a. Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak ada hubungan yang
signifikasi b.
Jika t hitung t tabel maka Ho diterima tidak ada hubungan yang signifikan
c. Untuk mengetahui t tabel, digunakan ketentuan n-2 pada level
signifikan a sebesar 5 tingkat kesalahan 5 atau 0,05 atau taraf keyakinan 95 atau 0,95.
Maka dihasilkan t tabel sebesar 2,0017 berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa t hitung t tabel maka Ho ditolak ada hubungan yang signifikasi.
Berdasarkan perhitungan yang telah penulis lakukan, maka dihasilkan t hitung sebesar 3,87 dan t tabel sebesar
2,0017 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung t tabel maka Ho ditolak,artinya ada hubungan yang signifikan
antara variabel X dan Variabel Y. Hasil perhitungan secara statistik diatas juga didukung
dari hasil wawancara penulis kepada kepala SMP Islam Parung dan Bidang Kurikulum, adapun hasil wawancara tersebut
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Profil Guru PAI SMP Islam Parung yang Diteliti
Nama : Neni Rukmini, M.Pd
Temat, tanggal lahir : Bandung, 11 Januari 1969 Pendidikan :
a. S1 di Al-Karimiyah
b. S2 di UNIAT
Alamat : Kampung Tajur Rt 0404. Desa Pamegarsari
Parung
2
Lampiran
Motto : Hidup adalah perjuangan dan gunakanlah waktu
dengan sebaik-baiknya. Tahun mengajar di SMP Islam Parung : 1993 - sekarang
Pendapat para guru : Ibu Neni Rukmini merupakan guru yang memiliki dedikasi yang
cukup tinggi terhadap SMP Islam Parung, Beliau sudah mengabdikan dirinya dalammengemban tugasnya sebagai guru kurang lebih 22 tahun
lamanya hingga saat ini. Kinerja yang Beliau berikan pada SMP Islam Parung dikatakan baik, memiliki kedisiplinan yang baik baik dari segi
administrasi gurunya maupun maupun dalam aspek kpribadiannya, dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru agama dengan
sebagaimana mestinya, antusias dalam mengajar, disenangi dan disayangi oleh murid-muridnya serta mampu menjadi tauladan yang baik bagi
murid-muridnya maupun guru-guru yang lain.mampu mengayomi para siswanya dengan baik, hubungan dengan sesama guru yang lainpun
dikatakan baik, karena Beliau selalu membuka diri kepada siapapun untuk mau memberikan nasehat, saran yang positif dan kritikan yang
membangun.
3
2. Kondisi Riil kedisiplinan Guru PAI di SMP Islam Parung
a. Kedisiplinan guru PAI di SMP ISLAM PARUNG-BOGOR relatif baik,
hal ini dapat ditunjukan dengan jumlah kehadiran guru dalam melaksanakan KBM. Namun demikian, dalam hal administrasi guru,
perlu adanya perbaikan-perbaikan, seperti dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan pengevaluasian dan tindak lanjutnya
dari proses pembelajaran, seperti pengayaan dan remedial. b.
Kedisiplinan, merupakan hal penting dalam upaya mencapai keberhasilan pembelajaran, tanpa disiplin sulit dan bahkan tidak akan
tercapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. c.
Prosedur yang dilakukan untu mengatasi guru yang tidak disiplin :
3
Ibid
1 Mengingatkan kembali arti penting dari tugas profesional guru.
2 Memeriksa kembali administrasi pembelajaran guru, dalam hal apa
perlu ada perbaikan. 3
Teguran lisan 4
Teguran peringatan secara tertulis. d.
Faktor-faktor penyebab ketidak disiplinan guru, diantaranya: 1
Kurangnya pengetahuan tentang „’wawasan pendidikan „’. 2
Tidak mempunyai rencana pembelajaran yang baik. 3
Kurangnya motivasi untuk melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.
e. Program khusus untuk guru PAI terkait dengan kedisiplinan:
1 Dalam hal kedisiplinan, semuanya sama untuk semua guru.
2 Dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI, secara rutin sekolah
menugaskan guru PAI untuk mengikuti kegiatan MGMP. f.
Sanksi Kepada Guru yang tidak Disiplin : Setelah kepala sekolah melakukan pemeriksaan administratif, teguran
lisan, teguran berupa surat, apabila tidak ada perbaikan-setelah prosedur itu dilakukan, maka, pada tahun berikutnya jam mengajarnya akan
dikurangi dan diberikan tugas tambahan yang sesuai, misalnya menjadi tugas piket atau tugas di perpustakaan.
3. Perkembangan Aspek Afektif Siswa di SMP Islam Parung
a. Perkembangan aspek afektif siswa SMP ISLAM PARUNG sampai
saat ini dikatagorikan BAIK, seperti dalam hal : -
Hubungannya dengan warga sekolah; dengan kepala sekolah, dewan guru dan dengan para karyawan sekolah
dan juga rekan-rekannya para siswa mampu bersikap sopan serta hormat.
- Demikian pula hubungannya dengan siswa sekolah lain,
tidak ada tawuran siswa yang melibatkan siswa SMP ISLAM PARUNG.
- Demikian pula dalam penghayatan keagamaan, relatif
baik. b.
