23
Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya
nalar siswaI, serta teknik komunikasi yang dapat menarik perhatian siawai tersebut agar penyuluhan yang dilakukan tidak hanya menambah pengetahuan,
tetapi siswaI yang telah disuluh tersebut sadar akan bahayanya penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana pengaruh komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh
Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara PIMANSU dengan peningkatan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba pada Siswai
MAN 3 MEDAN”.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka dirumuskan permasalahan adalah sebagai berikut : “Sejauhmana pengaruh
penyuluhan yang dilakukan oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara PIMANSU dengan peningkatan kesadaran terhadap bahaya
penyalahgunaan narkoba pada Siswai MAN 3 MEDAN”.
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian, maka ditetapkan batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian terbatas pada kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Informasi
Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara PIMANSU.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Kegiatan dimaksud dalam penelitian ini adalah “komunikasi penyuluhan
tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba di MAN 3 Medan”. 3.
Obyek Penelitian adalah siswai kelas 2 MAN 3 Medan yang ikut dalam acara penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba pada tanggal
04 Oktober 2010 4.
Penelitian dilaksanakan selama bulan Desember – Januari 2010.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Komunikasi Penyuluhan tentang Penyalahguaan Narkoba yang dilakukan oleh PIMANSU di MAN 3
Medan. b.
Untuk mengetahui tingkatan kesadaran siswai kelas 2 MAN 3 Medan tentang Penyalahguaan Narkoba yang dilakukan oleh PIMANSU .
c. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi penyuluhan oleh PIMANSU
tentang penyalahgunaan narkoba terhadap tingkat kesadaran siswai kelas 2 MAN 3 Medan.
I.4.2. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis : Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
bahan penelitian dan sumber bacaan mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan FISIP USU, khususnya
Jurusan Ilmu Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
25
b. Secara praktis : Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi
siswai kelas 2 MAN 3 Medan mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba.
c. Secara Teoritis : Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan
dan memperkaya khasanah pengetahuan tentang bahaya narkoba dan cara pencegahannya.
I.5. Kerangka Teori
Dari defenisi teori, teori mempunyai peranan yang besar dalam riset, karena teori mengandung tiga hal : pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar
konsep - konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistimatis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan
antarkonsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan
bagaimna bentuk hubungannya Singarimbun, 1995:37. Dalam setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan
berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah, untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok fikir yang menggambarkan dari sudut
mana masalah penelitian akan disoroti Hadari Nawawi,1998:39-40.
I.5.1. Komunikasi.
Istilah Komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata bahasa Latin Communico yang artinya membagi Changgara dalam Cherry dalam Stuart, 1998
Universitas Sumatera Utara
26
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan
“Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Lain halnya dengan dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi
aksi reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seseorang berlindung pada suatu tempat
karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri menurut Book dalam Changgara, 1998:19 pada studi
komunikasi antarmanusia human communication bahwa : “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan 1 membangun hubungan antarsesama manusia 2 melalui pertukaran informasi 3 untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain 4 serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”. ISIAN
Everett M. Rogers mendefisinisikan komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut L. Tubbs dan Moss Rakhmat,2005:13 komunikasi efektif
menimbulkan : a.
Pengertian b.
Kesenangan c.
Mempengaruhi sikap
Universitas Sumatera Utara
27
d. Hubungan sosial yang baik, dan
e. Tindakan
Dengan demikian dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan dengan atau tanpa perantara dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikan.
I.5.2 Penyuluhan
Menurut Buford menyatakan bahwa : Penyuluhan berasal dari kata dasar “suluh” atau obor, sekaligus sebagai terjemah dari kata “voorlichting” dapat
diartikan sebagai kegiatan peneraganatau memberikan terang bagi yang dalam kegelapan. Sehingga, penyuluhan juga sering diartikan sebagai kegiatan
penerangan”. Sebagai proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada member penerangan, tetapi juga menjelaskan mengenai segala informasi
yang ingin disampaikan kepada kelompok – sasaran yang menerima manfaat penuluhan beneficiaries, sehingga mereka benar – benar memahaminya seperti
yang dimaksud oleh penyuluh atau juru penerangannya Sukardi, 2004:15. Menurut Margono slamet, penyuluhan dapat diartikan sebagai suatu
pendidikan yang bersifat non formal yang bertujuan untuk membantu masyrakat petanimerubah prilakunya dalam hal penegtahuan, keterampilan dan sikap agar
mereka dapat memecahkan masalahnya yang dihadapinya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian Penyuluhan dapat diartikan sebagai
suatu sitem pendidikan yang bersifat non formal di luar sekolah yang biasa untuk anggota masyarakat agar meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
Universitas Sumatera Utara
28
mentalnya menjadi lebih produktif sehingga mampu meningkatkan kesejateraan hidupnya slamet, 2000:211 - 221.
