Uji Korelasi Prosentase Perkembangan Aspek Afektif Siswa Variabel Y Tabel 4.23

a. Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak ada hubungan yang signifikasi b. Jika t hitung t tabel maka Ho diterima tidak ada hubungan yang signifikan c. Untuk mengetahui t tabel, digunakan ketentuan n-2 pada level signifikan a sebesar 5 tingkat kesalahan 5 atau 0,05 atau taraf keyakinan 95 atau 0,95. Maka dihasilkan t tabel sebesar 2,0017 berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung t tabel maka Ho ditolak ada hubungan yang signifikasi. Berdasarkan perhitungan yang telah penulis lakukan, maka dihasilkan t hitung sebesar 3,87 dan t tabel sebesar 2,0017 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung t tabel maka Ho ditolak,artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y. Hasil perhitungan secara statistik diatas juga didukung dari hasil wawancara penulis kepada kepala SMP Islam Parung dan Bidang Kurikulum, adapun hasil wawancara tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Profil Guru PAI SMP Islam Parung yang Diteliti

Nama : Neni Rukmini, M.Pd Temat, tanggal lahir : Bandung, 11 Januari 1969 Pendidikan : a. S1 di Al-Karimiyah b. S2 di UNIAT Alamat : Kampung Tajur Rt 0404. Desa Pamegarsari Parung 2 Lampiran Motto : Hidup adalah perjuangan dan gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Tahun mengajar di SMP Islam Parung : 1993 - sekarang Pendapat para guru : Ibu Neni Rukmini merupakan guru yang memiliki dedikasi yang cukup tinggi terhadap SMP Islam Parung, Beliau sudah mengabdikan dirinya dalammengemban tugasnya sebagai guru kurang lebih 22 tahun lamanya hingga saat ini. Kinerja yang Beliau berikan pada SMP Islam Parung dikatakan baik, memiliki kedisiplinan yang baik baik dari segi administrasi gurunya maupun maupun dalam aspek kpribadiannya, dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru agama dengan sebagaimana mestinya, antusias dalam mengajar, disenangi dan disayangi oleh murid-muridnya serta mampu menjadi tauladan yang baik bagi murid-muridnya maupun guru-guru yang lain.mampu mengayomi para siswanya dengan baik, hubungan dengan sesama guru yang lainpun dikatakan baik, karena Beliau selalu membuka diri kepada siapapun untuk mau memberikan nasehat, saran yang positif dan kritikan yang membangun. 3

2. Kondisi Riil kedisiplinan Guru PAI di SMP Islam Parung

a. Kedisiplinan guru PAI di SMP ISLAM PARUNG-BOGOR relatif baik, hal ini dapat ditunjukan dengan jumlah kehadiran guru dalam melaksanakan KBM. Namun demikian, dalam hal administrasi guru, perlu adanya perbaikan-perbaikan, seperti dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan pengevaluasian dan tindak lanjutnya dari proses pembelajaran, seperti pengayaan dan remedial. b. Kedisiplinan, merupakan hal penting dalam upaya mencapai keberhasilan pembelajaran, tanpa disiplin sulit dan bahkan tidak akan tercapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. c. Prosedur yang dilakukan untu mengatasi guru yang tidak disiplin : 3 Ibid 1 Mengingatkan kembali arti penting dari tugas profesional guru. 2 Memeriksa kembali administrasi pembelajaran guru, dalam hal apa perlu ada perbaikan. 3 Teguran lisan 4 Teguran peringatan secara tertulis. d. Faktor-faktor penyebab ketidak disiplinan guru, diantaranya: 1 Kurangnya pengetahuan tentang „’wawasan pendidikan „’. 2 Tidak mempunyai rencana pembelajaran yang baik. 3 Kurangnya motivasi untuk melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab. e. Program khusus untuk guru PAI terkait dengan kedisiplinan: 1 Dalam hal kedisiplinan, semuanya sama untuk semua guru. 2 Dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI, secara rutin sekolah menugaskan guru PAI untuk mengikuti kegiatan MGMP. f. Sanksi Kepada Guru yang tidak Disiplin : Setelah kepala sekolah melakukan pemeriksaan administratif, teguran lisan, teguran berupa surat, apabila tidak ada perbaikan-setelah prosedur itu dilakukan, maka, pada tahun berikutnya jam mengajarnya akan dikurangi dan diberikan tugas tambahan yang sesuai, misalnya menjadi tugas piket atau tugas di perpustakaan.

