4.1.2 Geologi dan Jenis Tanah
Kecamatan Payangan termasuk kawasan dengan batuan induk yang berasal dari abu vulkan intermedier. Tanah yang terbentuk dari batuan ini adalah
jenis tanah regosol coklat kekuningan dan regosol berhumus. Jenis tanah ini memiliki kepekaan terhadap erosi yang cukup tinggi karena dalam proses
pembentukannya masih tergolong muda dan belum mengalami pelapukan secara sempurna sehingga cenderung bersifat porus.
4.1.3 Iklim
Kabupaten Gianyar dan wilayah Bali pada umumnya beriklim laut tropis, dipengaruhi oleh angin musim dan terdapat musim kemarau sekitar bulan Juni-
September dan musim hujan sekitar bulan Desember-Maret yang diselingi oleh musim pancaroba. Curah hujan dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran
atau pertemuan arus udara, sehingga jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.
Berdasarkan hasil pencatatan, curah hujan bulanan sepanjang tahun 2009 di Kecamatan Payangan berkisar antara 24 – 960 mm. Bulan Nopember
merupakan bulan dengan curah hujan rendah selama tahun 2009 dengan curah hujan 24 mm, dan bulan terbasah adalah bulan Januari dengan curah hujan 960
mm. Temperatur udara rata-rata di Kabupaten Gianyar mencapai 27
o
C dengan suhu minimum rata-rata 24
o
C dan suhu maksimum rata-rata 30
o
C. Kelembaban udara rata-rata 75,50 berkisar antara 74 hingga 77. Perkembangan keadaan
iklim dalam kurun waktu lima tahun ditampilkan pada Tabel 11.
Tabel 11 Keadaan Iklim Rata-Rata di Kabupaten Gianyar Tahun 2003-2007
Keadaan Iklim Tahun
2003 2004 2005 2006 2007
1. Suhu
o
C 27,00 27,00
27,00 27,00 27,00 2. Kelembaban Udara
75,50 75,50
75,50 75,50
75,50 3. Curah Hujan mmth
1.243 1.135
1.952 1.670
2.097 4. Hari Hujan hari
56 50
85 68
92 Sumber : Bappeda Kab. Gianyar 2008a
4.1.4 Hidrologi
Hidrologi wilayah dapat ditinjau dari keberadaan sumber-sumber air, baik itu dari air permukaan maupun air bawah tanah. Ketersediaan air di wilayah
penelitian didukung oleh air permukaan yang bersumber dari air sungai seperti Sungai Ayung dan Sungai Wos yang mempunyai aliran kontinyu sepanjang tahun
atau disebut sungai perennial. Jenis air permukaan juga bisa berasal dari mata air dengan potensi yang berbeda dan penyebarannya tidak sama. Kapasitas air sangat
dipengaruhi oleh kondisi hidrologi, iklim, daerah tangkapan, vegetasi, dan struktur geologi.
4.1.5 Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang dalam wilayah penelitian menggambarkan penggunaan lahan pada saat ini. Penggunaan lahan seperti terlihat pada Tabel 12, didominasi
oleh tegalan seluas 3428 Ha atau 45,18 dari luas keseluruhan yaitu 7.588 Ha dan kedua terbesar adalah berupa lahan persawahan seluas 1.925 Ha 25,37.
Selanjutnya merupakan lahan pemanfaatan lainnya 21,85 dan diikuti pemanfaatan untuk permukiman serta sebesar 0,58 untuk lahan kuburan.
Tabel 12 Penggunaan Lahan Wilayah Payangan Tahun 2009
No Desa Penggunaan Lahan Ha
Jumlah Ha
Sawah Tegalan Permu-
kiman Kubu-
ran Lainnya
1. Buahan Kaja
270,00 161,81 32,05 4,50 606,64 1.075,00 2. Buahan
150,00 494,00 93,03 4,50 208,47 950,00 3. Kerta
153,00 871,95 31,69 10,00 375,36 1.442,00 4. Puhu
313,00 787,00 67,03 5,00 218,97 1.391,00 5. Kelusa
203,00 279,40 62,01 3,77 101,82 650,00 6. Bresela
153,00 79,27 50,56 1,23 7,94 292,00
7. Bukian 209,00 429,10 90,56 6,00 104,34 839,00
8. Melinggih Kelod 252,00 154,55 46,51 3,79
5,15 462,00 9. Melinggih
222,00 170,92 59,56 5,21 29,31 487,00 Jumlah
1.925,00 3.428,00 533,00 44,00 1.688,00 7.588,00 Persentase
25,37 45,18 7,02 0,58 21,85 100,00 Sumber : BPS Kab. Gianyar 2010