Analisis Input-Output Teknik Analisis Data

6. Kepekaan terhadap signal pasar permintaan akhir disebut indeks derajat kepekaan atau indeks daya kepekaan foreward power of dispersion α. i , menunjukkan sumbangan relatif suatu sektor dalam memenuhi permintaan akhir keseluruhan sektor perekonomian dengan formulasi sebagai berikut : 7. Multiplier adalah koefisien yang menyatakan kelipatan dampak langsung dan tidak langsung dari meningkatnya permintaan akhir suatu sektor sebesar satu unit terhadap produksi total semua sektor ekonomi suatu wilayah. Jenis-jenis multiplier antara lain : a. Output multiplier, adalah dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap total output seluruh sektor di suatu wilayah yang diformulasikan sebagai berikut : b. Total value added multiplier atau PDRB multiplier adalah dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan PDRB. Dalam tabel I-O diasumsikan Nilai Tambah Bruto NTB atau PDRB berhubungan dengan output secara linier yang diasumsikan dengan persamaan matriks sebagai berikut : dimana V : matriks NTB vˆ : matriks diagonal koefisien NTB X : matriks output, X = I-A -1 .F d c. Income multiplier, yaitu dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di suatu wilayah secara keseluruhan. Income multiplier dapat dihitung dengan rumus : ∑∑ ∑ = i j ij n j ij i b b 1 α d F A I X . 1 − − = X v V . ˆ = dimana W : matriks income wˆ : matriks diagonal koefisien income X : matriks output, X = I-A -1 .F d 3.4.3 Analisis Scoring System Analisis ini digunakan untuk mengetahui obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan. Obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan disini, adalah obyek-obyek yang bisa dijadikan daya tarik wisata dan termasuk obyek daya tarik wisata yang sudah ada. Hasil penilaian didapatkan dari akumulasi skor yang diperoleh obyek wisata tertentu berdasarkan pendapat responden. Besarnya skor masing-masing obyek wisata ditentukan dari kebalikan dari jumlah obyek wisata yang ditentukan, misalkan ada sejumlah n obyek wisata yang telah ditentukan, maka nilai skor tertinggi suatu obyek wisata adalah n dan skor terendah adalah 1. Potensi obyek wisata yang bisa ditawarkan menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 bisa berupa obyek-obyek yang alami maupun obyek-obyek buatan manusia. Obyek-obyek alami antara lain : 1. Iklim : udara yang bersih, kenyamanan, sinar matahari yang cukup 2. Pemandangan alam : panorama pegunungan yang indah, sungai, air terjun, bentuk-bentuk alam yang unik, dan sebagainya 3. Wisata rimba : hutan lebat, pohon langka, hutan wisata 4. Flora dan fauna : tumbuhan dan tanaman khas 5. Sumber air kesehatan : sumber air untuk menyembuhkan penyakit, sumber air mineral alami, dan sebagainya Obyek-obyek buatan manusia antara lain : 1. Bercirikan sejarah : peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana- istana kerajaan, dan sebagainya X w W . ˆ = 2. Bercirikan budaya : tempat-tempat budaya seperti museum, industri seni kerajinan tangan, dan sebagainya 3. Bercirikan keagamaan : perayaan tradisional seperti upacara adat, ziarah- ziarah, karnaval, bangunan-bangunan keagamaan yang kuno 4. Bercirikan kegiatan usaha masyarakat : agrowisata subak, kegiatan budidaya, dan pengelolaan pertanian 3.4.4 Analytical Hierarchy Process AHP AHP merupakan suatu analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana diusahakan untuk memahami suatu kondisi sistem dan membantu untuk melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip dasar yang harus dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan AHP adalah : a. Dekomposisi Setelah persoalan didefinisikan, dilakukan dekomposisi, yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur, sampai ke tingkat yang tidak mungkin dilakukan pemecahan lagi sehingga diperoleh tingkatan persoalan yang disebut hierarki. b. Penilaian Komparatif Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada tingkat tertentu dan kaitan dengan tingkatan di atasnya. Dalam menentukan tingkat kepentingan bobot dari elemen keputusan pada setiap tingkatan hierarki keputusan, penilaian pendapat judgement dilakukan dengan menggunakan fungsi berpikir dan yang dikombinasi dengan intuisi, perasaan atau penginderaan. Penilaian pendapat ini dilakukan dengan komparasi berpasangan matriks yaitu membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya pada setiap tingkat hierarki secara perpasangan, akhirnya didapat nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif. Untuk mengkuantifikasi pendapat tersebut digunakan skala penilaian sehingga diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka kuantitatif. Hasil penilaian ini disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparison. Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu pengertian yang menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dengan relevansinya terhadap kriteriatujuan yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini memakai pedoman seperti ditunjukkan pada Tabel 7. Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dari j, maka elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibandingkan elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting dan dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Tabel 7 Skala Dasar Ranking Analytical Hierarchy Process AHP Tingkat Kepentingan Definisi 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain 7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lain 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Sumber : diadopsi dari Saaty 1991 c. Prioritas Sintesis Dari setiap matriks komparasi berpasangan kemudian dicari eigen vector-nya untuk mendapatkan prioritas lokal. Matriks komparasi berpasangan terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk mendapatkan prioritas global harus dilakukan sintesis di antara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hierarki. Pengaruh elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis yang dinamakan prioritas sintesis. d. Konsistensi Rasio Konsistensi memiliki dua makna: 1 objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keragaman dan relevansi, 2 tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Jika penilaian tidak konsisten maka proses harus diulang untuk memperoleh penilaian yang lebih tepat. Meningkatnya kunjungan wisata tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ini perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan suatu obyek wisata. Ada 7 tujuh faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu : 1. Promosi, melalui media promosi apa saja wisatawan mengetahui obyek wisata yang ditawarkan, apakah non elektronik pamflet, koran, lisan atau elektronik TV, radio 2. Sarana transportasi yang digunakan wisatawan mengunjungi obyek wisata, bisa dengan mobil pribadi, travelcarteran, atau dengan angkutan umum 3. Fasilitas penunjang yang disediakan obyek wisata, seperti penginapan, restoran, dan toilet 4. Jenis wisata dan atraksi yang ditawarkan obyek wisata, wisata budaya atau wisata alam termasuk agrowisata 5. Harga tiket masuk ke obyek wisata apakah gratis, murah, atau mahal 6. Pelayanan yang ditemui wisatawan di obyek wisata yang dikunjungi yaitu adanya pemandu wisata, kios pedagang asongan, kebersihan lingkungan, atau keramahan masyarakat setempat 7. Jarak dari tempat tinggalmenginap lokasi wisata yang ditawarkan apakah dekat, sedang, atau jauh Melalui AHP akan dapat diketahui faktor-faktor mana saja yang berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan menurut persepsi wisatawan. Kemudian disusun hierarki seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Level 1 merupakan fokus atau tujuan yang ingin dicapai yaitu faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan. Level 2 merupakan faktor-faktor yang dimaksud kemudian dijabarkan berdasarkan kriteria masing-masing faktor pada level 3. Gambar 3 Struktur Hierarki Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan Level 1 : Fokus Level 2 : Faktor Level 3 : Kriteria Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan 1. Mobil pribadi 2. Travelcarteran 3. Angkutan umum 1. Wisata budaya 2. Wisata alam agrowisata 3. Wisata budaya wisata alam agrowisata 1. Pemandu wisata 2. Kiospedagang asongan 3. Kebersihan lingkungan 4. Keramahan masyarakat 1. Penginapan 2. Restoran 3. Toilet 4. Penginapan, restoran toilet 1. Gratis 2. Murah 3. Mahal Promosi Sarana transportasi Fasilitas Jenis wisata atraksi Pelayanan Harga tiket 1. Dekat 2. Sedang 3. Jauh Jarak dari tempat tinggalmenginap 1. Non elektronik pamfletkoran lisan 2. Elektronik TVradio 3. Non elektronik elektronik Selanjutnya pada level 2 dan 3 masing-masing dibuat perbandingan berpasangan pairwise comparison untuk mendapatkan penilaian sesuai Tabel 7. Jumlah satu set pertanyaan perbandingan berpasangan dengan n elemen adalah ∑ n 1 , sehingga pada level 2 faktor dengan 7 elemen terdapat 21 pertanyaan perbandingan berpasangan, demikian seterusnya untuk masing-masing kriteria pada level 3. Berikutnya data yang didapat dikonversi ke dalam bentuk matriks untuk selanjutnya diolah melalui prosedur sintesis untuk mengetahui pengaruh masing- masing elemen. Untuk mengetahui suatu perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak, dievaluasi dengan konsistensi rasio. Nilai konsistensi rasio 0,1 dinyatakan konsisten Marimin 2008. Penggabungan Pendapat dari responden dilakukan dengan menggunakan rata-rata geometrik, hasil penggabungan ini diolah dengan prosedur AHP.