3. Perkembangan Aspek Afektif Siswa di SMP Islam Parung

a. Perkembangan aspek afektif siswa SMP ISLAM PARUNG sampai saat ini dikatagorikan BAIK, seperti dalam hal : - Hubungannya dengan warga sekolah; dengan kepala sekolah, dewan guru dan dengan para karyawan sekolah dan juga rekan-rekannya para siswa mampu bersikap sopan serta hormat. - Demikian pula hubungannya dengan siswa sekolah lain, tidak ada tawuran siswa yang melibatkan siswa SMP ISLAM PARUNG. - Demikian pula dalam penghayatan keagamaan, relatif baik. b. Peran guru dalam hal pengembangan afektif siswa di SMP Islam Parung: Pengembangan afektif, merupakan sesuatu yang tidak dapat di pisahkan dalam proses pembelajaran, setelah pengembangan kognitif dan psikomotor. Hal tersebut tentunya harus dilakukan oleh semua guru. Dengan demikian semua guru berperan dalam pengembangan afektif siswa. SMP Islam Parung juga mengadakan program rohis yang langsung dibimbing oleh guru PAI, serta melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah sebagai salah satu melatih kedisiplinan. c. Pentingnya pengembangan afektif siswa di SMP Islam Parung SMP Islam Parung menempatkan pengembangan aspek afektif siswa diposisi yang sangat penting, karena mempengaruhi pergaulan, baik di rumah, di masyarakat maupun di sekolah terutama dalam hal tatakrama, akhlak, dan pergaulan. Maka dari itu, Pembelajaran yang paripurna adalah pembelajaran yang berhasil mengembangkan asfek pengetahuan, afektif dan psikomotorik siswa. Ketiganya merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan, sehingga harus tercapai dalam setiap kali KBM dilakukan. d. Pengaruh tingkat kedisiplinan guru terhadap perkembangan afektif siswa SMP IslamParung. Kedisiplinan guru dalam pembuatan administrasi guru, kedisiplinan dalam melaksanakan tugas di kelas dan perilaku guru dalam bersikap dan bertutur kata, akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan afektif peserta didik. Karena tugas guru PAI itu lebih menekankan kepada pembinaan sikap dan akhlak serta menjadi contoh yang baik kepada peserta didik.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang peneliti jumpai saat melakukan penelitian adalah keterbatasan waktu yang dan biaya sehingga peneliti tidak bisa melakukan penelitian secara optimal namun peneliti berusaha untuk memanfaatkan waktu dan menggunakan biaya yang ada dengan semaksimal mungkin guna mendapatkan semua data-data yang dibutuhkan agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Waktu yang penulis gunakan untuk peneliti ternyata berbenturan dengan kegiatan study tour siswa dan pelaksanaan semesteran. Sehingga penulis harus meminta kesepakatan waktu untuk melakukan penelitian observasi, penyebaran angket, dokumentasi, wawancara. Dan terjadi pengunduran waktu hingga beberapa kali. 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Pada hakikatnya seorang guru selain sebagai pengajar juga merupakan seorang pendidik. Guru agama juga tidak hanya meyampaikan ilmu pengetahuan agama saja ,tetapi juga harus bisa membimbing dan membina anak didik agar menjadi baik dan mengantarkan anak didik menuju kearah kekedewasaan. Guru agama juga harus dapat membentuk, menumbuhkan, dan membiasakan norma-norma agama kepada anak didik dalam kehidupan sehari-harinya. Guru agama di mata murid-murid nya adalah sosok yang sempurna baik akhlak maupun kepribadiannya. Oleh karena itu guru sangat berpengaruh untuk menciptakan sikap yang baik kepada para siswanya. Terutama dalam pengembangan aspek efektif siswa. Dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di SMP Islam Parung penulis juga memberikan kesimpulan bahwa guru PAI yang menjadi sumber penelitian yakni ibu Neni Rukmini, S.Ag adalah guru PAI yang memiliki kedisiplinan yang baik, dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya, antusias dalam mengajar, disenangi dan disayangi oleh murid-muridnya serta mampu menjadi tauladan yang baik bagi murid-muridnya maupun guru-guru yang lain. Hal tersebut penulis ketahui berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan serta mengikuti segala kegiatannya selama berada di sekolah. Tidak hanya itu, penulis juga menanyakan kepada guru yang lain perihal kedisiplian Beliau melalui wawancara dengan kepala sekolah dan bidang kurikulum, penulis juga menyebar angket kepada siswa untuk mengetahui kedisiplinan guru tersebut. Penulis juga memberikan kesimpulan bahwa dari hasil nilai product moment sebesar 0,45, maka diketahui pada tabel interpretasi data nilai “r” angka 0,45 berada di antara Antara 0.40 sampai dengan 0.70. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan guru pendidikan agama Islam antara perkembangan aspek afektif siswa memiliki hubungan yang sedang atau cukup. Maka hipotesis Nol Ho ditolak dan Hipotesis alternatif Ha diterima atau dengan kata lain terdapat korelasi antara kedisiplinan guru pendidikan agama Islam terhadap perkembangan aspek afektif siswa.

B. Saran

Penulis menyarankan hendaknya ada kerjasama yang lebih baik lagi antara guru da pihak sekolah lainnya untuk lebih memperhatikan lagi masalah kedisiplinan. lebih memberikan perhatian kepada anak-anak didiknya bahwa jangan perkembangan kognitif dan psikomotorik saja yang diperhatikan, tetapi perkembangan aspek afektifnya pun perlu di perhatikan secara signifikan. karena kematangan aspek afektif kelak akan menjadi pengontrol kedua asfek tersebut. Selain itu, hendaknya pendididkguru lebih menambah ilmu pengetahuan agama Islam dan memberi contoh tauladan bagi anak-didik baik dalam mengajar, mendidik maupun pengamalan ibadah. 98 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Bandung: CV. Amrico, 1986. Ahmadi, Iif Khoirul, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2011. Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. X, 2010. Burhanudin, Yusak, Administrasi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, Cet. I, 1998. Darajat, Zakiyah, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1995. Darajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, Cet. XVI, 2003. Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. V, 2004. Darajat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1996. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, edisi 4, Cet. I, 2008. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. I, 2000. Djamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2008. Jalaludin, teologi pendidikan, Jakarta: Raja Grapindo Persada, Cet. II, 2002. Khon, Abdul Majid, Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2012. Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa Indonesia. Jakarta: Konas Menwa, 2007.