Mardikanto Yustina, 2003: 191 mencatat bahwa penyuluhan dapat diartikan dengan berbagai pemahaman, seperti : 1 penyebarluasan informasi, 2
penerangan.penjelasan, 3 pendidikan non – formal luar sekolah, 4 perubahan perilaku, 5 rekayasa sosial, 6 pemasaran inovasi teknik dan sosial, 7
perubahan sosial perilaku individu, nilai – nilai, hubungan antara individu, kelambagaan dan lain - lain, dan 8 pemberdayaan masyarakat community
empowerment, penguatan komunitas community strengthening. Karena itu penyuluhan diartikan sebagai proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk
memperdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan prilaku pada diri semua
stekeholder individu, kelompok, kelembagaan yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri dan
partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan. Pada hakikatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi,, proses yang
dialami mereka yang siusul sejak mengetahui, memahami, meminati dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan nyata, adalah suatu proses
komunikasi. Dengan demikian kelihatanlah bagaimana pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik.
Dalam melakukan penyuluhan, factor penyampaian baca : pengkomunikasian hal – hal yang disuluhkan adalah amat penting. Karena itu itu penyuluhan
menuntut dipersiapkannya lebig dahulu suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal – hal pokok berikutnya :
Universitas Sumatera Utara
29
a Masalah yang dihadapin
b Siapa yang akan disuluh
c Apa tujuan objektives yang hendak dicapai dari kegiatan penyuluhan
d Pendekatan yang dipakai
e Pengembangan pesan
f Metodesaluran yang digunakan
g Sistem evaluasi yang “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana
keseluruhan kegiatan dimaksud Nasution, 1990: 11 Melihat bentuk dan tujuannya, maka penyuluhan merupakan wujud kongkrit
dari apa yang sekarang dikenal dengan sebutan komunikasi serbaguna. Suatu bidang yang berkembang pesat sejak penhujun decade 60-an. Dalam arti luas,
komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbale balik antar semua pihak yang terlibat
dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap hasil
pencapaian penyuluhan yang berasal dari pihak yang memperkarasai dan tunjukandapat memahami, menerima, dan berpratisipasi dalam melaksanakan
gagasan – gagasan yang disampaikam tersebut. Nasution, 1990 : 10. Barikut adalah faktor pendukung efektivitas penyuluhan sentiana, 2005 : 48 -
56 : a.
Metode Penyuluhan, berdasarkan pendekatan sasaran :
1 Pendekatan perorangan Personal approuch.
Dalam metode ini penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini dinilai sangat efektif karena dapat secara langsung
memecahkan masalah atas bimbingan penyuluhan, tetapi dari segi jumlah sasaran yang dicapai metode ini kurang efektif. Metode ini biasanya dilakukan dengan
dialog langsung, surat – menyurat, hubungan telepon. Dalam pendekatan
Universitas Sumatera Utara
30
perorangan ini Nasution, 1990 : 22 – 24 juga menyatakan seorang penyuluh dituntut untuk memiliki : kemampuan empati, menciptakan situasi homophily
penyuluhan dirasakan sama atau setara dengan khalayak yang dihadapi dengan khalayak dan menegkkan keserasian program.
2 Pendekatan kelompok group approuch.
Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman
antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Metode pendekatan kelompok lebih menguntungkan karena adanya umpan balik, yang
termasuk dalam metode pendekatan kelompok ini di antaranya diskusi kelompok, demonstrasi cara dan hasil, karyawisata, kursus dan lain – lain.
b. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan adalah alat bantu penyuluhan yang berfungsi sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran
sehingga pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Dalam penyuluhan dikenal beragam media atau alat bantu penyuluhan, seperti bneda sampel, model
tiruan, barang cetakan brosur, poster,photo, leaflet, sheet, gambar diproyeksikan slide, film, film – strip, video, movie - film dan lambing grafika
grafik batang dan garis, diagram, skema, peta. c.