3.4.5 Analisis A’WOT

Merumuskan rencana dan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam kerangka pengembangan wilayah, dapat dianalisis dengan berbagai metode yang dikembangkan untuk menganalisis secara bersama-sama faktor internal dan eksternal kawasan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman SWOT adalah metode yang umum digunakan melalui pendekatan sistimatis dalam mendukung situasi keputusan, namun metode SWOT masih memiliki beberapa titik kelemahan. SWOT tidak bisa menilai situasi pengambilan keputusan yang strategis komprehensif dan SWOT tidak menyediakan sarana analitis menentukan pentingnya faktor-faktor atau untuk menilai alternatif keputusan sesuai dengan faktor-faktor. Namun bila SWOT digunakan dengan benar akan bisa memberikan dasar yang baik dalam perumusan strategi. Menurut Kajanus et al. 2004 A’WOT merupakan metode hibrid yang menggabungkan metode SWOT dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP. Metode ini diterapkan untuk menutupi beberapa kelemahan yang dimiliki SWOT. Dalam penelitian yang dilakukan, A’WOT diterapkan untuk menganalisis potensi budaya lokal untuk menjadi faktor keberhasilan dalam wisata pedesaan di dua kasus, yaitu di daerah Ylä-Savo di Finlandia dan Kassel di Jerman. Metode yang hampir sama juga telah dilakukan oleh Wickramasinghe dan Takano 2009 dalam proses kebangkitan pariwisata Sri Langka setelah tsunami Samudra Hindia 2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang proaktif, strategi dalam meningkatkan kepuasan pengunjung, dan strategi pemasaran dengan promosi yang efektif telah dilaksanakan, dimana pariwisata Sri Langka mengalami peningkatan. Srestha et al. 2004 dalam menganalisis prospek dan tantangan adopsi Silvopasture agroforestry di South- Centra Florida. Osuna dan Aranda 2007 melakukan kombinasi antara SWOT dengan AHP dengan menggunakan prosedur yang agak berbeda untuk evaluasi akhir dari strategi dalam rencana pengembangan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan. Metode A’WOT yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan AHP untuk menentukan pembobotan dalam analisis SWOT. Tujuannya adalah untuk mengurangi subyektivitas penilaian terhadap fakor-faktor internal dan eksternal, baik menyangkut kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman SWOT dalam pengambilan suatu keputusan strategi. Pelaksanaan analisis A’WOT melalui beberapa tahapan analisis, diawali dengan pengumpulan data melalui survey dan wawancara kuesioner pertama. Data yang didapat dikerucutkan dari semua jawaban responden, baik itu data internal kekuatan dan kelemahan maupun data eksternal peluang dan ancaman. Data internal dan eksternal yang didapat dijadikan bahan untuk kuesioner ketiga untuk mendapatkan bobot dan rating masing-masing faktor SWOT, dimana bobot didapat dari AHP. Selanjutnya dilakukan analisis faktor strategi internal IFAS dan eksternal EFAS, analisis matriks internal-eksternal IE, analisis matriks space, dan tahap pengambilan keputusan dengan analisis SWOT.

3.4.5.1 Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal menjadi pertimbangan penting dalam merumuskan strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

1. Analisis Faktor Strategi Internal

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang menentukan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Bagian dari analisis ini adalah membuat matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS yang ditunjukkan pada Tabel 8. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut : Tabel 8 Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan : 1. ………………… 2. ………………… dst Kekuatan : 1. ………………… 2. ………………… dst Total 1,000 Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009 a. Menyusun sebanyak 5 sampai dengan 10 faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 1 yang menentukan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. b. Memasukkan bobot masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 2 dari hasil AHP gabungan semua responden setelah dikalikan setengah, sehingga nilai total bobot sama dengan satu. c. Pada kolom 3 dimasukkan rating pengaruh masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan dengan memberi skala dari 4 sangat kuat sampai dengan 1 sangat lemah. Nilai rating disini merupakan hasil pembulatan dari nilai rata- rata dari semua responden. d. Kolom 4 diisi hasil kali bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya berupa skor yang nilainya bervariasi dari 4 sampai dengan 1. e. Jumlahkan skor pada kolon 4 untuk memperoleh nilai total skor faktor internal. Nilai total skor digunakan dalam analisis matriks internal-eksternal IE.

