Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

8 Sistem nafkah yang dibangun sangat dipengaruhi oleh etika moral petani baik pada level individu, rumahtangga, hingga komunitas. Etika moral akan mendorong petani untuk berpijak pada basis sosial-kolektif ataukah individual- materialism dalam membentuk strategi nafkahnya. Etika Sosial-kolektif akan membentuk sistem nafkah yang berorientasi kepada terbentuknya jaminan sosial komunitas. Sementara etika individual-materialism akan bermuara pada tindakan ekonomi yang berbasis rasional instrumental orientasi pada tujuan memaksimalkan keuntungan. Mendasarkan diri pada etika moral inilah dapat dilihat sumberdaya apa yang paling dominan sebagai katup penyelamat terhadap berbagai risiko yang dihadapi oleh rumahtangga petani tembakau. Pertanyaan yang kemudian muncul dalam penelitian ini adalah: 1. Etika moral ekonomi apa yang melandasi petani dalam membangun sistem nafkahnya?; 2. Bagaimana bentuk strategi nafkah rumahtangga petani?; 3. Kelembagaan apa saja yang dibangun sebagai implementasi dari sistem nafkah rumahtangga petani?; 4. Sejauh mana strategi nafkah yang diterapkan dapat membangun sistem nafkah yang berkelanjutan sustainable livelihood?.

1.3. Tujuan Penelitian

Mendasarkan diri pada latar belakang dan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis etika moral ekonomi apa yang melandasi petani dalam membangun sistem nafkahnya; 2. Menganalisis bagaimana bentuk strategi nafkah rumahtangga petani; 3. Menganalisis kelembagaan apa saja yang dibangun sebagai implementasi dari sistem nafkah rumahtangga petani; 4. Menganalisis sejauh mana strategi nafkah yang diterapkan dapat membangun sistem nafkah yang berkelanjutan sustainable livelihood. 9

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu mengeksplorasi dinamika sistem nafkah rumahtangga petani tembakau yang bersifat dinamis, khas, dan kompleks; sehingga dapat berkontribusi kepada: 1. Pengambil kebijakan, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dinamika rumahtangga petani tembakau dalam upaya berjuang untuk bertahan dan meningkatkan standar hidupnya. Implikasinya, berbagai kebijakan dalam proses pembangunan senantian berpijak kepada kondisi khas masing-masing wilayah dan berorientasi pada basic-need petani. 2. Dunia akademik, diharapkan dapat menyumbangkan referensi baru dalam khasanah penelitian tentang strategi nafkah livelihood strategy spesifik pada komunitas petani tembakau. 10

II. PENDEKATAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Teori Tindakan Ekonomi

Dilihat dari segi tindakan ekonomi, dalam ekonomi mikro, pelaku diasumsikan mempunyai kondisi yang tetap stabil dan ditentukan oleh satuan pilihannya dan alternatif tindakan untuk memaksimalkan utility atau profit. Ini dikatakan sebagai tindakanpilihan rasional rational choice. Berbeda dengan sosiologi, karena pelaku memiliki berbagai kemungkinan dalam melakukan tindakan, seperti yang diillustrasikan Weber, bahwa tindakan ekonomi dapat berarti rasional, tradisional, atau spekulatif irrational. Hal ini penting, karena ilmu ekonomi tidak memberi tempat pada tindakan tradisional Smelser dan Swedberg, 1994. Selanjutnya tindakan ekonomi dilakukan dengan efisien yang berkaitan dengan sumberdaya yang langka. Sedangkan sosiologi memiliki pandangan yang lebih luas, sebagaimana yang dikemukakan Weber, bahwa secara konvensional memaksimalkan ‘utility’ dikatakan sebagai terminologinya kuantitatif atau dianggap sebagai “rasional formal”. Dalam sosiologi, juga dikenal “rasional substantif”, yang mengacu pada pengalokasian dengan sejumlah prinsip seperti loyalitas komunal atau nilai-nilai yang luhur. Sehingga disini rasionalitas dipandang oleh ahli ekonomi sebagai sebuah asumsi, sedangkan dalam sosiologi, rasionalitas dipandang sebagai sebuah variabel Smelser dan Swedberg, 1994. Weber menjelaskan bagaimana kategori sosiologi tentang tindakan ekonomi. Bagi Weber, tindakan akan dikatakan menjadi “berorientasi secara ekonomi” economically oriented, sepanjang itu sesuai dengan makna subjektifnya, yang difokuskan pada pemenuhan terhadap suatu kebutuhan atau utility . Juga dikatakan bahwa tindakan ekonomi adalah tindakan yang oleh aktor dianggap aman bagi kontrol aktor atas sumberdaya, terutama yang berorientasi ekonomi.

Dokumen yang terkait

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

STRATEGI NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI MISKIN DI DESA SUKORAHAYU KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 16 9

Strategi Nafkah Rumahtangga Nelayan (Studi Kasus di Dua Desa Nelayan Tangkap Kabupaten Lamongan Jawa Timur)

0 6 208

Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Lahan Kering (Kasus Komunitas Petani Lahan Kering Di Desa Lolisang, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan)

0 10 188

Dampak Krisis Ekologi terhadap Strategi Nafkah Rumahtangga Petani di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran

1 18 99

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89

Strategi Dan Kelentingan Nafkah Rumahtangga Petani Di Daerah Rawan Bencana (Kasus Rumahtangga Petani Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat)

4 10 138

Kelentingan Nafkah Rumahtangga Petani Di Wilayah Rentan Banjir: Studi Kasus Dua Desa Di Kabupaten Kudus

0 7 133

DINAMIKA NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI PEDESAAN DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE LIVELIHOD APPROACH (SLA) (Kasus Petani Tembakau di Lereng Gunung Merapi-Merbabu, Propinsi Jawa Tengah).

0 0 9

POLA HUBUNGAN ANTARA TENGKULAK DAN PETANI TEMBAKAU DI LERENG GUNUNG SINDORO SUMBING (Studi Kasus Desa Pagergunung Kecamatan Bulu dan Desa Gentingsari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung) - UNS Institutional Repository

1 1 14