b. Ancaman
1. Persamaan jenis obyek dengan daerah lain Banyak obyek wisata sejenis yang berkembang di daerah lain.
2. Stabilitas politik Kegiatan pariwisata sangat rentan terhadap kondisi politik yang tidak
menentu. 3. Ekonomi global
Situasi perekonomian dunia sangat berpengaruh terhadap pasang surutnya kunjungan wisatawan.
4. Alih fungsi lahan Terjadinya perubahan fungsi lahan akibat terbangunnya sarana pariwisata,
dimana banyak lahan-lahan pertanian dimanfaatkan sebagai sarana akomodasi. 5. Eksploitasi SDA
Pemanfaatan kawasan-kawasan sempadan sungai dan jurang sebagai sarana pariwisata.
5.4.1.2 Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman, selanjutnya
dilakukan penyusunan matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary IFAS dan External Strategic Factors Analysis Summary EFAS. Penyusunan
matriks ini untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh faktor- faktor tersebut dalam penentuan stretegi pengembangan obyek wisata secara
terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Tingkat
kepentingan masing-masing
faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diketahui berdasarkan tiga klasifikasipengelompokan
nilai pembobotan dari selang yang diperoleh, yaitu: sangat penting, penting, dan cukup penting. Penentuan selang untuk masing-masing faktor diperoleh dengan
cara mengurangi nilai bobot tertinggi dengan nilai bobot terendah, kemudian hasilnya dibagi tiga. Pengaruh masing-masing faktor diketahui dari nilai rating,
dimana nilai rating 4 mewakili tingkat pengaruh sangat kuat, nilai rating 3 mewakili tingkat pengaruh agakcukup kuat, nilai rating 2 mewakili tingkat
pengaruh agakcukup lemah, dan nilai rating 1 mewakili tingkat pengaruh sangat lemah.
A. Analisis Faktor Strategi Internal
Melalui analisis faktor strategi internal dengan matriks IFAS, diperoleh kekuatan yang dapat dikembangkan dan kelemahan yang harus diminimalkan
pada pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan Tabel 32. Dari faktor kekuatan, dukungan masyarakat
mencapai bobot tertinggi 0,116 sedangkan sarana dan prasarana mencapai bobot
terendah 0,034, hasil pengurangannya 0,132 setelah dibagi tiga menghasilkan
nilai selang sebesar 0,044. Dari nilai selang tersebut, diperoleh selang nilai bobot cukup penting dimulai dari 0,034 sampai dengan 0,078; selang nilai bobot penting
dimulai dari 0,079 sampai dengan 0,122; dan selang nilai bobot sangat penting
dimulai dari 0,023 sampai dengan 0,166.
Berdasarkan hasil analisis faktor kekuatan, dukungan masyarakat berperan sangat penting nilai bobot 0,166 dan berpengaruh sangat kuat nilai rating 4
terhadap pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Untuk potensi SDA, letak geografis yang
strategis, dan kelembagaan adat, berperan penting nilai bobot masing-masing 0,112; 0,095; dan 0,093 dengan pengaruh cukup kuat nilai rating 3. Sedangkan
sarana dan prasarana, peranannya cukup penting nilai bobot 0,034 dengan pengaruh cukup kuat nilai rating 3.
Analisis faktor kelemahan, dengan selang nilai bobot cukup penting dimulai dari 0,046 sampai dengan 0,098; selang nilai bobot penting dimulai dari
0,099 sampai dengan 0,150; dan selang nilai bobot sangat penting dimulai dari 0,151 sampai dengan 0,202. Menunjukkan bahwa kondisi SDM memiliki peranan
sangat penting nilai bobot 0,202 dan pengaruh cukup kuat nilai rating 3 pada pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan
Agropolitan Payangan. Akses permodalan berperan penting nilai bobot 0,101 dan memberikan pengaruh cukup kuat nilai rating 3. Sedangkan untuk promosi
belum optimal nilai bobot 0,088, akulturasi budaya nilai bobot 0,063, dan
transportasi umum nilai bobot 0,046 memiliki peranannya cukup penting dan berpengaruh cukup kuat nilai rating 3.
