. Melaiui team creative, harus bisa terkemas informasi yang sangat menarik. Karena ada kecenderungan, komunikan saat ini, tiuak hanya butuh informasi, tetapi sesuatu yang bisa sekaligus menghibur mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penyampaian pesan harus diperhatikan attention, interest, desire, decisision, dan action sehingga kegiatan komunikasi dapat mempengaruhi khalayak. aidda-is-attention-interest- desire.html.

I.5.5. Narkoba

Narkoba Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat Universitas Sumatera Utara 36 menimbulkan ketergantungan. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997, tentang Narkotika. Psikotropika adalah Zat atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasian psikoaktif, melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan yang tidak termasuk kedalarn golongan narkotika atau psikotropika, tetapi menimbulkan ketergantungan, antara lain seperti alkohol, tembakau, sedatifhipnotika dan inhalansia. Contoh – contoh Narkoba : Narkotika golongan I ; yaitu Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan dilarang digunakan untuk kepentingan lainnya, seperti : 1. Tumbuhan Papaver Somniferum L dan semua bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya. 2. Opium 3. Tumbuhan Coca, daun Coca, Cocaine mentah yaitu hasil pengolahan daun Coca secara langsung. 4. Heroin, Morfhin Putau 5. Ganja Narkotika golongan II ; yaitu narkotika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan menengah, dapat digunakan sebagai pilihan terakhir untuk tujuan pengobatan dan ilmu pengetahuan, seperti antara lain : Universitas Sumatera Utara 37 1. Morphine, yaitu alkaloida yang terdapat dalam opium, berupa serbuk putih, digunakan dalam pengobatan sebagai penawar rasa sakit yang kuat dalam operasi atau karena penyakit kanker. 2. Pentany 3. Exgonina 4. Petidine Narkotika Golongan III ; adalah narkotika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan rendah, yang banyak digunakan dalam pengobatan dan untuk tujuan ilmu pengetahuan seperti antara lain. 1. Codein, yaitu alkaloida berupa serbuk putih atau dalam bentuk tablet, terkandung dalam opium atau sintesis dari morfine, digunakan sebagai obat antitusif peredam batuk. 2. Ethymorphunine, yaitu Narkoba atau obat bius adalah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja yang ada pada umumnya bersifat membius, merangsang meningkatkan semangat kegiatan, menimbulkan daya khayal yang tinggi halusinasi.

I.5.6. Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti remaja, tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Para ahli jiwa mempunyai anggapan yang berbeda mengenai penetapan usia remaja. Mereka kata sepakat tentang batasan usia yang jelas dan dapat disetujui bersama. Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu. Awal masa remaja bermula dari usia 17 sampai 21 tahun. Hurlock, 1998:206. Universitas Sumatera Utara 38 Perbedaan pendapat tentang usia remaja tidak akan mengurangi batas usia pada masa remaja. Pada umumnya dinamakan masa remaja itu adalah berkisar usia 13 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai 22 bagi pria. Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. 1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah. 2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. Universitas Sumatera Utara 39 3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa. 4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. 5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut. ciri-ciri-masa-remaja.html.

I.5.7. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba menimbulkan dampak antara lain, merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, perubahan perilaku menjadi anti sosial, merosotnya produktivitas kerja, gangguan kesehatan, mempertinggi kecelakaan lalu lintas, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya, baik kuantitatif maupun kualitatif Hawari, 1991:16. Universitas Sumatera Utara 40 Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum Pasal 59, Undang-Undang No.5 Tahun 1997, tentang Psikotropika dan pasal 84, 85 dan 86, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997, tentang Narkotika.

