Persepsi Wisatawan Nusantara Persepsi Wisatawan Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan

atraksi yang ditawarkan; fasilitas yang tersedia; sarana transportasi; dan promosi. Dari kriteria faktor pelayanan, yaitu menyangkut keramahan masyarakat setempat dan kebersihan lingkungan, perlu dipertahankan kualitasnya. Sedangkan pemandu wisata dan kios pedagang asongan perlu ditingkatkan kualitasnya. Dari faktor jenis wisata dan atraksi yang ditawarkan, perlu peningkatan kualitas pada wisata budaya maupun pada wisata alam termasuk agrowisata. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan berbagai atraksi yang mampu menarik minat wisatawan. Dilihat dari fasilitas yang tersedia, penginapan dan restoran perlu ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Misalnya dengan menyiapkan rumah- rumah penduduk sebagai sarana akomodasi. Hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan, disamping untuk mengurangi terjadinya alih fungsi lahan. Berikutnya yaitu dengan mengembangkan wisata kuliner dengan menyajikan hidangan khas masyarakat setempat. Pada sarana transportasi, yang perlu mendapatkan perhatian adalah angkutan umum. Sementara ini untuk mobilisasi wisatawan dilayani oleh angkutan travelcarteran dari agen-agen perjalanan wisata. Kedepannya nanti diperlukan pengadaan sarana transportasi umum yang mampu melayani setiap obyek wisata yang ada. Keberadaan angkutan umum sangat berperan dalam menarik minat wisatawan, terutama wisatawan nusantara, tentunya dengan tarif terjangkau dan pelayanan yang kontinyu. Dilihat dari faktor promosi, masih perlu lebih ditingkatkan lagi baik melalui media non elektronik maupun melalui media elektronik. Promosi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan agen-agen perjalanan dari daerah-daerah lain maupun dengan negara-negara lain yang prospektif pariwisata. 5.4 Rencana dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Secara Terpadu dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam Kerangka Pengembangan Wilayah Perumusan rencana dan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam kerangka pengembangan wilayah, diperoleh melalui analisis A’WOT. Untuk mencapai rumusan tersebut dilakukan beberapa tahapan analisis. 5.4.1 Faktor Strategi Internal dan Eksternal 5.4.1.1 Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal

A. Faktor Strategi Internal a. Kekuatan

1. Potensi SDA Kecamatan Payangan sebagai kawasan agropolitan memiliki lahan yang subur untuk pengembangan pertanian dalam arti luas, hamparan persawahan, perkebunan, kawasan berhutan, lembah dan perbukitan menciptakan keindahan alam yang alami. 2. Dukungan masyarakat Masyarakat menyambut baik daerahnya dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, dengan menggali potensi yang dimiliki baik atas dasar usaha sendiri maupun atas bantuan pihak luar baik pemerintah, swasta, maupun lembaga independen lainnya. 3. Letak geografis yang strategis Wilayah Payangan berada di jalur pariwisata Ubud, Batuan, Tegallalang, dan Kintamani dengan aksesibilitas yang memadai sehingga mudah untuk dijangkau. 4. Kelembagaan adat Kuatnya ikatan sosial budaya masyarakat tercermin dengan adanya kelembagaan adat beserta perangkatnya, salah satu perangkatnya yaitu berupa aturan yang tertuang kedalam awig-awig baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Implementasi dari suatu kelembagaan adat adalah dengan keberadaan desa pekraman, sekehe, dan subak dalam mengatur tata guna air. 5. Sarana dan prasarana Terbangunnya jalan-jalan dan jembatan, jaringan listrik, telepon yang telah tersebar luas. Sarana lain yang menunjang pengembangan pariwisata yaitu dengan berdirinya hotel, penginapan dan tempat rekreasi.

b. Kelemahan

1. Kondisi SDM Tingkat pendidikan masyarakat secara umum relatif cukup rendah yang berpengaruh pada rendahnya sumber daya manusia yang ada. 2. Akses permodalan Masih susahnya masyarakat memperoleh pendanaan yang mencukupi dalam mengembangkan usaha disamping karena masih tingginya suku bunga. 3. Promosi belum optimal Masih kurangnya promosi terhadap potensi-potensi obyek wisata yang ada di Wilayah Payangan. 4. Akulturasi budaya Masuknya budaya-budaya yang tidak sesuai dengan kultur masyarakat setempat. 5. Transportasi umum Terbatasnya transportasi umum yang melayani mobilisasi orang maupun barang antar obyek wisata yang ada.

B. Faktor Strategi Eksternal a. Peluang

1. Dukungan kebijakan pemerintah Ditetapkannya Payangan sebagai kawasan agropolitan, dan rencana pengembangan agrowisata pada kawasan-kawasan yang berpotensi. Mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas kepariwisataan seperti tertuang dalam RPJMD Kabupaten Gianyar 2008-2013. 2. Keberadaan investor Banyak investor yang berminat menanamkan modalnya dalam pengembangan pariwisata. 3. Kecenderungan minat wisatawan wisata alam dan berdimensi tradisional Wisatawan dewasa ini lebih menyukai menikmati keindahan dan berinteraksi langsung dengan alam serta masyarakat yang kaya akan adat dan tradisi. 4. Peluang pasar wisatawan domestik Besarnya jumlah penduduk Indonesia merupakan peluang pasar yang potensial untuk dikembangkan. 5. Perkembangan iptek Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.

b. Ancaman

1. Persamaan jenis obyek dengan daerah lain Banyak obyek wisata sejenis yang berkembang di daerah lain. 2. Stabilitas politik Kegiatan pariwisata sangat rentan terhadap kondisi politik yang tidak menentu. 3. Ekonomi global Situasi perekonomian dunia sangat berpengaruh terhadap pasang surutnya kunjungan wisatawan. 4. Alih fungsi lahan Terjadinya perubahan fungsi lahan akibat terbangunnya sarana pariwisata, dimana banyak lahan-lahan pertanian dimanfaatkan sebagai sarana akomodasi. 5. Eksploitasi SDA Pemanfaatan kawasan-kawasan sempadan sungai dan jurang sebagai sarana pariwisata.

5.4.1.2 Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman, selanjutnya dilakukan penyusunan matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary IFAS dan External Strategic Factors Analysis Summary EFAS. Penyusunan matriks ini untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh faktor- faktor tersebut dalam penentuan stretegi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Tingkat kepentingan masing-masing faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diketahui berdasarkan tiga klasifikasipengelompokan nilai pembobotan dari selang yang diperoleh, yaitu: sangat penting, penting, dan cukup penting. Penentuan selang untuk masing-masing faktor diperoleh dengan cara mengurangi nilai bobot tertinggi dengan nilai bobot terendah, kemudian hasilnya dibagi tiga. Pengaruh masing-masing faktor diketahui dari nilai rating, dimana nilai rating 4 mewakili tingkat pengaruh sangat kuat, nilai rating 3 mewakili tingkat pengaruh agakcukup kuat, nilai rating 2 mewakili tingkat