Lingkup Dimensi Kegiatan PNPM-M Perkotaan di Desa Cadasngampar

kemiskinan khususnya dan pembangunan masyarakat kelurahan pada umumnya. Lembaga-lembaga partisipatif lainnya yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat KSM, yang dibentuk di tingkat komunitas atau masyarakat untuk melakukan agenda kegiatan secara langsung. KSM ini dapat dibentuk oleh siapa saja atau kelompok masyarakat dalam satu RT. KSM adalah pelaksana kegiatan yang akan melaksanakan tugas yang mereka ajukan untuk ditujukan kepada BKM yang selanjutnya akan diperpanjangkan kepada fasilitator kelurahan untuk pencairan dana.

4.2.1. Lingkup Dimensi Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan PNPM-M Perkotaan yang dilaksanakan oleh BKM ‘Karya Mandiri’ adalah seluruh wilayah Desa Cadasngampar dengan luas wilayah 182.713 ha, yang terdiri dari 2 Dusun, 4 RW dan 22 RT. Kegiatan diawali dengan rembug-rembug waga mulai dari tingkat RT, RW, hingga desa, kemudian dilakukan Focus Group Discussion FGD untuk menggali aspirasi serta menentukan kriteria melalui kegiatan refleksi kemiskinan, kajian pemetaan swadaya dalam rangka penyepakatan aspirasi dan gagasan masyarakat dalam kegiatan penaggulangan kemiskinan. Kegiatan ini pada akhirnya dituangkan kedalam PJM Pronangkis. Rembug warga dilakukan untuk menggali permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan potensi serta sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah. Proses kajian dilakukan di beberapa aspek yaitu aspek lingkungan, ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan serta refleksi kelembagaan dan kepemimpinan. Tetapi, hingga penelitian ini dilakukan, aspek yang yang dilaksanakan hanya aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. 4.2.1.1.Aspek Lingkungan Kegiatan lingkungan adalah komponen kegiatan yang salah satunya didanai oleh BLM PNPM-M Perkotaan dan terkait dengan pengadaaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang melibatkan masyarakat disertai adanya pengendalian mutu dan adanya proses pengawasan, pengelolaan serta pemeliharaan guna mendukung kebutuhan masyarakat sesuai cita-cita mereka. Kegiatan lingkungan memfokuskan kegiatan pada peningkatan kegiatan fisik atau sarana dan prasana lingkungan desa, seperti betonisasi jalan dan pembangunan bendungan air yang melibatkan warga dalam satu RT sebagai satu KSM yang akan melaksanakan kegiatan yang telah didanai, dengan kelompok sasaran utama adalah masyarakat miskin. Maksud pelaksanaan kegiatan lingkungan ini adalah agar terjadi proses pembelajaran membangun lingkungan untuk mencapai kehidupan yang layak serta memenuhi kebutuhan masyarakat sejalan dengan usaha yang mendukung penanggulangan kemiskinan. Sampai saat ini terdapat 12 KSM yang tersebar dalam satu desa pada aspek lingkungan dimana 11 KSM pada RW 1 RT 1, 2 dan 4, RW 2 RT 3, 4 dan 5, RW 3RT 2 dan 4, dan RW 4 RT 1, 2, 3 dan 5 yaitu melakukan kegiatan betonisasi jalan sedangkan 1 KSM lainnya yaitu pada RW 3 RT 2 melakukan pembangunan bendungan air. Penerima manfaat kegiatan aspek lingkungan adalah sebanyak 1.026 rumah tangga yang tersebar pada 13 RT di desa Cadasngampar. Kegiatan ini menjadi tanggungjawab Unit Pelaksana Lingkungan UPL. Gambar 5. Proses pembuatan betonisasi jalan 4.2.1.2.Aspek Ekonomi Program pinjam bergulir merupakan salah satu pilihan dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Prinsip pengelolaan pemanfaat dana pinjaman bergulir harus 100 per sen warga miskin yang tercantun dalam PJM Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan untuk membuat kegiatan usaha produktif yang dapat meningkatkan pendapatan dan atau kesejahteraan mereka. Pinjaman bergulir ini mewajibkan 100 per sen warga miskin yang bergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat KSM terdiri dari 5-6 orang dalam satu KSM pada wilayah RT yang sama. Dari data yang didapatkan terdapat 18 KSM yang berjumlah 93 orang. Para penerima dana pinajaman bergulir akan diberi dana sebesar Rp2.000.000,- sampai Rp3.000.000,- dalam satu kelompok tergantung jumlah anggota yang terdapat didalan satu KSM tersebut. Jadi minimal setiap orang yang tergabung didalamnya minimal mendapatkan dana untuk modal usaha sebesar Rp400.000,- hingga RP500.000,- dan dalam jangka waktu empat bulan, dana tersebut harus dikembalikan kepada Unit Pengelola Keuangan UPK, yang mengelola masalah keuangan pada aspek ekonomi. Gambar 6 . Ketua KSM menerima dana yang diberikan oleh UPK 4.2.1.3.Aspek Sosial Kegiatan sosial memfokuskan kegiatan pada peningkatan keterampilan masyarakat yang lebih diprioritaskan untuk warga miskin agar dapat mempunyai keahlian yang dapat dipakai untuk pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan mendorong warga agar dapt bekerja di pabrik garmen, daripada menganggur dirumah yang sebenarnya lebih didominasi orang yang lebih muda. Kegiatan yang sedang berlangsung saat penelitian dilaksanakan adalah kegiatan menjahit yang dilaksanakan selama satu bulan mulai tanggal 13 Maret hingga 13 April 2011. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab Unit Pengelola Sosial UPS beserta KSM yang menjadi pelaksana kegiatannya. Tujuan kegiatan sosial adalah untuk memperkuat ikatan sosial dengan menggalang kepedulian solidaritas, kebersamaan, dan menumbuhkan kepercayaan dengan menggerakkan kapasitas sosial di masyarakat,juga untuk meningkatkan pendapatan. Gambar 7 . Salah seorang Peserta Kegiatan Menjahit