Materi Penyuluhan Materi Penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan
penyuluhan berupa informasi – informasi atau pesan. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal danatau nonverbal yang mewakili perasaan , nilai,
gagasan atau maksud. Selanjutnya lasswell Mulyana, 2005 : 63 mengatakan
Universitas Sumatera Utara
31
pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna gagasan, ide dan nilai, symbol yang digunakan bahasa ataukata - kata dan bentuk pesan verbaldan nonverbal.
Materi dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan sasaran dan dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan. d.
Waktu dan Tempat Penyuluhan
Dalam penyuluhan pengaturan waktu dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi masyarakat sasaran penting dan saling berkaitan dalam
mencapai tujuan penyuluhan. Kapan dan dimana dilaksanakan penyuluhan harus
terkesan tidak menggaggu dan merugikan sasaran.
I.5.3. Penyuluh sebagai Agen Perubahan
Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses
perubahan tersebut. Orang-orang itu, dalam pustakaan ilmu-ilmu sosial dikenal dengan sebutan Agent Of Change Agen Perubahan. Pada penelitian ini yang
menjadi agen perubahan adalah PIMANSU. Menurut Havelock, agen perubahan adalah orang yang membantu pelaksanaan perubahan sosial. Selanjutnya menurut
Rogers dan Shoemaker agen perubahan merupakan tugas profesional yang memengaruhi suatu putusaan pada inovasi menurut arah yang diinginkannya. Para
agen perubahan ini dipandang sebagai mata rantai komunikasi antara dua atau lebih sistem sosial. Dilla, 2007:144
Universitas Sumatera Utara
32
Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator selain mengenal dirinya sendiri, ia juga harus memiliki kepercayaan credibility, daya
tarik attractive, dan kekuatan power. Cangara, 2000: 95-100 a.
Kepercayaan Credibility Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang
dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak penerima. James McCroskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat
bersumber dari kompetensi competence, sikap character, tujuan intention, kepribadian personality, dan dinamika dynamism.
Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran
dalam prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan itu punya maksud yang baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicaraan
memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat, sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disaampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan.
Pengembangan kepercayaan credibility dapat dikembangkan melalui teori Aristoteles. Menurut Hafied Changara 2007:91 teori tersebut adalah, “Ethos,
pathos dan logos. Ethos ialah karakter pribadinya. Pathos ialah pengendalian emosi. Logos ialah kemampuan argumentasi”. Artinya, untuk mengembangkan
kepercayaan atau kredibilitas, seseorang harus mampu memperkuat karakter pribadinya, mengendalikan emosinya dan memiliki kemampuan berargumentasi
yang baik dan berdasar.
Universitas Sumatera Utara
33
b. Daya Tarik Attractive
Daya tarik adalah saalah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik attractiveness banyak
menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator karena ia memiliki daya tarik dalam
hal kesamaan similarity, dikenal baik familiarity, disukai liking, dan fisiknya physic.
Kesamaan di sini dimaksudkan bahwa orang bisa tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku,
daerah asal dan sebagainya. Dikenal maksudnya seorang komunikator adalah seorang yang sudah lama dikenal oleh para khalayak. Disukai artinya komunikator
adalah orang yang disenangi dan disukai oleh khalayak. Fisik artinya seorang komunikator akan dapat diterima dengan baik apabila memiliki tampilan fisik
yang baik dan menarik c.
Kekuatan Power Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator
jika ia ingin memengaruhi orang lain. Hafied Changara 2007:95 mengemukakan bahwa, “Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang
komunikator jika ia ingin mempengaruhi orang lain”. Agen – agen perubahan itu, menurut Rogers dan Shoemaker, berfungsi
sebagai merantai komunikasi antar dua atau lebig system sosial. Yaitu menghubungkan antara suatu system sosial yang melopori perubahan tadi dengan
system sosial yang menjadi klien dalam usaha perubahan tersebut. Hal itu tercemin dalam peran utama seorang agen perubahan Havelok : hal 7
Universitas Sumatera Utara
34
1. Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan
perubahan 2.
