Kondisi Kepariwisataan The Tourism Potential And Its Integration In Area Development Of Payangan Agropolitan, Gianyar Regency, Bali Province
peringkat ke-1, perdagangan besar dan eceran 14,94 di peringkat ke-2, restoran 6,68 di peringkat ke-7, hotel 8,74 peringkat ke-5, kecuali hiburan
dan rekreasi 0,49 baru mampu mencapai peringkat ke-18 sumbangannya terhadap PDRB. Kontribusi terbesar mampu diberikan sektor industri tanpa
migas, karena salah satu komponennya adalah industri kerajinan cendramata dan industri patung kayu yang banyak ada di Kabupaten Gianyar. Untuk sektor-sektor
pertanian, seperti: tanaman bahan makanan 11,99 berada di peringkat ke-3, peternakan dan hasil-hasilnya 4,71 peringkat ke-8, perikanan 0,58
peringkat ke-17, tanaman perkebunan 0,33 peringkat ke-22, dan kontribusi terkecil adalah kehutanan 0,003 peringkat ke-24.
Lebih jauh, peranan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Gianyar bisa dilihat dari Tabel I-O. Struktur dalam Tabel I-O disini terdiri dari 24 sektor
perekonomian, yaitu: 1 tanaman bahan makanan; 2 tanaman perkebunan; 3 peternakan dan hasil-hasilnya; 4 kehutanan; 5 perikanan; 6 penggalian; 7
industri tanpa migas; 8 listrik, gas dan air bersih; 9 bangunan; 10 perdagangan besar dan eceran; 11 restoran; 12 hotel; 13 angkutan jalan raya;
14 jasa penunjang angkutan; 15 komunikasi; 16 bank; 17 jasa penunjang keuangan; 18 sewa bangunan; 19 lembaga keuangan tanpa bank; 20 jasa
perusahaan; 21 pemerintahan umum; 22 jasa sosial kemasyarakatan; 23 jasa hiburan dan rekreasi; dan 24 jasa perorangan dan rumah tangga.
Garis besar struktur Tabel I-O Kabupaten Gianyar tahun 2009 ditunjukkan dalam Tabel 28, untuk lebih terinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Input antara
sebesar Rp 5.667.996,59 juta, yaitu merupakan input barang dan jasa yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan atau proses produksi oleh sektor-sektor
usaha dalam kegiatan ekonomi, sedangkan input primer atau disebut juga Nilai Tambah Bruto NTB adalah balas jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi.
Input primer yang merupakan selisih antara total input dengan input antara, terdiri dari: upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung.
Jumlah NTB Kabupaten Gianyar sebesar Rp 3.187.822,90 juta, dimana 34,73 dari keseluruhan nilai tambah merupakan kontribusi dari upah dan gaji Rp
1.107.212,35 juta yang diciptakan kegiatan ekonomi di Kabupaten Gianyar. Selanjutnya mencapai 55,70 dari komponen surplus usaha Rp 1.775.591,14
juta, sedangkan sebanyak 7,19 dan 2,38 merupakan komponen penyusutan Rp 229.116,52 juta dan dari pajak tidak langsung Rp 75.902,88 juta.
Upah dan gaji dalam struktur nilai tambah, merupakan komponen nilai tambah yang langsung bisa diterima oleh pekerja. Namun, bila diperhatikan
porsinya, masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan surplus usaha. Kondisi ini menggambarkan, bahwa surplus usaha sebagai keuntungan dari pengusaha
belum tentu dapat dinikmati langsung oleh masyarakat sebagai pekerja. Proporsi yang demikian masih bisa dibilang baik apabila keuntungan pengusaha tersebut
diinvestasikan kembali di daerah dimana keuntungan tersebut diperoleh, sehingga secara lebih luas akan berdampak terhadap meningkatnya perekonomian daerah
serta mengurangi kemungkinan terjadinya kebocoran wilayah. Pemilik modal atau investor yang baik adalah investor yang mampu memanfaatkan sumber daya lokal
yang ada. Disamping itu mampu bermitra dan memberikan kesempatan kepada masyarakat dan pengusaha lokal untuk ikut berperan serta.