Tabel 32 IFAS Pengembangan Obyek Wisata Secara Terpadu dengan
Pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan Faktor-Faktor Strategi Internal
Bobot Rating
Skor Kekuatan :
1. Potensi SDA 0,112
3 0,336
2. Dukungan masyarakat 0,166
4 0,664
3. Letak geografis yang strategis 0,095
3 0,285
4. Kelembagaan adat 0,093
3 0,279
5. Sarana dan prasarana 0,034
3 0,102
Kelemahan : 1. Kondisi SDM
0,202 3
0,606 2. Akses permodalan
0,101 3
0,303 3. Promosi belum optimal
0,088 3
0,264 4. Akulturasi budaya
0,063 3
0,189 5. Transportasi umum
0,046 3
0,138 TOTAL 1,000
3,166
Sumber : Hasil Analisis 2011
B. Analisis Faktor Strategi Eksternal
Matriks EFAS digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor strategi eksternal, baik menyangkut peluang maupun ancaman dalam
pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan Tabel 33. Analisis faktor peluang, dengan selang nilai
bobot cukup penting dimulai dari 0,043 sampai dengan 0,103; selang nilai bobot penting dimulai dari 0,104 sampai dengan 0,164; dan selang nilai bobot sangat
penting dimulai dari 0,165 sampai dengan 0,224. Dukungan kebijakan pemerintah, merupakan faktor peluang yang
memiliki peranan sangat penting nilai bobot 0,224 dan pengaruhnya sangat kuat
nilai rating 4 dalam pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Kecenderungan minat wisatawan
wisata alam dan berdimensi tradisional dengan nilai bobot 0,100 dan peluang pasar wisatawan domestik nilai bobot 0,075, memiliki peranan cukup penting
dan keduanya memberikan pengaruh cukup kuat nilai rating 3. Sedangkan untuk
perkembangan iptek, peranannya cukup penting nilai bobot 0,043, namun pengaruhnya cukup lemah nilai rating 2.
Analisis faktor ancaman, dengan selang nilai bobot cukup penting dimulai dari 0,071 sampai dengan 0,090; selang nilai bobot penting dimulai dari 0,091
sampai dengan 0,108; dan selang nilai bobot sangat penting dimulai dari 0,109 sampai dengan 0,127. Terdapat dua faktor yang sangat penting, yaitu: alih fungsi
lahan nilai bobot 0,127 dan stabilitas politik nilai bobot 0,120, dimana keduanya memberikan pengaruh cukup kuat nilai rating 3 dalam pengembangan
obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Eksploitasi SDA nilai bobot 0,092 memiliki peranan penting dengan
pengaruh cukup kuat nilai rating 3. Persamaan jenis obyek dengan daerah lain nilai bobot 0,090 dan ekonomi global nilai bobot 0,071, berperanan cukup
penting dan pengaruhnya cukup kuat. Tabel 33 EFAS Pengembangan Obyek Wisata Secara Terpadu
dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan
Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang : 1. Dukungan kebijakan pemerintah
0,224 4
0,896 2. Keberadaan investor
0,058 3
0,174 3. Kecenderungan minat wisatawan
wisata alam dan berdimensi tradisional 0,100
3 0,300
4. Peluang pasar wisatawan domestik 0,075
3 0,225
5. Perkembangan iptek 0,043
2 0,086
Ancaman : 1. Persamaan jenis obyek dengan daerah lain
0,090 3
0,270 2. Stabilitas politik
0,120 3
0,360 3. Ekonomi global
0,071 3
0,213 4. Alih fungsi lahan
0,127 3
0,381 5. Eksploitasi SDA
0,092 3
0,276 TOTAL 1,000
3,181
Sumber : Hasil Analisis 2011
5.4.2 Analisis Matriks Internal-Eksternal Matriks IE
Analisis matriks internal-eksternal IE digunakan untuk memperoleh strategi yang lebih detail. Berdasarkan hasil analisis faktor strategi internal dan
analisis faktor strategi eksternal, diperoleh nilai total skor faktor internal sebesar
3,166 dan nilai total skor faktor eksternal sebesar 3,181. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan
Kawasan Agropolitan Payangan, memiliki faktor internal dan faktor eksternal yang tergolong kuat tinggi. Apabila masing-masing parameter ini dipetakan ke
dalam matriks IE, diketahui bahwa pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan berada pada sel 1.
Artinya, strategi yang diperlukan yaitu melalui strategi pertumbuhan dengan lebih berkonsentrasi pada integrasi vertikal Gambar 25.
Nilai Total Skor Faktor Strategi Internal Tinggi
Rata-Rata Lemah
4 3,166
3 2 1
Nilai To tal Sko
r Fak to
r Strat eg
i Ek stern
al 1
2 3
Tinggi
3,181
3 GROWTH
Konsentrasi melalui integrasi vertikal
GROWTH Konsentrasi melalui
integrasi horizontal RETRENCHMENT
Turnaround
4 5
6 Sedang
STABILITY Hati-hati
GROWTH Konsentrasi melalui
integrasi horizontal STABILITY
Tidak ada perubahan profit strategi
RETRENCHMENT Captive Company
atau Divestment
2 7
8 9
Rendah GROWTH
Diversifikasi konsentrik
GROWTH Diversifikasi
konglomerat RETRENCHMENT
Bangkrut atau
Likuidasi 1
Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009
Gambar 25 Hasil Analisis Matriks Internal-Eksternal Matriks IE
Menurut Rangkuti 2009
,
strategi pertumbuhan dengan integrasi vertikal
dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya internal maupun sumber daya eksternal. Melalui backward integration mengambil alih fungsi supplier