I.5.8. Kesadaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesadaran adalh suatu keadaan thu, mengerti dan merasa. Dengan kata lain, kesadaran adalah suatu keadaan dimana individu mengadakan pemahaman terhadap apa yang ditangkapnya melalui panca indera yitu mengenal, mengerti, dan merasa tentang dirinya atau juga keadaan sekitarnya. Kesadaran adalah fikiran, perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka atau disadari oleh individu kepada sesamanya dalam Iingkungannya yang berupa rasa asing, rasa puas dan rasa benci dari pengetahuan yang dipaharni oleh seseorang. Koenjaraningrat, 1990:125. Menurut Magnis Suseno Koenjaraningrat, 1990:128, ada hubungan yang erat antara kesadaran dan sikap moral, walaupun diakui bahwa keduanya tidak identik. Kesadaran juga sangat berhubungan dengan semangat dan sikap yang tetap dalam diri seseorang atau kelompok orang yang termuat didalamnya nilai – nilai moral. Kesadaran mengandaikan adanya suatu kehendak batin sebagai sebuah tuntunan kodrat yang harus direalisaskan dalamrangka pengembangan pengetahuan. Kesadaran merupakan bagian dari pengaruh kognitif yang ditimbulkan. Pada tahap ini seseorang dibuat menjadi mengerti atau tahu akan sesuatu hal,akan Universitas Sumatera Utara 41 tetapi adaanya kesadaran benlum tentu ada tindakan, sebab sebelumnya harus didahului dengan adanya suatu pertimbangan yang disadari oleh perasaan emosi. Sesudah fase itu disertai dengan adanya sikap yang pasti maka tibul lah tindakan. Kesadaran adalah langkah awal dari terwujudnya mksud dan tujuan dari pesan yang disampaikan oleh penyuluh bahaya penyalahgunaan narkoba. Peningkatan kesadaran berarti kesadaran dimana seseorang tidak hanya mengetahui masalah bahaya penyalahgunaan narkoba tetapi juga mewujudkan penegtahuan dengan berusaha melakukan pencegahan sedini mungkin. Dengan adanya penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba kiranya dapat menggugah kesadaran para siswaI akan pentingnya mengantisipasi dan mereduksi peningkatan pengunaan penyalahgunaan narkoba.

I.6. Kerangka Konsep

Teori – teori yang dijadikan sebagai landasan pemikiran harus dapat menghasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. singarimbun, 1995:33. Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas X Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab pendahulu dari variabel lainnya Kriyanto, 2008:21. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kampanye anti narkoba Universitas Sumatera Utara 42 2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Kriyantono,2008:21. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesadaran Remaja 3. Variabel Antara Z Variabel Antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, atau tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas Kriyantono,2008:21.Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakter responden. Gambar 1 Model Teoritis

I.7. Operasional Variabel.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Bahaya Narkoba Terhadap Motivasi Narapidana Berhenti Menggunakan Narkoba Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat

2 56 84

Jaringan Komunikasi dan Kesadaran Bernegara (Studi Korelasional Mengenai Jaringan Komunikasi Antar Masyarakat Tionghoa Di Berastagi Dalam Menumbuhkan Kesadaran Bernegara)

0 40 98

Pengaruh Iklan Bahaya Narkoba Terhadap Perilaku Siswa SMA Negeri Tentang Narkoba Di Kota Langsa Tahun 2003

0 41 67

Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Adopsi Inovasi (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Pembuatan Bokashi oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk. Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir)

3 49 138

Komunikasi Penyuluhan Anti Narkoba dan Peningkatan Kesadaran (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan yang Dilakukan Oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) Terhadap Tingkat Kesadaran Tentang Narkoba Pada Si

2 60 197

Upaya Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

2 39 90

Komunikasi Penyuluhan Dan Peningkatan Kompetensi Profesional (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Simalungun Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru SMP Negeri 1 Kecamatan Raya)

12 78 148

Komunikasi Penyuluhan Dan Partisipasi (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Penyuluhan Kanker Serviks Oleh PKBI Sumatera Utara Terhadap Tingkat Partisipasi Wanita Di Kelurahan Belawan II)

0 36 122

Penyuluhan Hukum tentang Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat terhadap Perlindungan Karya Cipta Musik dan Lagu

0 0 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Penyuluhan 1.1. Pengertian Penyuluhan - Pengaruh Penyuluhan Bahaya Narkoba Terhadap Motivasi Narapidana Berhenti Menggunakan Narkoba Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat

0 0 30