Peran guru dalam hal pengembangan afektif siswa di SMP Islam Parung: Pengembangan afektif, merupakan sesuatu yang tidak dapat di
pisahkan dalam proses pembelajaran, setelah pengembangan kognitif dan psikomotor. Hal tersebut tentunya harus dilakukan oleh semua
guru. Dengan demikian semua guru berperan dalam pengembangan afektif siswa. SMP Islam Parung juga mengadakan program rohis yang
langsung dibimbing oleh guru PAI, serta melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah sebagai salah satu melatih kedisiplinan.
c. Pentingnya pengembangan afektif siswa di SMP Islam Parung
SMP Islam Parung menempatkan pengembangan aspek afektif siswa diposisi yang sangat penting, karena mempengaruhi pergaulan, baik di
rumah, di masyarakat maupun di sekolah terutama dalam hal tatakrama, akhlak, dan pergaulan. Maka dari itu, Pembelajaran yang
paripurna adalah pembelajaran yang berhasil mengembangkan asfek pengetahuan, afektif dan psikomotorik siswa. Ketiganya merupakan
sesuatu yang tidak terpisahkan, sehingga harus tercapai dalam setiap kali KBM dilakukan.
d. Pengaruh tingkat kedisiplinan guru terhadap perkembangan afektif
siswa SMP IslamParung. Kedisiplinan guru dalam pembuatan administrasi guru, kedisiplinan
dalam melaksanakan tugas di kelas dan perilaku guru dalam bersikap dan bertutur kata, akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
afektif peserta didik. Karena tugas guru PAI itu lebih menekankan
kepada pembinaan sikap dan akhlak serta menjadi contoh yang baik kepada peserta didik.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang peneliti jumpai saat melakukan penelitian adalah keterbatasan waktu yang dan biaya sehingga peneliti tidak bisa
melakukan penelitian secara optimal namun peneliti berusaha untuk memanfaatkan waktu dan menggunakan biaya yang ada dengan
semaksimal mungkin guna mendapatkan semua data-data yang dibutuhkan agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Waktu
yang penulis gunakan untuk peneliti ternyata berbenturan dengan kegiatan study tour siswa dan pelaksanaan semesteran. Sehingga
penulis harus meminta kesepakatan waktu untuk melakukan penelitian
observasi, penyebaran angket, dokumentasi, wawancara. Dan terjadi pengunduran waktu hingga beberapa kali.
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada hakikatnya seorang guru selain sebagai pengajar juga merupakan seorang pendidik. Guru agama juga tidak hanya meyampaikan
ilmu pengetahuan agama saja ,tetapi juga harus bisa membimbing dan membina anak didik agar menjadi baik dan mengantarkan anak didik
menuju kearah kekedewasaan. Guru agama juga harus dapat membentuk, menumbuhkan, dan membiasakan norma-norma agama kepada anak didik
dalam kehidupan sehari-harinya. Guru agama di mata murid-murid nya adalah sosok yang sempurna baik akhlak maupun kepribadiannya. Oleh
karena itu guru sangat berpengaruh untuk menciptakan sikap yang baik kepada para siswanya. Terutama dalam pengembangan aspek efektif
siswa.
Dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di SMP Islam Parung penulis juga memberikan kesimpulan bahwa guru PAI yang
menjadi sumber penelitian yakni ibu Neni Rukmini, S.Ag adalah guru PAI yang memiliki kedisiplinan yang baik, dapat menjalankan tugas dan
fungsinya sebagaimana mestinya, antusias dalam mengajar, disenangi dan disayangi oleh murid-muridnya serta mampu menjadi tauladan yang baik
bagi murid-muridnya maupun guru-guru yang lain. Hal tersebut penulis ketahui berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan serta mengikuti
segala kegiatannya selama berada di sekolah. Tidak hanya itu, penulis juga menanyakan kepada guru yang lain perihal kedisiplian Beliau melalui
wawancara dengan kepala sekolah dan bidang kurikulum, penulis juga
menyebar angket kepada siswa untuk mengetahui kedisiplinan guru tersebut.
Penulis juga memberikan kesimpulan bahwa dari hasil nilai product moment sebesar 0,45, maka diketahui pada tabel interpretasi data
nilai “r” angka 0,45 berada di antara Antara 0.40 sampai dengan 0.70. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan guru pendidikan
agama Islam antara perkembangan aspek afektif siswa memiliki hubungan yang sedang atau cukup. Maka hipotesis Nol Ho ditolak dan Hipotesis
alternatif Ha diterima atau dengan kata lain terdapat korelasi antara kedisiplinan guru pendidikan agama Islam terhadap perkembangan aspek
afektif siswa.
B. Saran
Penulis menyarankan hendaknya ada kerjasama yang lebih baik lagi antara guru da pihak sekolah lainnya untuk lebih memperhatikan lagi
masalah kedisiplinan. lebih memberikan perhatian kepada anak-anak didiknya bahwa jangan perkembangan kognitif dan psikomotorik saja
yang diperhatikan, tetapi perkembangan aspek afektifnya pun perlu di perhatikan secara signifikan. karena kematangan aspek afektif kelak akan
menjadi pengontrol kedua asfek tersebut. Selain itu, hendaknya pendididkguru lebih menambah ilmu pengetahuan agama Islam dan
memberi contoh tauladan bagi anak-didik baik dalam mengajar, mendidik maupun pengamalan ibadah.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Bandung: CV. Amrico, 1986.
Ahmadi, Iif Khoirul, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2011.
Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. X, 2010.
Burhanudin, Yusak, Administrasi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, Cet. I, 1998.
Darajat, Zakiyah, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1995.
Darajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, Cet. XVI, 2003. Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. V,
2004. Darajat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. I, 1996. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, edisi 4,
Cet. I, 2008. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, Cet. I, 2000. Djamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca
Kemerdekaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2008. Jalaludin, teologi pendidikan, Jakarta: Raja Grapindo Persada, Cet. II,
2002. Khon, Abdul Majid, Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta: Kencana,
Cet. I, 2012. Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa Indonesia. Jakarta: Konas
Menwa, 2007.