3.4.2.4 Silang dalam pada satu atau dua individu yang berkerabat
Silang dalam pada satu atau kedua individu yang berkerabat cenderung mengurangi kekerabatan antara kedua individu tersebut. Silang dalam
mengakibatkan individu-individu tersebut lebih homozigot yang berakibat menurunkan genotip. Jadi pada dasarnya hal ini akan mengurangi peluang kedua
individu memilki gen-gen yang sama sebesar rataan kedua koefisien silang dalam. Rumus untuk menghitung koefisisen kekerabatan pada kasus ini Noor 2008
adalah :
Keterangan : R
xy
= koefisien kekerabatan antara individu X dan Y n = jumlah generasi dari individu X dan Y sampai pada moyang bersama
F
x
= koefisien silang dalam individu X F
y
= koefisien silang dalam individu Y
3.4.3 Karakterisrik Morfologi
Penelaahan karakteristik morfologi genetik dilakukan tehadap lima pasang jalak bali yang ada di penangkaran generasi F1. Data karakteristik
morfologi yang dianalisis berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif ditabulasikan ke dalam tabel dan dianalisis secara deskriptif, sedangkan data
kuantitatif yang terkumpul ditabulasi dan dihitung nilai rataan dan simpangan bakunya selanjutnya dilakukan pengujian perbandingan nilai rataan dengan uji t-
student menggunakan software SPSS untuk menentukan adanya perbedaan antar jenis kelamin jantan dan betina. Selain itu, juga dilakukan perbandingan
terhadap pengukuran morfologi kuantitatif yang telah dilakukan di MBOF dengan pengukuran morfologi yang terdahulu secara deskriptif untuk menentukan ada
tidaknya inbreeding depression karena terjadinya penurunan dari sifat-sifat morfologinya.
Kriteria uji menggunakan tingkat kepercayaan 95. Pengujian terhadap hubungan antara parameter yang diukur dan diamati menggunakan hipotesis
sebagai berikut: R
xy
= ∑ 12
n
1+Fa √1+F
x
1+F
y
H = tidak ada perbedaan morfologi kuantitatif yang nyata antara jenis
kelamin jantan dan betina jalak bali di MBOF H
1
= ada perbedaan morfologi kuantitaif yang nyata antara jenis kelamin jantan dan betina jalak bali di MBOF
Pengambilan keputusan atas hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Jika t
hitung
dari t
tabel
, maka tolak H Jika t
hitung
dari t
tabel
, maka terima H
BAB IV KONDISI UMUM
4.1 Sejarah Kawasan
Penangkaran Mega Bird Farm didirikan pada tahun 1996 berdasarkan hobi pengelola dalam memelihara burung khususnya burung-burung berkicau dan
burung jalak bali Leucopsar rothschildi. Pada tahun 2010, lokasi ini berganti nama menjadi Mega Bird and Orchid Farm MBOF yang kemudian disahkan
dan diakui oleh pemerintah berdasarkan pada Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHKA No. SK. 22IV-SET2010 tentang pemberian izin penangkaran jalak bali
Leucopsar rothschildi yang dilindungi oleh undang-undang dan Surat Keputusan BBKSDA Jawa Barat No. SK. 164BBKSDA-JABAR-12010 tentang pemberian
izin penangkaran burung yang tidak dilindungi oleh undang-undang serta pada tahun 2011 pemerintah juga telah mengeluarkan surat keputusan melalui
Direktorat Jenderal PHKA dengan No. SK. 22IV-SET2011 tentang izin usaha penangkaran burung aves yang dilindungi oleh undang-undang.
4.2 Tujuan dan Manfaat
Mega Bird and Orchid Farm memiliki tujuan untuk kegiatan konservasi pelepas-liaran ke alam dan untuk tujuan ekonomi. Selain itu, penangkaran ini
juga memiliki manfaat antara lain: a.
Untuk kegiatan pendidikan dan penelitian b.
Menjaga jenis-jenis dilindungi dari ancaman kepunahan c.
Mengembangbiakkan jenis-jenis dilindungi di luar habitat aslinya dengan tetap menjaga kemurnian genetiknya.
4.3 Letak dan Luas Kawasan
Secara administratif, MBOF terletak di Desa Cijujung Tengah, RT. 05 RW. 04, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi
tersebut memiliki luas total sebesar 23.500 m
2
yang terdiri dari luas bangunan sebesar 10.000 m
2
dan luas pekarangan sebesar 13.500 m
2
. Berikut lokasi MBOF pada Gambar 11.