a. Manipulasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat sebanyak 1,1 per sen dari keseluruhan responden yang berada pada tingkat manipulasi atau
dikatakan tidak ada partisipasi. Hal ini menyatakan bahwa hanya ada 1 responden yang berada pada aspek ekonomi yang mencapai pada tingkat
manipulasi, responden tersebut tidak pernah melakukan kegiatan produktif seperti yang harus dilakukannya karena telah mendapatkan dana yang telah
dipinjamkan, tetapi namanya hanya ‘dipinjam’ oleh saudaranya yang tidak mempunyai KTP untuk bisa melakukan pinjaman. Berikut pernyataan responden
yang partisipasinya hanya pada tingkat manipulasi:
“ Saya sih sebenarnya gak pernah minjem neng, itu sodara saya yang minjem pake KTP saya, karena dia ga punya KTP. Jadi,
saya gak tau menau tentang bagaimana prosesnya” AAG,47
thn Kenyataan ini memperlihatkan bahwa terdapat kecurangan dari ‘bawah’
tentang penyalahgunaan sistem simpan pinjam oleh PNPM-M Perkotaan, dimana seharusnya anggota KSM yang telah melakukan pinjaman harus
membuat usaha kegiatan produktif agar dapat membantu perekonomian keluarga mereka.
b. Terapi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang berada pada taingkat partisipasi ini. Tingkat ini dikatakan sebagai tingkatan tidak
adanya partisipasi, dimana pada level ini telah ada komunikasi namun masih bersifat terbatas. Insiatif datang dari penyelenggara program.
c. Pemberitahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat sebanyak 10,0 per sen dari keseluruhan responden yang berada pada tingkat pemberitahuan atau
dikatakan tokenismesekedar justifikasi agar mengiyakan. Hal ini menyatakan bahwa ada 9 responden yang berada pada tingkat pemberitahuan, dimana
fasilitator PNPM-M Perkotaan tingkat desa arau bagian dari BKM hanya
memberikan sosialisasi terhadap kegiatan betonisasi jalan, usaha simpan pinjam, dan kegiatan menjahit, yang sebelumnya telah disampaikan oleh Faskel kepada
BKM kepada masyarakat.
d. Konsultasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 42,2 per sen dari keseluruhan responden yang berada pada tingkat konsultasi atau dikatakan
tokenisme sekedar justifikasi agar mengiyakan. Hal ini menyatakan bahwa ada
38 responden yang berada pada tingkat konsultasi, dimana responden diberikan pendampingan oleh pihak fasilitator terkait ketiga kegiatan yang dilakukan. Pada
saat warga bermusyawarah terkait perumusan masalah yang dilaksanakan di Desa Cadasngampar, warga menyampaikan pandangannya terhadap wilayahnya.
Disini warga sudah menyuarakan masalah-masalah apa saja yang ingin ditangani, tetapi masih bersifat partisipasi yang ritual. Karena belum tentu semua
masalah yang mereka suarakan dapat terlaksana, harus ada peyaringan masalah yang menjadi prioritas bagi mereka yang dipimpin oleh Faskel PNPM-M
Perkotaan. Seperti yang diungkapkan salah seorang anggota BKM.
“ Kita disini bersama-sama, baik masyarakat, anggota BKM dan Faskel untuk mencari permasalahan apa yang terjadi di
Desa ini, kemudian kami catat satu per satu,lalu kami pilih lagi permasalahan apa yang menjadi prioritas untuk segera
dilaksanakan”
RBS, 35 thn
e. Penenangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 34,4 per sen dari keseluruhan responden yang berada pada tingkat penenangan atau dikatakan
tokenisme sekedar justifikasi agar mengiyakan. Hal ini menyatakan bahwa ada
31 responden yang berada pada tingkat penenangan, dimana reponden dari ketiga aspek telah melakukan komunikasi yang baik dengan fasilitator PNPM-M
Perkotaan. Masyarakat memberikan usulan kegiatan, tetapi tim Faskel yang menentukan kelayakan dari usulan kegiatan yang diajukan oleh warga. Disini
Faskel menyuarakan bahwa akan ada kucuran dana dari APBN untuk membantu masyarakat miskin di Desa Cadasngampar, jadi masyarakat sudah pasti akan
melaksanakan kegiatan yang telah disuarakan oleh tim fasilitator PNPM-M Perkotaan.
f. Kemitraan