Pakan Bibit Aspek Teknik Penangkaran

dipatuki induknya terutama oleh jantannya bahkan dapat menyebabkan anak burung tersebut mati. Naluri yang mendorong induk untuk menyapih anaknya diduga karena induknya mulai birahi. Dugaan ini berdasarkan data perkembangbiakan jalak bali. Jika anak sudah disapih, 1 – 2 minggu kemudian induknya bertelur kembali Nurana 1989. Anakan jalak bali dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Anakan jalak bali sumber: berita burung 2010.

2.6.2 Pakan

Makanan jalak bali berupa buah-buahan, biji-bijian, dan serangga MacKinnon 1989. Makanan alaminya seperti tembelekan Lantana camara dan macam-macam serangga capung, belalang, dan ulat. Di tempat penangkaran, pakan yang umum diberikan adalah pepaya, pisang, telur serangga kroto, tulang cumi-cumi, dan ulat hongkong Nurana 1989. 2.6.3 Kandang Kandang untuk penangkaran jalak bali dapat ditempatkan pada suatu areal yang cukup luas, yang penting harus mempertimbangkan kondisi alami dari jenis burung jalak bali tersebut. Untuk menjamin keamanan dan masa pakai yang lama, maka kandang penangkaran dapat terbuat dari rangka besi atau tiang kayu yang bagus. Dinding kandang dapat dibuat terbuka dengan kawat ram berdiameter 1 cm untuk seluruh dinding atau sebagian dinding dibuat tertutup dari tembok atau ram yang ditutup dengan plastik gelap, sebagian ditutup oleh genteng atau asbes dan sebagian lainnya dibiarkan terbuka yang ditutup dengan kawat ram. Kandang penangkaran dibedakan atas beberapa jenis dengan ukuran yang berbeda-beda Masy ’ud 2010. Untuk lebih jelasnya jenis dan ukuran kandang dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Jenis dan ukuran kandang penangkaran jalak bali No Jenis Kandang Ukuran Kandang 1 Kandang pembiakan 4m x 3m x 2.5m atau 3m x 2,5m x 2,25m 2 Kandang sapihan 4m x 4m x 2,5m atau 3m x 3m x 2,5m 3 Kandang calon induk 6m x 3m x 2m 4 Kandang karantina 4m x 1m x 2,25m 5 Kandang angkut 80cm x 30cm x 20cm 6 Kandang kubah pelepasliaran Tinggi 17,5m dan diameter 17,5m Sumber: Masy ’ud 2010.

2.6.4 Bibit

Syarat keberhasilan pengembangbiakan jalak bali di penangkaran diawali dengan ketepatan dalam memilih bibit. Penangkaran harus benar-benar memperhatikan kualitas bibit atau syarat bibit yang baik yaitu bibit harus sehat, tidak cacat, bersuara lantang dan bagus serta jelas asal usulnya. Sebagai jenis monomorfik yaitu jenis yang memilki ciri morfologi yang relatif sama antara jantan dan betina, maka dalam memilih bibit harus dipastikan bahwa pasangan bibit yang dipilih jelas terdiri dari jantan dan betina. Menurut Masy ’ud 2010, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit yang baik yaitu: 1. Bentuk dan berat badan Bibit jalak bali yang baik memilki bentuk badan bulat panjang dan relatif lebih berat dari pada bibit jalak bali betina. 2. Bulu Bulu bibit yang baik tampak mengkilap, tidak kumal dan apabila disemprotkan air maka air semprotan tidak menempel pada bulunya. 3. Sikap Sikap yang gagah, sorot mata yang tajam, kepala yang tegak tetapi tidak tampak liar. 4. Usia Burung yang dipilih sebagai bibit harus memiliki usia yang muda karena memungkinkan stress dan sifat liarnya masih relatif kecil.

2.6.5 Perawatan kesehatan