Tinjauan Petani: Sebuah Perspektif

11 Menurut Weber yang dikutip oleh Damsar 2002 bahwa: 1 tindakan ekonomi adalah tindakan social; 2 tindakan ekonomi selalu melibatkan makna; dan 3 tindakan ekonomi selalu memperhatikan kekuasaan. Tindakan ekonomi diinspirasikan oleh custom habit, convention norma, dan interest, artinya tindakan ekonomi dapat berupa rasional, tradisional, dan spekulatif-rasional. Hal inilah yang membedakan dengan ilmu ekonomi yang tidak memberikan tempat bagi tindakan tradisional. Tindakan ekonomi merupakan hubungan dua aktor atau lebih yang berorientasi satu sama lain, membentuk hubungan ekonomi. Hubungan tersebut dapat mengambil beragam ekspresi, mencakup konflik, kompetisi, dan upaya untuk menguasai seseorang kekuasaan. Melalui analisa tindakan ekonominya Weber tersebut dapat jelaskan bagaimana sebenarnya rumahtangga petani melakukan aktivitas ekonominya dalam rangka bertahan dan meningkatkan taraf hidupnya yang didasarkan custom habit, convention norma, dan interest, artinya tindakan ekonomi tersebut didasari oleh rasionalitas, tradisional, dan spekulatif-rasional.

2.1.2. Konsep Petani

2.1.2.1. Tinjauan Petani: Sebuah Perspektif

Untuk memahami perilaku ekonomi rumahtangga petani, maka hal penting yang harus dipahami adalah bagaimana konsep petani itu sendiri. Kurtz 2000: 93- 124 mencoba memahami konsep petani berdasarkan dimensi-dimensi penting yang berkaitan dengan dunia petani. Keempat dimensi penting tersebut merupakan dasar para ahli untuk mendefinisikan petani. Keempat dimensi tersebut adalah: 1 petani sebagai “pengolah tanah di pedesaan rural cultivator; 2 komunitas petani yang bercirikan perilaku budaya yang jelas, membedakan dari pola budaya urban; 3 petani adalah komunitas desa yang tersubordinasi oleh pihak luar; dan 4 penguasaanpemilikan lahan yang diolah petani. Berdasarkan dimensi-dimensi tersebut Kurtz kemudian membedakan para ahli kedalam lima kelompok, yaitu: minimalis, anthropologi, moral ekonomi, Marxian, dan Weberian. Kelima kelompok tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap petani. lihat table 2.1.. 12 Tabel 2.1. Dimensi Konseptual untuk memahami Petani peasant Dimensi Minimalist Anthro- pologi Ekonomi Moral Marxian Weberian 1 Pengolah tanah pedesaan √ √ √ √ √ 2 Komunitas petani dengan budaya yang khas √ √ √ 3 Komunitas tersub-ordinasi √ √ √ 4 Penguasapemilik lahan √ √ Banyaknya kajian Sangat banyak Banyak Sedang Sedang Sangat sedikit Contoh Popkin 1979 Lichbach 1994 Bates 1984, 1988 Teori pilihan rasional lainnya Redfield 1955 Kroeber 1948 Banfield 1958 Scott 1976 Magagna 1991 Kerkvliet 1977 Wolf 1967 Paige 1975 Moore 1966 Shanin 1982 untuk sementara konseptualisasinya Wolf dimasukkan dalam kelompok Marxian, walaupun terkadang argument theoriticalnya masuk dalam kelompok ekonomi moral Sumber: dikutip dari Kurtz 2000:96 Kelompok Minimalis memandang petani sebagai pengolah tanah di pedesaan rural cultivator, dimana mereka berpegang kuat pada teori pilihan rasional. Petani dianggap tidak berbeda dari perilaku ekonomi lainnya. Anthropologi menambahkan satu dimensi penting lainnya yaitu komunitas petani yang bercirikan perilaku budaya yang khas sehingga berbeda dari pola budaya urban. Kelompok ekonomi moral menambahkan satu dimensi lagi yaitu petani merupakan komunitas yang tersubordinasi kuat oleh kekuasaan dari luar. Selain sebagai rural cultivator, komunitas tersubordinasi, kelompok Marxian menambahkan satu aspek penting yaitu dimensi penguasaanpemilikan lahan yang diolah petani. Sedangkan kelompok Weberian mengacu keempat dimensi tersebut

2.1.2.2. Rumahtangga sebagai Basis Ekonomi Petani

Dokumen yang terkait

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

STRATEGI NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI MISKIN DI DESA SUKORAHAYU KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 16 9

Strategi Nafkah Rumahtangga Nelayan (Studi Kasus di Dua Desa Nelayan Tangkap Kabupaten Lamongan Jawa Timur)

0 6 208

Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Lahan Kering (Kasus Komunitas Petani Lahan Kering Di Desa Lolisang, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan)

0 10 188

Dampak Krisis Ekologi terhadap Strategi Nafkah Rumahtangga Petani di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran

1 18 99

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89

Strategi Dan Kelentingan Nafkah Rumahtangga Petani Di Daerah Rawan Bencana (Kasus Rumahtangga Petani Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat)

4 10 138

Kelentingan Nafkah Rumahtangga Petani Di Wilayah Rentan Banjir: Studi Kasus Dua Desa Di Kabupaten Kudus

0 7 133

DINAMIKA NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI PEDESAAN DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE LIVELIHOD APPROACH (SLA) (Kasus Petani Tembakau di Lereng Gunung Merapi-Merbabu, Propinsi Jawa Tengah).

0 0 9

POLA HUBUNGAN ANTARA TENGKULAK DAN PETANI TEMBAKAU DI LERENG GUNUNG SINDORO SUMBING (Studi Kasus Desa Pagergunung Kecamatan Bulu dan Desa Gentingsari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung) - UNS Institutional Repository

1 1 14