Tabel 28 Struktur Perekonomian Kabupaten Gianyar Berdasarkan Tabel I-O Tahun 2009 24 x 24 sektor
No Uraian Jumlah
Juta Rupiah Persentase
Struktur Input
1. Jumlah Input Antara
5.667.996,59 2. Jumlah
Input Primer Nilai Tambah Bruto 3.187.822,90
100,00 - Upah dan gaji
1.107.212,35 34,73
- Surplus usaha 1.775.591,14
55,70 - Penyusutan
229.116,52 7,19
- Pajak tidak langsung 75.902,88
2,38 Struktur
Output 3.
Jumlah Permintaan Antara 5.667.996,59
38,12 4.
Jumlah Permintaan Akhir 9.201.757,46
61,88 5.
Total Output 14.869.754,05
100,00 Sumber : Hasil Analisis 2011
Ditinjau dari struktur output table I-O Kabupaten Gianyar, menunjukkan total output sebesar Rp 14.869.754,05 juta, sebanyak Rp 5.667.996,59 juta
merupakan komponen permintaan antara 38,12 bagi sektor usaha yang digunakan untuk proses produksi, sedangkan sisanya Rp 9.201.757,46 juta untuk
memenuhi permintaan akhir 61,88. Semakin kecil permintaan antara
dibandingkan permintaan akhir menunjukkan semakin kecil keterkaitan antar sektor ekonomi domestik dalam melakukan kegiatan usaha atau proses produksi.
Disini juga menunjukkan bahwa output yang ada, lebih sedikit digunakan dalam proses produksi daripada untuk konsumsi akhir dari rumah tangga maupun
pemerintah. Peranan suatu sektor dalam membentuk output Kabupaten Gianyar secara
keseluruhan total output, ditunjukkan melalui besarnya output nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan sektor bersangkutan. Peranan masing-masing
sektor tersebut bisa dilihat dalam struktur output tabel I-O Kabupaten Gianyar tahun 2009 yang ditunjukkan dalam Tabel 29.
Tabel 29 Struktur Total Output Berdasarkan Tabel I-O Kabupaten Gianyar Tahun 2009
No Sektor Perekonomian
Total Output Juta Rupiah
Kontribusi Peringkat
1. Tanaman Bahan Makanan 417.817,73
2,81 13
2. Tanaman Perkebunan
131.962,86 0,89
17 3. Peternakan dan Hasil-hasilnya
425.850,09 2,86
10 4. Kehutanan
14.046,21 0,09
24 5. Perikanan
123.166,01 0,83
18 6. Penggalian
52.773,42 0,35
22 7. Industri Tanpa Migas
2.382.252,46 16,02
2 8. Listrik, gas dan air bersih
147.122,98 0,99
16 9. Bangunan
608.214,62 4,09
6 10. Perdagangan Besar dan Eceran 3.950.689,54 26,57
1 11. Restoran
484.509,40 3,26
8 12. Hotel
1.290.385,00 8,68
4 13. Angkutan Jalan Raya
1.496.527,98 10,06
3 14. Jasa Penunjang Angkutan 119.617,01
0,80 19
15. Komunikasi 460.865,16
3,10 9
16. Bank 782.320,11
5,26 5
17. Jasa Penunjang Keuangan 33.669,15
0,23 23
18. Sewa Bangunan
247.927,20 1,67
14 19. Lembaga Keuangan tanpa Bank
153.056,41 1,03
15 20. Jasa
Perusahaan 110.800,28
0,75 20
21. Pemerintahan Umum
421.782,51 2,84
12 22. Jasa Sosial Kemasyarakatan
54.238,80 0,36
21 23. Jasa Hiburan dan Rekreasi 421.839,06
2,84 11
24. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 538.320,06
3,62 7
Total 14.869.754,05 100,00
Sumber : Hasil Analisis 2011
Pembentukan output di Kabupaten Gianyar didominasi oleh sektor
perdagangan besar dan eceran, selanjutnya diikuti sektor, industri tanpa migas, angkutan jalan raya, hotel, bank, bangunan, jasa perorangan dan rumah tangga,
restoran, komunikasi, peternakan dan hasil-hasilnya merupakan sepuluh sektor terbesar yang menyumbangkan pembentukan output di Kabupaten Gianyar.
