Perkembangbiakan Aspek Teknik Penangkaran

sebab yang pada awalnya telah mengakibatkan kemerosotan populasi jalak bali sudah ditanggulangi dengan baik Helvoort et al. 1986. Beberapa penangkaran jalak bali yang sudah ada seperti di Kebun Binatang Surabaya KBS, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah, penangkaran jalak bali UD. Safari Bird Farm di kabupaten Jombang, dan penangkaran di Tegal Bunder, Taman Nasional Bali Barat TNBB. Perkembangan penangkaran di Tegal Bunder TNBB pada beberapa tahun terakhir terlihat mengalami penurunan yang merupakan hasil sumbangan dari KBS dan TSI Taman Safari Indonesia I Cisarua serta hasil sitaan maupun anak yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 284 ekor dan pada tahun 2006 tersisa sekitar 70 ekor. Hal tersebut disebabkan antara lain kurang gencarnya penelitian tentang pengembangan penangkaran dari pihak terkait, sehingga para petugas hanya memiliki pengetahuan yang terbatas dalam pengelolaan penangkaran tersebut dan kematian satwa dalam penangkaran di TNBB tersebut cukup memprihatinkan Aryanto 2010.

2.6 Aspek Teknik Penangkaran

2.6.1 Perkembangbiakan

Jalak bali termasuk burung yang terbang secara bergerombol pada saat musim kawin antara bulan November sampai dengan bulan April sedangkan di penangkaran terjadi sepanjang tahun dan dalam mencari makan Helvoort et al. 1988. Hartojo dan Suwelo 1985 mengatakan musim kawin terjadi pada bulan Januari sampai dengan AprilMei. Menurut Gepak 1986, masa breeding burung jalak bali di habitatnya pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret. Perbedaan musim kawin diduga berhubungan dengan tersedianya makanan dalam jumlah cukup bagi jalak bali pada musim breeding tersebut. Musim breeding ini agak berbeda dengan penangkaran burung jalak bali di Kebun Binatang Surabaya KBS. Jalak bali di KBS dapat bertelur setiap saat. Setiap bertelur dapat menelur 2 – 4 butir. Setiap pasang induk paling banyak hanya mampu membesarkan dua ekor burung. Jalak bali jantan dan betina sulit dibedakan kecuali melalui perilaku pada saat birahi dan hal tersebut tidak pasti 100 Helvoort et al. 1985. Sangat sulit dilakukan pembakuan kriterianya hanya para pakar dan penggemar burung yang telah lama menangani jalak bali yang dapat menentukan jenis kelamin. Kriteria- kriteria alam yang dipakai para pakar yaitu melalui ciri-ciri khas yang dimiliki tiap jenis kelamin tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2 Ciri-ciri morfologi yang membedakan jenis kelamin jalak bali Ciri Morfologi Jenis Jantan Jenis Betina Kepala Lebih besar dan bentunya panjang Lebih kecil dan bentuknya cenderung bulat Daerah sekitar mata Warna lebih gelap dan permukaannya lebih kasar Warna lebih terang dan permukaannya lebih halus Ukuran tubuh Lebih besar dan gagah Lebih ramping Jambul Lebih panjang dan hampir merupakan kuncir Relatif lebih pendek dan datar Sumber: Jaya 2006 Jalak bali memiliki sifat monogamus yaitu sex ratio jantan dan betina adalah 1:1. Selama melakukan perkawinan jalak bali tidak boleh merasa terganggu karena akan mengakibatkan gagalnya perkawinan tersebut. Oleh karena itu, pada saat melangsungkan perkawinan, kandang harus tertutup dan bebas gangguan Jaya 2006. Pada musim kawin, jalak bali jantan sering mengejar betina dan mencoba mengusir jantan yang lain dan jika terjadi kecocokan maka antara keduanya sering berdekatan. Pada saat bercumbu jambul yang panjang pada jantan terlihat ditegakan dan diturunkan sambil berkicau MacKinnon 1989. Ciri-ciri jalak bali yang akan bertelur antara lain frekuensi masuk ke sarang baik jantan maupun betina relatif tinggi dibanding biasanya dan sering membawa ranting-ranting kering atau rumput masuk kedalam sarang sebagai alas sarang Nurana 1989. Jalak bali bertelur antara dua sampai tiga butir dalam satu kali reproduksi MacKinnon 1989. Telur jalak bali berwarna kebiru-biruan, berbentuk bulat panjang oval, rata-rata berukuran panjang 30,8 mm dan lebar 22,3 mm dengan bobot 8,2 gram Sieber 1983 dalam Helvoort et al. 1986. Lama pengeraman telur berlangsung rata-rata 11 – 14 hari Nurana 1989. Di tempat penangkaran, pengeraman telur dimulai pada waktu telur pertama kali dihasilkan Sieber 1983 dalam Helvoort et al. 1986. Lama pengasuhan anak di penangkaran kurang lebih selama satu bulan. Apabila lebih dari satu bulan anak jalak bali belum dipisahkan dengan induknya maka anak jalak bali tersebut dipatuki induknya terutama oleh jantannya bahkan dapat menyebabkan anak burung tersebut mati. Naluri yang mendorong induk untuk menyapih anaknya diduga karena induknya mulai birahi. Dugaan ini berdasarkan data perkembangbiakan jalak bali. Jika anak sudah disapih, 1 – 2 minggu kemudian induknya bertelur kembali Nurana 1989. Anakan jalak bali dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Anakan jalak bali sumber: berita burung 2010.

2.6.2 Pakan