2. Analisis Faktor Strategi Eksternal

Analisis Faktor Strategi Eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor- faktor peluang dan ancaman yang menentukan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Analisis ini diawali dengan membuat matriks External Strategic Factor Analysis Summary EFAS yang ditunjukkan pada Tabel 9. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut : Tabel 9 External Strategic Factor Analysis Summary EFAS Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang : 1. ………………… 2. ………………… dst Ancaman : 1. ………………… 2. ………………… dst Total 1,000 Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009 a. Memasukkan sebanyak 5 sampai dengan 10 faktor-faktor yang telah ditentukan terhadap peluang dan ancaman pada kolom 1 yang menentukan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. b. Pemberian bobot masing-masing faktor peluang dan ancaman pada kolom 2 dari hasil AHP gabungan semua responden setelah dikalikan setengah, sehingga nilai total bobot sama dengan satu. c. Pada kolom 3 dimasukkan rating pengaruh masing-masing faktor Peluang dan ancaman dengan memberi skala dari 4 sangat kuat sampai dengan 1 sangat lemah. Nilai rating disini merupakan hasil pembulatan dari nilai rata- rata dari semua responden. d. Kolom 4 merupakan hasil kali bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya berupa skor yang nilainya bervariasi dari 4 sampai dengan 1. e. Penjumlahan skor pada kolon 4 untuk memperoleh nilai total skor faktor eksternal. Nilai total skor selanjutnya digunakan dalam analisis matriks internal-eksternal IE.

3.4.5.2 Analisis Matriks Internal-Eksternal IE

Model matriks internal-eksternal IE digunakan untuk memposisikan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Parameter yang digunakan adalah total skor faktor internal dan total skor faktor eksternal. Matriks internal-eksternal tertera pada Gambar 4. Nilai Total Skor Faktor Strategi Internal Tinggi Rata-rata Lemah 4 3 2 1 Nilai Total Skor Faktor St rate g i Eksternal Tinggi 3 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turnaround Sedang 2 4 STABILITY Hati-hati 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY Tidak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive Company atau Divestment Rendah 1 7 GROWTH Diversifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau Likuidasi Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009 Gambar 4 Matriks Internal-Eksternal Menurut Rangkuti 2009, matriks internal-eksternal dapat mengidentifikasi suatu strategi yang relevan berdasarkan sembilan sel matriks IE. Kesembilan sel tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam tiga strategi utama, yaitu : 1. Growth strategy, adalah strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri sel 1, 2, dan 5 atau melalui diversifikasi sel 7 dan 8. 2. Stability strategy, merupakan penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan sel 4. 3. Retrenchment strategy, adalah strategi dengan memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan.

3.4.5.3 Analisis Matriks

Space Matriks Space berfungsi untuk mempertajam strategi yang akan diambil dalam pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan. Menurut Rangkuti 2009, Matriks Space digunakan untuk mengetahui posisi dan arah perkembangan selanjutnya suatu perusahaan. Parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah selisih dari skor faktor internal kekuatan – kelemahan dan selisih dari skor faktor eksternal peluang – ancaman. Marimin 2008 mengemukakan, posisi perusahaan dapat dikelompokkan kedalam empat kuadran, seperti ditunjukkan dalam Gambar 5, dimana : 1. Kuadran I, menandakan posisi sangat menguntungkan, dimana perusahaan memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan menerapkan strategi pertumbuhan yang agresif. 2. Kuadran II, menunjukkan perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun masih mempunyai kekuatan, sehingga strategi yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan strategi diversifikasi. 3. Kuadran III, pada kuadran ini perusahaan mempunyai peluang yang sangat besar, disisi lain memiliki kelemahan internal. Menghadapi situasi ini perusahaan harus berusaha meminimalkan masalah-masalah internal untuk dapat merebut peluang pasar. 4. Kuadran IV, menunjukkan perusahaan berada pada situasi yang tidak menguntungkan, karena disamping menghadapi ancaman juga menghadapi kelemahan internal. Berbagai Peluang Kuadran III Strategi Turn-Around Kuadran I Strategi Agresif Kelemahan Kekuatan Internal Internal Kuadran IV Strategi Defensif Kuadran II Strategi Diversifikasi Berbagai Ancaman Gambar 5 Matriks Space

3.4.5.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk menentukan rencana dan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam kerangka pengembangan wilayah. Rangkuti 2009 mengemukakan, analisis SWOT dapat menunjukkan indikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan mengembangan misi, tujuan dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai analisis situasi dalam kondisi yang ada saat ini.