Sebagai pemberi pemecahan persoalan 3.
Sebagai pembantu proses perubahan: membantu dalam proses pemecahan masalah dan penyebaran inovasi, serta member petunujuk
bagaimana : a.
Mengenali dan merumuskan kebutuhan b.
Mendiagnosa permasalahn dan menentukan tujuan c.
Mendapatkan sumber – sumber yang relevan d.
Memilih atau menciptakan pemecahan masalah e.
Menyesuaikan dan merencanakan pertahapan pemecahan masalah 4.
Sebagai penghubung linker dengan sumber – sumber yang di perlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
I.5.4. AIDDA
Efektivitas penyampaikan pesan komunikasi bisnis, ditentukan oleh banyak hal. Satu di antaranya, adalah efektivitas penyampaian pesan dengan cara menarik
perhatian komunikan. Untuk kepentingan ini, konsep AIDDA bisa kita terapkan. Seperti yang disampaikan Wilbur Schram, the condition of success in
communication, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan
memperhatikan :
Universitas Sumatera Utara
35
A : Attention, pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik. I
: Interest, pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antar komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti.
D : Desire, pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
D :Decisision, pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan komunikan. A
: Action, tindakan dari komunikan. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan, adalah bagaimana caranya
kita bisa harus bisa menarik perhatian komunikan. Buat supaya komunikan tertarik untuk lebih ingin tahu mengenai isi pesannya.
Atau manakala kita menyampaikan pesan melalui televisi. Melaiui team creative, harus bisa terkemas informasi yang sangat menarik. Karena ada
kecenderungan, komunikan saat ini, tiuak hanya butuh informasi, tetapi sesuatu yang bisa sekaligus menghibur mereka.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penyampaian pesan harus diperhatikan attention, interest, desire, decisision, dan action sehingga
kegiatan komunikasi dapat mempengaruhi khalayak. aidda-is-attention-interest- desire.html.
I.5.5. Narkoba
Narkoba Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun
semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
Universitas Sumatera Utara
36
menimbulkan ketergantungan. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997, tentang Narkotika.
Psikotropika adalah Zat atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan
narkotika yang berkhasian psikoaktif, melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan yang tidak termasuk kedalarn golongan narkotika atau psikotropika, tetapi menimbulkan ketergantungan,
antara lain seperti alkohol, tembakau, sedatifhipnotika dan inhalansia. Contoh – contoh Narkoba :
Narkotika golongan I ; yaitu Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan dilarang digunakan untuk
kepentingan lainnya, seperti : 1.
Tumbuhan Papaver Somniferum L dan semua bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.
2. Opium
3. Tumbuhan Coca, daun Coca, Cocaine mentah yaitu hasil pengolahan daun
Coca secara langsung. 4.
Heroin, Morfhin Putau 5.
Ganja Narkotika golongan II ; yaitu narkotika yang mempunyai daya menimbulkan
ketergantungan menengah, dapat digunakan sebagai pilihan terakhir untuk tujuan pengobatan dan ilmu pengetahuan, seperti antara lain :
Universitas Sumatera Utara
37
1. Morphine, yaitu alkaloida yang terdapat dalam opium, berupa serbuk
putih, digunakan dalam pengobatan sebagai penawar rasa sakit yang kuat dalam operasi atau karena penyakit kanker.
2. Pentany
3. Exgonina
4. Petidine
Narkotika Golongan III ; adalah narkotika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan rendah, yang banyak digunakan dalam
pengobatan dan untuk tujuan ilmu pengetahuan seperti antara lain. 1.
Codein, yaitu alkaloida berupa serbuk putih atau dalam bentuk tablet, terkandung dalam opium atau sintesis dari morfine, digunakan
sebagai obat antitusif peredam batuk. 2.
Ethymorphunine, yaitu Narkoba atau obat bius adalah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja yang ada pada umumnya bersifat membius,
merangsang meningkatkan semangat kegiatan, menimbulkan daya khayal yang tinggi halusinasi.
I.5.6. Remaja
Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti remaja, tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Para ahli jiwa mempunyai anggapan yang berbeda
mengenai penetapan usia remaja. Mereka kata sepakat tentang batasan usia yang jelas dan dapat disetujui bersama. Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua
bagian yaitu. Awal masa remaja bermula dari usia 17 sampai 21 tahun. Hurlock, 1998:206.
