Usia Angkatan Kerja Tingkat Pendidikan Responden

menyatakan berapa pendapatan mereka. Peneliti menyiasati dengan cara menghitung bersama-sama antara peneliti dan responden terhadap pengeluaran konsumsi dan non konsumsi responden sebelum dan sesudah adanya PNPM-M Perkotaan.

3.5. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin merupakan identitas biologis responden yang dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 48 reponden laki-laki dan 42 reponden perempuan yang tersebar di dalam tiga aspek kegiatan, yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Aspek Kegiatan PNPM-M Perkotaan di Desa Cadasngampar, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Jenis Kelamin Aspek Kegiatan Total Persentase Lingkungan Ekonomi Sosial Laki-laki 29 15 4 48 53.3 Perempuan 1 15 26 42 46.7 Total 30 30 30 90 100.0 Tampak dari hasil penelitian, aspek lingkungan lebih didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 29 responden, aspek ekonomi memiliki kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan, sedangkan aspek sosial lebih didominasi oleh perempuan sebanyak 26 responden.

3.6. Usia Angkatan Kerja

Usia angkatan kerja adalah umur responden secara ekonomi aktif mendapatkan pekerjaan, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Dalam penelitian ini diperoleh sebaran usia responden yang berkisar antara 15 sampai 80 tahun. Hasil penggolongan usia angkatan kerja dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia Angkatan Kerja dan Aspek Kegiatan PNPM-M Perkotaan di Desa Cadasngampar, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Golongan Usia Aspek Kegiatan Total Persentase Lingkungan Ekonomi Sosial 15-60 28 29 30 87 96.7 60 2 1 3 3.3 15 0.0 Total 30 30 30 90 100.0 Mayoritas responden dalam penelitian ini tergolong usia produktif yang berkisar antara 15 sampai 60 tahun yaitu sebanyak 96,7 per sen dan sisanya sebanyak 3,3 per sen tergolong usia non produktif.

3.7. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan adalah jenjang sekolah formal terakhir yang pernah dilaksanakan oleh responden, diukur dengan tingkat tidak bersekolah, Sekolah Dasar SD, Madrasah Ibtidaiyah, SMP UmumKejuruan, Madrasah Tsanawiyah, SMA, Madrasah Aliyah, SMK, Program D.ID.II, Program D.III, dan Program D.IVS1. Tingkat pendidikan tersebut dapat diklasifikasi kedalam lima golongan. Golongan pertama, tidak bersekolah sebesar 18,9 per sen. Golongan kedua, SDMI sebesar 37,8 per sen. Golongan ketiga, SMP UmumKejuruanMtsn sebesar 21,1 per sen. Golongan keempat, SMAMASMK sebesar 15,5 per sen. Golongan kelima, Perguruan Tinggi sebesar 6,6 per sen. Data yang lebih spesifik dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Aspek Kegiatan PNPM-M Perkotaan di Desa Cadasngampar, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Tingkat Pendidikan Aspek Kegiatan Total Persentase Lingkungan Ekonomi Sosial SD 11 11 10 32 35.6 Tidak bersekolah 6 8 3 17 18.9 SMP UmumKejuruan 3 5 8 16 17.8 SMA 4 3 4 11 12.2 Program D.III 2 1 3 3.3 Madrasah Tsanawiyah 0 1 2 3 3.3 SMK 0 1 1 2 2.2 Program D.IVS1 2 2 2.2 Madrasah Ibtidaiyah 1 0 1 2 2.2 Madrasah Aliyah 1 1 1.1 Program D.ID.II 1 1 1.1 Total 30 30 30 90 100.0 Tingkat pendidikan formal yang ditamatkan oleh responden sebagian besar berada pada tingkat SDMI sebesar 37,8 per sen, yang didominasi hampir diketiga kegiatan Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan responden tergolong rendah.

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Desa Cadasngampar 4.1.1. Kondisi Geografis Dilihat dari letak geografisnya Desa Cadasngampar terletak di sebelah timur Kabupaten Bogor di ketinggian 450 m dari permukaan laut, tepatnya di Kecamatan Sukaraja. Desa Cadasngampar memiliki luas wilayah sebesar 182,713 ha, sebagian besar wilayahnya merupakan tanah kering yang dimanfaatkan sebagai kebun singkong. Dengan topografi ini maka banyak masyarakat Desa Cadasngampar yang memiliki mata pencaharian sebagai buruh kupas singkong untuk disuplai ke pabrik aci. Hal ini terjadi karena hampir 70 per sen lahan yang ada di sana sudah menjadi milik perusahaan sehingga masyarakat hanya dapat menjadi buruh kupas saja. Desa Cadasngampar dialiri oleh sebuah sungai, yaitu Sungai Cikeas. Sungai ini cukup besar sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan aliran sungai ini untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari mandi, mencuci, hingga membuang sampah. Dampak dari penggunaan air sungai tersebut menyebabkan baik balita maupun dewasa terkena penyakit kulit. Desa Cadasngampar terdiri dari 2 Dusun, 4 RW dan 22 RT. Berdasarkan letak wilayahnya, pada sebelah utara Desa Cadasngampar berbatasan dengan Desa Cipambuan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cikeas, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciluar, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Citaringgul. Peta lokasi penelitian di Desa Cadasngampar dapat dilihat pada Gambar 4.

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Analisis Dampak Program Pnpm Mandiri Perkotaan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi

0 35 104

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76