Dilihat dari peranan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata. Pembentukan output Kabupaten Gianyar secara keseluruhan,
sektor perdagangan besar dan eceran sebagai penyumbang terbesar yaitu sebanyak Rp 3.950.689,54 juta atau mencakai 26,57 dari total output, selanjutnya sektor
industri tanpa migas sebesar Rp 2.382.252,46 Juta 16,02 berada di peringkat ke-2, sektor hotel sebesar Rp 1.290.385,00 juta 8,68 dan restoran sebesar Rp
484.509,40 juta 3,26 masing-masing berada diperingkat ke-4 dan ke-8, sedangkan untuk jasa hiburan dan rekreasi mencapai Rp 421.839,06 juta 2,84
baru mampu berada di peringkat ke-11. Untuk sektor-sektor pertanian, seperti peternakan dan hasil-hasilnya
menyumbangkan output sebanyak Rp 425.850,09 juta 2,86 berada di peringkat ke-10, tanaman bahan makanan Rp 417.817,73 juta 2,81 peringkat ke-13,
tanaman perkebunan Rp 131.962,86 juta 0,89 peringkat ke-17, dan perikanan Rp 123.166,01 juta 0,83 peringkat ke-18, sedangkan sektor kehutanan hanya
menyumbangkan Rp 14.046,21 juta 0,09 berada di peringkat terakhir. Secara umum, sektor-sektor pariwisata masih mendominasi dalam pembentukan output
Kabupaten Gianyar dibandingkan sektor-sektor pertanian. Peranan suatu sektor dalam perekonomian di Kabupaten Gianyar telah
dilihat dari sisi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan dari pembentukan total output. Bila dibandingkan keduanya berdasarkan sepuluh besar
sektor penyumbang PDRB terbanyak, memperlihatkan ada tujuh sektor diantaranya merupakan pembentuk total output dalam sepuluh besar. Terdapat
tiga sektor tidak termasuk yaitu tanaman bahan makanan, pemerintahan umum, dan, sewa bangunan walaupun dalam pembentukan PDRB berada di peringkat ke-
3, ke-4, dan ke-10, tetapi dalam pembentukan total output tidak termasuk sepuluh besar.
Kondisi ini dapat dicermati, bahwa nilai tambah yang dihasilkan suatu sektor dalam struktur perekonomian tidak hanya dipengaruhi kemampuannya
dalam membentuk output, tetapi juga dipengaruhi oleh biaya yang keluarkan dalam pembentukan output tersebut. Output suatu sektor yang terbentuk
membutuhkan input primer berupa nilai tambah, sehingga suatu sektor yang mempunyai sumbangan besar terhadap pembentukan output akan berkurang
kontribusinya terhadap nilai tambah karena dalam proses produksinya membutuhkan lebih banyak input antara.
5.1.2 Keterkaitan antar Sektor 5.1.2.1 Keterkaitan Langsung ke Belakang dan Keterkaitan Langsung ke
Depan
Keterkaitan langsung ke belakang atau Direct Backward Linkage DBL menunjukkan total input antara yang dibutuhkan secara langsung suatu sektor
untuk menghasilkan output sebesar satu satuan. Sedangkan keterkaitan langsung kedepan atau Direct Forward Linkage DFL menunjukkan total output antara
suatu sektor yg digunakan secara langsung untuk memenuhi seluruh permintaan. Keterkaitan langsung ke belakang maupun keterkaitan langsung ke depan
dianalisis menggunakan matriks koefisien teknologi. Nilai keterkaitan ini ditunjukkan pada Gambar 9.
Ditinjau dari sepuluh besar nilai DBL dan DFL sektor-sektor di Kabupaten Gianyar tahun 2009, untuk sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan
industri pariwisata, sektor industri tanpa migas memiliki nilai DBL sebesar 0,5934 menempati urutan ke-4, sedangkan nilai DFL-nya sebesar 2,2936 berada di urutan
ke-1. Ini berarti sektor industri tanpa migas mampunyai peran lebih penting dalam memenuhi permintaan sektor-sektor lainnya atau mempunyai kemampuan yang
kuat mendorong sektor-sektor hilirnya, dibandingkan menyerap input dari sektor lainnya. Lima sektor yang berperanan penting dalam menyediakan input bagi
sektor industri tanpa migas adalah: industri tanpa migas, tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, perdagangan besar dan eceran, dan angkutan jalan raya.
Lima sektor yang terbanyak menggunakan output sektor industri tanpa migas