Scaling Up Exit Strategy

pembangunan infrastruktur tersebut langsung berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Kemudian aspek ekonomi yang kegiatannya secara langsung memberikan manfaat dan peningkatan pendapatan bagi individu atau keluarga maupun kelompok melalui usaha ekonomi produktif. Aspek sosial merupakan kegiatan yang secara langsung mampu menumbuhkan kembali modal sosial di masyarakat seperti terjalinnya kembali budaya tolong menolong antar warga, dimana seluruh ketentuan dalam pelaksanaan kegiatan sosial harus sesuai menurut kesepakatan warga melalui pelatihan dan praktek keterampilan usaha bagi warga-warga miskin yang belum produktif.

5.9. Scaling Up

Perluasan scaling up PNPM-M Perkotaan menjadi tanggung jawab BKM didukung oleh relawan dan masyarakat. Karena kegiatan pemberdayaan masyarakat ini adalah kegiatan bersama untuk menanggulangi kemiskinan yang menjadi masalah bersama. Berdasarkan hasil lapangan, usulan kegiatan secara terperinci menurut kesepakatan bersama telah dimasukkan kedalam PJM Pronangkis untuk dilaksanakan selama tiga tahun mulai dari 2009 hingga 2011. Beragam kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara tahap per tahap tergantung kegiatan mana yang lebih diprioritaskan. Desa Cadasngampar merupakan salah satu desa yang sukses dalam pelaksanaan PNPM- M Perkotaan menurut stakeholder, jadi diharapkan pelaksanaan kegiatan ini dapat terus berlanjut. PNPM-M Perkotaan hanya memfasilitasi masyarakat agar terciptanya masyarakat yang mandiri serta berkelanjutan dalam pembangunannya. Kegiatan infrastuktur dan pinjaman bergulir masih terus dikembangkan, dari satu RT ke RT lainnya tetapi belum untuk kegiatan menjahit. Aspek sosial memang hanya menjadwalkan pelaksanaan pelatihan kegiatan menjahit untuk satu bulan saja, selebihnya setelah masyarakat mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, dengan sendirinya mereka akan mempraktekkan kembali dengan dana dari swadaya masyarakat. Perluasan kegiatan lainnya yang diperlihatkan pada aspek sosial adalah setiap pencairan dana per tahapannya kegiatan untuk menambah ketrampilan bisa dilakukan dengan pelatihan yang lain, seperti sebelum pelatihan kegiatan menjahit Desa Cadasngampar terlebih dahulu pernah melalukan pelatihan membuat keripik singkong. Begitu juga dengan pencairan dana pada tahap berikutnya, masyarakat beserta BKM ingin mengadakan pelatihan perbengkelan. Hal ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

5.10. Exit Strategy

Upaya perumusan exit strategy untuk mempersiapkan kemandirian menjadi penting sebagai perwujudan perencanaan yang rasional. Upaya perumusan exit strategy pada PNPM-M Perkotaan dirumuskan pada bagian pemanfaatan dan pemeliharaan. Berdasarkan hasil dilapangan, kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan di Desa Cadasngampar dirumuskan dalam proposal pengajuan kegiatan untuk betonisasi jalan, kegiatan menjahit, dan pinjaman bergulir. Tim pemanfaatan dan pemeliharaan dibentuk dari dan oleh masyarakat sendiri yang berjumlah tujuh hingga delapan orang. Desain perumusan exit strategy PNPM-M Perkotaan sudah mengarah pada penyiapan kemandirian masyarakat secara jelas. Berdasarkan dokumen “Proposal Kegiatan” masyarakat dalam lokasi tempat kegiatan PNPM-M Perkotaan menjadi penggerak untuk melanjutkan pengembangan kegiatan setelah kegiatan selesai. Upaya untuk memandirikan masyarakat dalam melaksanakan pengembangan kegiatan setelah berakhir dipersiapkan sejak awal, sehingga masyarakat mengetahui dan sadar akan tugasnya setelah kegiatan dijalani. Berdasarkan hasil lapangan, KSM-KSM yang menjadi kelompok dalam menjalankan kegiatan yang diajukan seperti betonisasi jalan, kegiatan menjahit, dan pinjaman bergulir, dan telah membentuk tim pemanfaatan dan pemeliharaan pada saat pembuatan proposal, belum optimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Salah satu contoh adalah bangunan betonisasi jalan yang dikerjakan telah mengalami kerusakan setelah 2 tahun dibangun di RT 4 RW 2, namun tidak ada aksi dari tim pemanfaatan dan pemeliharaan untuk melakukan kewajibannya. Sehingga struktur tim pemanfaatan dan pemeliharaan hanya sebagai formalitas saja. Hal ini tidak terjadi di satu RT saja, namun dibeberapa RT lainnya.

BAB VI HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Analisis Dampak Program Pnpm Mandiri Perkotaan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi

0 35 104

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76