sehingga anakan dari generasi F1 tersebut dapat diperjualbelikan. Beberapa pasang telah berhasil dikawinkan dan cukup umur untuk dikawinkan dan bahkan
beberapa jalak bali generasi F2 telah hidup tumbuh dengan sehat. Namun menurut Sukamntoro et al. 2007, jalak bali merupakan Apendiks I CITES yang
perdagangannya hanya diizinkan dalam kondisi tertentu saja misalnya untuk kegiatan riset ilmiah.
5.3
Karakteristik Morfologi
Penelaahan karakteristik morfologi jalak bali hasil penangkaran yang telah dilakukan meliputi karakteristik morfologi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Karakteristik yang bersifat kuantitatif meliputi semua ukuran tubuh sedangkan karakteristik yang bersifat kualitatif meliputi semua ciri khas yang terdapat pada
jalak bali terutama mengenai warna bulu dan pola pewarnaan pada bulu sayap, warna kulit, warna kelopak sekitar mata, dan warna kaki.
5.3.1 Karakteristik morfologi kuantitatif
Penelaahan karakteristik morfologi kuantitatif hanya dilakukan pada jalak bali generasi F1 dan berusia berkisar antara 5
– 12 bulan. Karakteristik morfologi ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak lima pasang yang berasal dari
kandang pemeliharaan. Berikut hasil karakteristik morfologi yang bersifat kuantitatif Tabel 18.
Tabel 18 Karakteristik morfologi kuantitatif jalak bali jantan dan betina pada lima individu di MBOF
No Indikator
Sex Individu ulangan
Rataan Ind 1
ind 2 ind 3
Ind 4 Ind 5
1 No. Ring
J 114
121 05
42 120
- B
116 123
04 09
119 -
2 Panjang badan
cm J
22,8 22,7
26 24
24,1 23,92
B 21
22,8 25,7
25,4 22,5
23,48 3
Panjang ekor cm J
7 7,3
8,8 7,5
7 7,52
B 4
7,2 8,3
7,4 7,2
4,82 4
Panjang sayap cm
J 13,7
16,9 14,7
16,3 15,6
15,44 B
13 13,5
15,1 15,1
14,4 14,22
5 Panjang kepala
mm J
5,6 5,5
5,9 6,6
5,6 5,84
B 5,4
6 6,5
6,2 5,3
5,88 6
Panjang kaki mm
J 13,9
12,7 13,1
14,6 12,9
13,44 B
12 13,7
13,1 12,6
11,5 12,58
7 Panjang paruh
cm J
2 2,1
2,5 2,4
2,4 2,28
B 2,2
2,1 2,5
2,8 2,2
2,36 8
Tinggi paruh cm J
0,8 0,9
0,9 1
0,9 0,9
B 0,9
0,8 1,1
1 0,8
0,92 Keterangan: J Jantan; B Betina.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap lima pasang individu jalak bali, terlihat adanya perbedaan variasi ukuran pada tubuh jalak bali.
Hal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin dan struktur umur. Secara keseluruhan jalak bali jenis kelamin jantan memilki ukuran tubuh yang lebih besar
dibandingkan jalak bali jenis kelamin betina begitu juga dengan jalak bali usia lebih tua memilki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan usia jalak bali
muda. Struktur umur jalak bali di penangkaran MBOF dapat diketahui berdasarkan urutan nomor ringnya. Semakin kecil nomor ring maka semakin tua
usia jalak bali tersebut seperti pada tabel 14 yaitu pada individu 3 nomor ring 04 dan 05 memilki ukuran tubuh yang paling besar dibanding individu lainnya.