Universitas Sumatera Utara
38
Perbedaan pendapat tentang usia remaja tidak akan mengurangi batas usia pada masa remaja. Pada umumnya dinamakan masa remaja itu adalah berkisar
usia 13 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai 22 bagi pria. Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal dengan sebagai masa storm stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi
pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda
dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi
bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring
berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat,
baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan,
dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
Universitas Sumatera Utara
39
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru
dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat
mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak
lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. 5.
Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi
lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul
tanggung jawab tersebut. ciri-ciri-masa-remaja.html.
I.5.7. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan Narkoba menimbulkan dampak antara lain, merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan untuk
membedakan mana yang baik dan buruk, perubahan perilaku menjadi anti sosial, merosotnya produktivitas kerja, gangguan kesehatan, mempertinggi kecelakaan lalu
lintas, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya, baik kuantitatif maupun kualitatif Hawari, 1991:16.
Universitas Sumatera Utara
40
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum Pasal
59, Undang-Undang No.5 Tahun 1997, tentang Psikotropika dan pasal 84, 85 dan 86, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997, tentang Narkotika.
I.5.8. Kesadaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesadaran adalh suatu keadaan thu, mengerti dan merasa. Dengan kata lain, kesadaran adalah suatu keadaan dimana
individu mengadakan pemahaman terhadap apa yang ditangkapnya melalui panca indera yitu mengenal, mengerti, dan merasa tentang dirinya atau juga keadaan
sekitarnya. Kesadaran adalah fikiran, perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka
atau disadari oleh individu kepada sesamanya dalam Iingkungannya yang berupa rasa asing, rasa puas dan rasa benci dari pengetahuan yang dipaharni oleh
seseorang. Koenjaraningrat, 1990:125. Menurut Magnis Suseno Koenjaraningrat, 1990:128, ada hubungan yang
erat antara kesadaran dan sikap moral, walaupun diakui bahwa keduanya tidak identik. Kesadaran juga sangat berhubungan dengan semangat dan sikap yang
tetap dalam diri seseorang atau kelompok orang yang termuat didalamnya nilai – nilai moral. Kesadaran mengandaikan adanya suatu kehendak batin sebagai
sebuah tuntunan kodrat yang harus direalisaskan dalamrangka pengembangan pengetahuan.
Kesadaran merupakan bagian dari pengaruh kognitif yang ditimbulkan. Pada tahap ini seseorang dibuat menjadi mengerti atau tahu akan sesuatu hal,akan
Universitas Sumatera Utara
41
tetapi adaanya kesadaran benlum tentu ada tindakan, sebab sebelumnya harus didahului dengan adanya suatu pertimbangan yang disadari oleh perasaan emosi.
Sesudah fase itu disertai dengan adanya sikap yang pasti maka tibul lah tindakan. Kesadaran adalah langkah awal dari terwujudnya mksud dan tujuan dari
pesan yang disampaikan oleh penyuluh bahaya penyalahgunaan narkoba. Peningkatan kesadaran berarti kesadaran dimana seseorang tidak hanya
mengetahui masalah bahaya penyalahgunaan narkoba tetapi juga mewujudkan penegtahuan dengan berusaha melakukan pencegahan sedini mungkin. Dengan
adanya penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba kiranya dapat menggugah kesadaran para siswaI akan pentingnya mengantisipasi dan mereduksi
peningkatan pengunaan penyalahgunaan narkoba.
I.6. Kerangka Konsep
Teori – teori yang dijadikan sebagai landasan pemikiran harus dapat menghasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Konsep
adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. singarimbun, 1995:33. Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam
penelitian ini adalah : 1.
Variabel Bebas X Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab pendahulu
dari variabel lainnya Kriyanto, 2008:21. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kampanye anti narkoba
Universitas Sumatera Utara
42
2. Variabel Terikat Y
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Kriyantono,2008:21.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesadaran Remaja
3. Variabel Antara Z
Variabel Antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, atau tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas
Kriyantono,2008:21.Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakter
responden.
Gambar 1 Model Teoritis
I.7. Operasional Variabel.