Kelemahan The Tourism Potential And Its Integration In Area Development Of Payangan Agropolitan, Gianyar Regency, Bali Province

3,166 dan nilai total skor faktor eksternal sebesar 3,181. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan, memiliki faktor internal dan faktor eksternal yang tergolong kuat tinggi. Apabila masing-masing parameter ini dipetakan ke dalam matriks IE, diketahui bahwa pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan berada pada sel 1. Artinya, strategi yang diperlukan yaitu melalui strategi pertumbuhan dengan lebih berkonsentrasi pada integrasi vertikal Gambar 25. Nilai Total Skor Faktor Strategi Internal Tinggi Rata-Rata Lemah 4 3,166 3 2 1 Nilai To tal Sko r Fak to r Strat eg i Ek stern al 1 2 3 Tinggi 3,181 3 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal RETRENCHMENT Turnaround 4 5 6 Sedang STABILITY Hati-hati GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY Tidak ada perubahan profit strategi RETRENCHMENT Captive Company atau Divestment 2 7 8 9 Rendah GROWTH Diversifikasi konsentrik GROWTH Diversifikasi konglomerat RETRENCHMENT Bangkrut atau Likuidasi 1 Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009 Gambar 25 Hasil Analisis Matriks Internal-Eksternal Matriks IE Menurut Rangkuti 2009 , strategi pertumbuhan dengan integrasi vertikal dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya internal maupun sumber daya eksternal. Melalui backward integration mengambil alih fungsi supplier atau melalui forward integration mengambil alih fungsi distributor sebagai strategi utama untuk kawasan dengan posisi kompetitif pasar yang kuat high market share.

5.4.3 Analisis Matriks

Space Hasil analisis matriks space dapat mempertajam strategi yang akan dikembangkan Gambar 26. Parameter yang digunakan dari hasil analisis faktor strategi internal dan analisis faktor strategi eksternal, yaitu selisih dari skor faktor internal kekuatan – kelemahan dan selisih dari skor faktor eksternal peluang – ancaman dengan perhitungan sebagai berikut: kekuatan – kelemahan = 1,666 – 1,500 = 0,166 peluang – ancaman = 1,681 – 1,500 = 0,181 Berbagai Peluang Kuadran III Strategi Turn-Around Kuadran I Strategi Agresif Kelemahan Kekuatan Internal Internal Kuadran IV Strategi Defensif Kuadran II Strategi Diversifikasi Berbagai Ancaman Gambar 26 Hasil Analisis Matriks Space Hasil analisis menunjukkan, bahwa strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan berada di Kuadran I, yaitu melalu strategi agresif. Posisi ini sangat menguntungkan, dimana 0,166 ; 0,181 kawasan memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan menerapkan strategi pertumbuhan yang agresif Marimin 2008.

5.4.4 Analisis SWOT

Penentuan strategi alternatif yang sesuai untuk pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam kerangka pengembangan wilayah, dilakukan dengan membuat matriks SWOT Gambar 27. Memperhatikan hasil analisis matriks IE dan hasil analisis matriks space, maka posisi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam kerangka pengembangan wilayah, berada pada Kuadran I. Oleh karena itu strategi alternatif yang dipilih adalah strategi SO Strengths – Opportunities sebagai strategi utama, yaitu strategi yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. Berdasarkan analisis SWOT didapatkan tiga rumusan rencana dan strategi utama yang dapat dikembangkan, yaitu : 1 rencana meningkatkan keterkaitan sektoral, dengan strategi meningkatkan keterpaduan antar sektor yang ada melalui pengembangan iptek; 2 memperkenalkan dan menawarkan potensi obyek wisata yang ada, dengan pengembangan paket-paket wisata melalui kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat; dan 3 memperkuat kepariwisataan, dengan membangun kemitraan dan membentuk jejaring. Keberhasilan rencana dan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam kerangka pengembangan wilayah bisa tercapai, apabila diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan, serta diadakan pemantauan dan evaluasi pada tahap-tahap pelaksanaannya.

5.4.5 Kerangka Pengembangan Wilayah dengan Memadukan

Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pengembangan Kegiatan Pariwisata Payangan dikembangkan sebagai kawasan agropolitan dengan menitikberatkan pada produksi hasil pertanian baik on farm maupun off farm untuk memacu peningkatan taraf hidup melalui kemandirian masyarakat. Payangan dengan potensi pertaniannya yang besar, juga memiliki potensi