Berdasarkan tabel 18 dapat terlihat bahwa ukuran-ukuran tubuh dari jantan dan betina jalak bali tersebut bervariasi. Secara umum diketahui pula bahwa
ukuran tubuh jalak bali jantan lebih besar dibandingkan dengan betina Jaya 2006. Meskipun angka-angka tersebut menunjukan variasi, tetapi dari hasil
analisis statistik perbandingan rata-rata dari semua komponen ukuran tubuh dengan menggunakan uji t-student menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata
diantara jenis kelamin jalak bali jantan dan betina tersebut pada selang kepercayaan 95. Ini berarti bahwa sifat-siafat kuantitatif ukuran tubuh jalak
bali jantan dan betina tidak berbeda nyata. Berikut tabel uji t-student dengan menggunakan software SPSS Tabel 19.
Tabel 19 Hasil perbandingan jenis kelamin jalak bali di MBOF menggunakan SPSS
No Parameter
Rata-rata Standar deviasi
Uji t-student
Hasil Jantan
Betina Jantan
Betina
1 Panjang
badan 23,92
23,98 1,33
2,01 0,408
Tidak berbeda nyata
2 Panjang ekor
7,52 6,82
0,75 1,64
0,868 Tidak berbeda
nyata 3
Panjang sayap
15,44 14,22
1,27 0,94
1,720 Tidak brbeda
nyata 4
Panjang kepala
5,84 5,88
0,45 0,55
0,130 Tidak berbeda
nyata 5
Panjang kaki 13,44
12,58 0,79
0,87 1,634
Tidak berbeda nyata
6 Panjang
paruh 2,28
2,36 0,22
0,29 0,496
Tidak berbeda nyata
7 Tinggi paruh
0,90 0,92
0,07 0,13
0,302 Tidak berbeda
nyata
Berdasarkan hasil perhitungan uji t-student dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil bahwa jalak bali jantan dan jalak bali betina tidak berbeda nyata.
Parameter ukuran tubuh jalak bali yang di ukur mulai dari panjang badan, panjang ekor, panjang sayap, panjang kepala, panjang kaki, panjang paruh, dan tinggi
paruh menujukan hasil tidak berbeda nyata dengan t hitung t tabel sehingga tidak berbeda nyata. Berdasarkan hasil pengukuran morfologi kuantitatif yang
telah dilakukan oleh Masy ’ud 1992 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 20 Perbandingan rataan ukuran tubuh jalak bali jantan dan betina
No. Ukuran tubuh
Sex Asal jalak bali
MBOF Masy
’ud Helvoort
et al.
1 Panjang badan mm
J 239,20
72,60 231,4
B 234,48
70,68 217,5
2 Panjang sayap mm
J 154,40
198,80 135,9
B 142,20
191,53 231,2
3 Panjang ekor mm
J 75,20
80,70 80,0
B 74,20
76,98 74,1
4 Panjang paruh
J 22,80
26,00 24,4
B 23,6
24,05 23,1
5 Tinggi paruh
J 9,00
9,70 -
B 9,2
8,63 -
Sumber: Masy’ud 1992; Helvoort et al. 1985.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Masy ’ud 1992 mengenai
penelaahan karakteristik morfologi jika dibandingkan dengan hasil pengukuran parameter tubuh jalak bali di MBOF diperoleh hasil pengukuran yang relatif
sama. Dari ke-14 parameter yang diukur, terdapat lima parameter yang sama yaitu panjang tubuh, panjang ekor, panjang sayap, panjang paruh, dan tinggi paruh.
Sebagai contoh rataan ukuran panjang total tubuh berdasarkan hasil pengukuran di MBOF sekitar 23,92 cm atau 239,2 mm relatif sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Masy ’ud 1992 yang merupakan dari penjumlahan ukuran
panjang badan, panjang paruh, dan panjang ekor yaitu sekitar 179,3 mm. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Helvoort et al. 1985 misalnya
untuk panjang badan jalak bali jantan di MBOF yaitu 239,2 mm sedangkan hasil pengukuran Helvoort et al. 1985 panjang badan jalak bali jantan yaitu 231,4
mm. Angka tersebut tidak jauh berbeda sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi tekanan inbreeding pada jalak bali di MBOF.
5.3.2 Karakteristik morfologi kualitatif