BAB V ANALISIS DESAIN DAN IMPLEMENTASI

PNPM-M PERKOTAAN Konsep CDD community-driven development memiliki sepuluh ciri yang dapat menganalisis desain serta implementasi kegiatan PNPM-M Perkotaan, yaitu iklim kelembagaan dan kebijakan, investasi sesuai kebutuhan, mekanisme partisipasi, keikutsertaan sesuai gender dan status sosial, investasi pengembangan kapasitas organisasi berbasis masyarakat, fasilitas informasi untuk komunitas, aturan sederhana dan insentif yang kuat, desain kerja fleksibel, scaling up, dan exit strategy. Analisis desain program kegiatan PNPM-M Perkotaan dilaksanakan dengan membandingkan antara aturan dalam PNPM-M Perkotaan dan kesepuluh ciri CDD tersebut. Pada saat diperlukan, analisis juga mencakup kasus-kasus di lapangan.

5.1. Iklim Kelembagaan dan Kebijakan

Iklim kelembagaan dan kebijakan ditujukan untuk menunjang pengambilan keputusan oleh masyarakat dalam penyelenggaraan PNPM-M Perkotaan. Masyarakat miskin dan non miskin secara bersama-sama berkumpulrembug dalam ruangan aula desa untuk merumuskan serta memutuskan langkah-langkah pembangunan yang perlu dilakukan untuk membangun Desa Cadasngampar khususnya menanggulangi masalah kemiskinan yang masih dialami oleh sebagian warga. Mereka secara bersama-sama melakukan Pemetaan Swadaya PS dalam lingkup satu desa, yang menjadi alat pembelajaran masyarakat agar lebih mampu dalam menganalisis keadaan sendiri, mengidentifikasi potensi dan menghasilkan suatu rencana pembangunan yang komprehensif yang merupakan hasil kesepakatan bersama. Berdasarkan hasil di lapangan, hasil Pemetaan Swadaya PS yang telah disepakati bersama merumuskan masalah yang terjadi di Desa Cadasngampar, dengan didampingi oleh Fasilitator Kelurahan Faskel dari Kecamatan Sukaraja, dibentuklah Badan Keswadayaan Masyarakat BKM. BKM yang diberi nama ‘Karya Mandiri’ ini menjadi suara dari aspirasi dan kebutuhan dari masyarakat Desa Cadasngampar. BKM bersama masyarakat melakukan proses perencanaan partisipatif dengan menyusun Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan PJM

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Analisis Dampak Program Pnpm Mandiri Perkotaan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi

0 35 104

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76