Income multiplier Multiplier Effect

dan pada malam harinya diadakan pawai ogoh-ogoh. Jadi masyarakat di Desa Pakraman Buahan dua kali melaksanakan Hari Raya Nyepi dalam setahun. Pada hari saat penyepian suasana menjadi sepi nyepi selama 24 jam dari pagi sampai pagi berikutnya, dimana masyarakat melakukan Catur Brata Penyepian yaitu : 1 Amati Geni, tidak menyalakan api; 2 Amati Karya, tidak bekerja; 3 Amati Lelungaan, tidak bepergian; dan 4 Amat Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan Yayasan Bali Galang 2000. Suasana khas dan unik ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Gambar 17 Suasana Nyepi Kasa di Desa Pakraman Buahan 4. Aci Keburan Aci Keburan merupakan ritual unik dan khas yang dilaksanakan di Pura Hyang Api, di Desa Kelusa dengan jarak kurang lebih 100 meter sebelah Utara Kantor Desa Kelusa. Pelaksanaan ritual ini melalui adu ayam yang dilakukan secara massal untuk nawur sesangi membayar kaul atas permohonan kesembuhan dan keberhasilan dalam beternak. Tradisi ini dilaksanakan setiap enam bulan wuku setiap 210 hari sekali, selama 42 hari yang dimulai pada Hari Raya Kuningan Umat Hindu. Masyarakat yang memedek hadir untuk nawur sesangi hampir dari seluruh Bali Supartha 1996. Gambar 18 Suasana Pura Hyang Api di Desa Kelusa Saat Tidak Ada Perayaan 5. Desa Pakraman Pausan Desa Pakraman Pausan merupakan salah satu banjar yang terletak paling Utara dari Desa Buahan Kaja yang memiliki kekhasan adat dan budaya yang berbeda dari masyarakat Bali pada umumnya. Struktur pemerintahan desa adatnya merupakan desa adat pegunungan Bali Age yang terbentuk sebelum kedatangan Majapahit Reuter 2002. Dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan terdapat setruktur kepemimpinan yang disebut dengan Ulu Apad tetua adat dengan bidang tugasnya masing-masing, yang terdiri dari Jero Bayan Kiwa dan Tengen, Jero Bau Kiwa dan Tengen, Jero Bendesa Adat, Jero Singgukan dan Jero Malungan. Setiap sepuluh tahun sekali diadakan Upacara Nyelung di Pura Pucak Pausan, sebuah ritual persembahan segala macam hasil bumi yang dilaksanakan oleh semua krama subak di Buahan Kaja dan Buahan Kelod. Gambar 19 Kegiatan Upacara Keagamaan di Pura Pucak Pausan 6. Sarkofagus Sarkofagus merupakan tempat penyimpanan jenasah yang umumnya terbuat dari batu dan merupakan peninggalan sejarah dari jaman megalitikum. Salah satu sarkofagus yang ada ditemukan di Desa Bukian, tepatnya di sebelah Selatan Kantor Desa Bukian. Gambar 20 Sarkofagus yang Ada di Desa Bukian Uraian dari keenam obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Payangan memberikan gambaran, bahwa dengan datang ke Payangan wisatawan memiliki banyak pilihan jenis wisata yang diinginkan. Wisata yang berkaitan dengan alam beserta atraksi yang disediakan maupun disuguhkan, wisatawan bisa datang ke Agrowisata Payangan dan Sungai Ayung. Wisatawan yang menyukai adat dan tradisi setempat dapat datang ke Desa Buahan untuk merasakan suasana yang sepi dan tenang, atau ke Desa Kelusa untuk melihat Aci Keburan, atau bisa juga ke Desa Pakraman Pausan di Buahan Kaja. Bagi wisatawan yang menyukai sejarah dan kepurbakalaan bisa datang ke Desa Bukian untuk melihat sarkofagus. Untuk mengetahui sebaran obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan, ditunjukkan dalam Gambar 21. Obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan