Persepsi Wisatawan Mancanegara Persepsi Wisatawan Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan

Gambar 24 Persepsi Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan Persepsi seluruh wisatawan pada jenis wisata dan atraksi yang ditawarkan. Pada nilai CR 0,004 wisata alam termasuk agrowisata memperoleh bobot tertinggi yaitu sebesar 0,492. Bobot 0,301 pada wisata budaya, dan bobot terendah jatuh pada gabungan dari wisata budaya dan wisata alam agrowisata. Berdasarkan fasilitas yang tersedia di kawasan obyek wisata dengan nilai CR 0,021. Fasilitas toilet memperoleh bobot tertinggi yaitu sebesar 0,445; sedangkan untuk fasilitas lainnya seperti: penginapan, restoran dan toilet 0.150 0.393 0.457 0.399 0.325 0.086 0.191 0.160 0.478 0.362 0.206 0.492 0.301 0.219 0.445 0.190 0.146 0.186 0.553 0.261 0.210 0.355 0.435 0.000 0.200 0.400 0.600 Jauh Sedang Dekat Keramahan masyarakat setempat Kebersihan lingkungan Kiospedagang asongan Pemandu wisata Mahal Murah Gratis Wisata budaya wisata alamagrowisata Wisata alamagrowisata Wisata budaya Penginapan, restoran toilet Toilet Restoran Penginapan Angkutan umum Travelcarteran Mobil pribadi Non elektronik elektronik Elektronik Non elektronik 0,030 0,323 0,075 0,221 0,188 0,099 0,064 Ja ra k 7 P elayanan 1 H arg a tik e t 5 Jeni s wisata atrak si 2 F asilitas 3 Sarana tr anspor tasi 4 P romosi 6 mendapatkan bobot 0,219; restoran dengan bobot 0,190; dan bobot terkecil diperoleh fasilitas penginapan. Dilihat dari faktor transportasi, dengan nilai CR 0,001 pembobotan tertinggi diperoleh travel atau carteran 0,553, sedangkan penggunaan mobil pribadi memperoleh bobot sebesar 0,261. Posisi terakhir untuk transportasi menggunakan angkutan umum memperoleh bobot 0,186. Berdasarkan harga tiket, dengan nilai CR 0,012 pembobotan tertinggi pada harga tiket murah 0,478 dan dengan bobot 0,362 untuk harga tiket gratis. Sedangkan untuk harga tiket mahal memperoleh bobot 0,160. Ini menunjukkan bahwa harga tiket bukanlah persoalan bagi wisatawan untuk berwisata ke Kawasan Agropolitan Payangan. Faktor promosi dengan nilai CR 0,000 menunjukkan, bahwa untuk berwisata mereka memperoleh informasi melalui media promosi non elektronik dengan bobot tertinggi 0,435. Informasi melalui media elektronik dengan bobot 0,355 dan bobot terendah diperoleh media non elektronik dan elektronik dengan bobot 0,210. Selanjutnya faktor jarak, dengan nilai CR 0,000. Bobot tertinggi diberikan pada pernyataan bahwa jarak lokasi wisata dari tempat tinggalmenginap adalah dekat 0,457, jarak sedang dengan bobot 0,393, dan jarak jauh dengan bobot 0,150. Berdasarkan hasil analisis ketiga persepsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan. Bila dicermati, persepsi wisatawan mancanegara dengan persepsi seluruh wisatawan, tidak menunjukkan perbedaan persepsi yang signifikan menyangkut faktor-faktor maupun pada kriteria pada masing-masing faktor. Sehingga untuk mendapatkan persepsi secara menyeluruh terkait pengembangan kepariwisataan, yaitu dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, akan dilihat dari hasil analisis persepsi wisatawan mancanegara Gambar 22 dan hasil analisis persepsi wisatawan nusantara Gambar 23. Dari kedua hasil analisis tersebut dapat diketahui, bahwa terdapat lima faktor yang dominan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan. Faktor-faktor tersebut yaitu: pelayanan; jenis wisata dan atraksi yang ditawarkan; fasilitas yang tersedia; sarana transportasi; dan promosi. Dari kriteria faktor pelayanan, yaitu menyangkut keramahan masyarakat setempat dan kebersihan lingkungan, perlu dipertahankan kualitasnya. Sedangkan pemandu wisata dan kios pedagang asongan perlu ditingkatkan kualitasnya. Dari faktor jenis wisata dan atraksi yang ditawarkan, perlu peningkatan kualitas pada wisata budaya maupun pada wisata alam termasuk agrowisata. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan berbagai atraksi yang mampu menarik minat wisatawan. Dilihat dari fasilitas yang tersedia, penginapan dan restoran perlu ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Misalnya dengan menyiapkan rumah- rumah penduduk sebagai sarana akomodasi. Hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan, disamping untuk mengurangi terjadinya alih fungsi lahan. Berikutnya yaitu dengan mengembangkan wisata kuliner dengan menyajikan hidangan khas masyarakat setempat. Pada sarana transportasi, yang perlu mendapatkan perhatian adalah angkutan umum. Sementara ini untuk mobilisasi wisatawan dilayani oleh angkutan travelcarteran dari agen-agen perjalanan wisata. Kedepannya nanti diperlukan pengadaan sarana transportasi umum yang mampu melayani setiap obyek wisata yang ada. Keberadaan angkutan umum sangat berperan dalam menarik minat wisatawan, terutama wisatawan nusantara, tentunya dengan tarif terjangkau dan pelayanan yang kontinyu. Dilihat dari faktor promosi, masih perlu lebih ditingkatkan lagi baik melalui media non elektronik maupun melalui media elektronik. Promosi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan agen-agen perjalanan dari daerah-daerah lain maupun dengan negara-negara lain yang prospektif pariwisata. 5.4 Rencana dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Secara Terpadu dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam Kerangka Pengembangan Wilayah Perumusan rencana dan strategi pengembangan obyek wisata secara terpadu dengan pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan dalam kerangka pengembangan wilayah, diperoleh melalui analisis A’WOT. Untuk mencapai rumusan tersebut dilakukan beberapa tahapan analisis.