3.4.2 Analisis Input-Output
Keterkaitan antara sektor pariwisata dengan sektor lainnya, atau secara umum, bisa dilihat dari keterkaitan secara fungsional antar sektor pembangunan.
Adanya keterkaitan antar sektor ekonomi wilayah menunjukkan suatu wilayah yang berkembang, dimana terjadi input dan output barang dan jasa antar sektor
secara dinamis. Analisis Input-Output I-O secara teknis dapat menjelaskan karakteristik struktur ekonomi wilayah yang ditunjukkan dengan distribusi
sumbangan sektoral serta keterkaitan sektoral dan efek multiplier perekonomian wilayah Rustiadi et al. 2009.
Mengingat adanya keterbatasan ketersediaan data Tabel Input-Output I- O untuk Kabupaten Gianyar, maka untuk mendapatkan Table I-O dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode non survey. Metode ini lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu, walaupun keakurasian data yang dihasilkan
harus mempertimbangkan beberapa hal yang berpengaruh terhadap Table I-O yang dihasilkan Vipriyanti 1996. Salah satu metode yang biasa dan banyak
dipakai adalah metode RAS. Daryanto dan Hafizrianda 2010 menyebutkan bahwa metode RAS merupakan metode yang bertujuan untuk menaksir matriks
koefisien teknologi koefisien input I-O yang baru berdasarkan matriks koefisien teknologi pada tahun sebelumnya dengan ditambahkan beberapa informasi
mengenai total penjualan output antar sektor, total pembelian input antar sektor, dan total output secara keseluruhan.
Metode RAS merupakan rumus matriks yang dikembangkan oleh Richard Stone, dimana R dan S merupakan matrik diagonal berukuran n x n dan A matriks
koefisien teknologi berukuran n x n yang menunjukkan sektor industri. Untuk menaksir elemen matriks A pada periode t atau At dengan mengetahui elemen
matriks A pada periode t = 0 atau A0, maka At dapat ditaksir dengan rumus At = R . A0 . S, dimana R dan S mewakili tingkat perubahan koefisien
teknologi pada dua periode yang berbeda. Elemen matriks diagonal R mewakili efek substitusi teknologi yang diukur melalui penambahan jumlah permintaan
antara tiap output sektor-sektor industri. Elemen matriks S menunjukkan efek perubahan jumlah input pada tiap sektor industri efek pabrikasi.
Estimasi suatu matriks teknologi I-O dalam metode RAS menggunakan pendekatan optimasi yang dilakukan dengan cara meminimumkan selisih antara
koefisien matriks teknologi pada tahun dasar dengan koefisien matriks teknologi yang diestimasi melalui proses iterasi. Proses yang dilakukan dibatasi dengan dua
ketentuan yang berlaku pada Tabel I-O, yaitu : 1. Jika koefisien matriks teknologi yang diestimasi dikalikan dengan output,
kemudian dijumlahkan menurut kolom, maka jumlahnya harus sama dengan jumlah pembelian input antar sektor.
2. Jika hasil perkalian tadi dijumlahkan menurut baris, maka hasilnya harus sama dengan jumlah penjualan output antar sektor.
Penyusunan Tabel I-O bila terkendala dengan data ekspor dan impor bisa menggunakan metode Location Quotient LQ sederhana. Metode ini
menunjukkan perbandingan output sektor i terhadap total output di regional dengan proporsi output sektor yang sama terhadap total output secara nasional.
Nilai LQ 1 menunjukkan surplus sektor i atau mampu memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan sebagian di ekspor untuk memenuhi kebutuhan wilayah lain.
Sebaliknya bila nilai LQ 1 berarti sebagian produknya diimpor atau didatangkan dari wilayah lain.
Metode RAS yang digunakan untuk mendapatkan Tabel I-O Kabupaten Gianyar Tahun 2009 dengan mengacu Tabel I-O Kabupaten Badung Tahun 2009
dengan 54 sektor perekonomian 54 x 54 yang diturunkan di-RAS menjadi Tabel I-O Kabupaten Gianyar Tahun 2009 dengan 24 sektor 24 x 24. Penurunan
Tabel I-O dari Kabupaten Badung ke Kabupaten Gianyar dilakukan dengan asumsi bahwa terdapat kemiripan struktur ekonomi antara Kabupaten Gianyar
dengan Kabupaten Badung sebagai wilayah tetangga. Sektor-sektor perekonomian dalam Tabel I-O Kabupaten Gianyar Tahun 2009 24 sektor yang diperlihatkan
dalam Tabel 5 merupakan hasil agregasi dari sektor-sektor dalam Tabel I-O Kabupaten Badung Tahun 2009 54 sektor yang disesuaikan dengan klasifikasi
sektor lapangan usaha untuk penentuan PDRB. Pelaksanaan metode RAS dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
software Microsoft Exel dan GAMS untuk melakukan optimasi matriks koefisien
teknologi. Data-data yang dibutuhkan disini adalah Tabel I-O Kabupaten Badung Tahun 2009 54 x 54 sektor; PDRB Kabupaten Gianyar Tahun 2009 untuk
mendapatkan nilai impor, final demand dan total PDRB. Tahapan Metode RAS yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tabel I-O Kabupaten Badung Tahun 2009 54 x 54 sektor diagregasi menjadi Tabel I-O Kabupaten Badung Tahun 2009 24 x 24 sektor.
2. Selanjutnya dibuat matriks koefisien teknologi Tabel I-O Kabupaten Badung Tahun 2009 24 x 24 sektor.
3. Dari data PDRB Kabupaten Gianyar 2009, dilakukan konversi data PDRB menjadi total input Kabupaten Gianyar Tahun 2009 berdasarkan proporsi data
PDRB dan total input Kabupaten Badung Tahun 2009. 4. Berdasarkan data-data yang sudah disiapkan, selanjutnya dengan metode RAS
akan didapatkan Tabel I-O Kabupaten Gianyar Tahun 2009 24 x 24 sektor.
Tabel 5 Sektor-Sektor Perekonomian Tabel I-O Kabupaten Gianyar Tahun 2009 24 sektor Hasil Update
Kode Sektor Kode Sektor
1. Tanaman Bahan Makanan
13. Angkutan Jalan Raya
2. Tanaman Perkebunan
14. Jasa Penunjang Angkutan
3. Peternakan dan
Hasil-hasilnya 15. Komunikasi
4. Kehutanan 16. Bank
5. Perikanan
17. Jasa Penunjang Keuangan
6. Penggalian 18. Sewa
Bangunan 7.
Industri Tanpa Migas 19.
Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.
Listrik, gas dan air bersih 20.
Jasa Perusahaan 9. Bangunan
21. Pemerintahan Umum
10. Perdagangan Besar dan Eceran
22. Jasa Sosial Kemasyarakatan
11. Restoran
23. Jasa Hiburan dan Rekreasi
12. Hotel
24. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sumber : Hasil Analisis 2011
Tabel I-O Kabupaten Gianyar yang dihasilkan, masih perlu dirinci lagi terutama pada bagian input primer yaitu nilai tambah bruto PDRB menjadi upah
dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Pendetailan dilakukan dengan pendekatan secara proporsional dari Tabel I-O dasar Tabel I-O